Terkadang kita harus berani berjalan sendiri, tanpa keluarga tanpa sanak saudara tanpa ada orang-orang sukarela tulus mengulurkan kebaikannya untuk kita.
Iya, tak selamanya keluarga selalu ada menjadi tempat tumpah dan pulang yang paling nyaman. Tidak selamanya kita bisa bermanja pada mereka. Ada saatnya kita jauh dan sudah dari jangkauan mereka.
Ada saatnya aku harus berani sendiri, memutuskan bersikap seperti apa tanpa sibuk bertanya harus seperti apa baiknya bersikap.
Sendiri. Sendiri. Diri sendirilah yang paling setia menemani, hanya diri sendirilah yang paling bisa diandalkan memecahkan beberapa permasalahan problematika kehidupan. Diri sendiri, cukup diri sendiri.
Kabar membahagiakan yang melapangkan hati adalah, dengan tidak usah bergantung sama manusia terus-menerus. Tidak usah bergantung pada manusia berharap terus sama mereka. Karena bisa kecewa.
Ada titik dimana sabar dan imanmu diuji. Ada titik dimana hanya ada kamu sendiri. Hanya ada aku sendiri. Dan berharap pada doa-doa yang kita panjatkan, semoga Tuhan berkenan memberikan cahaya dan pertolongan.
Hanya Allah yang tidak pernah mengecewakan hambaNya
BalasHapusIya, kak π€
BalasHapusParagraf 5
BalasHapus... adalah, dengan tidak usah lebih enak kalau diganti adalah tidak usah bergantung pada manusia terus-menerus
Semangat, Kak
Keputusan yg diambil tiap kita adalah mengikuti proses hidup manusia itu sendiri.
BalasHapusada kalanya seseorang butuh menepi sejenak, merenung sendirian hanya ada dia dan dirinya sendiri.
BalasHapusπ ada beberapa kalimat yang berulang ya kak .. Lain itu udah mengalir πππ
BalasHapusTerima kasih, Kak. Terima kasih yang sudah mampir masukkannya saya terima dengan senang hati. Masih perlu banyak belajarπ
BalasHapusHidup itu proses
BalasHapus"Sendiri. Sendiri. Diri sendirilah..."
BalasHapusBisa di kurangi satu nih yang di bagian depan
Baik, Kak
BalasHapusTerima kasih