Rabu, 22 Februari 2017

This is Me, with my weirdness

Assalamu'alaikum, sahabat ... 😊

Semoga sehat-sehat yaa. Alhamdulillah ...

Perkenalkan nama pemilik resmi yang bertanggung jawab terhadap seluruh isi akun blog ini adalah Fitri. Ya, Fitriani Nurul Izzati. Itu tuh yang orangnya kecil, imut, manis, so cantik so pinter gitu deh. *Timpuk aja orangnya pake bantal love atau bola salju 😂

Kelahiran Ciamis, 15 Juli 1995. Mojang sunda asli. Putri ke-5 dari pasangan terr ... romantis sejagat raya. Yang meskipun raganya telah dipisahkan dua dunia, tapi tetap mengabadi dalam sanubari disaksikan lambaian angin pada serumpun padi menguning. Ibu yang hatinya seputih salju, Siti Juariah (alm) dan Bapak gagah wibawa, Ahmad Baneji. Disaksikan oleh para malaikat,  penduduk langit dan bumi. Saaaaah.

Perpaduan dari kulit putih dan coklat sehingga menghasilkan sebentuk wajah gadis berwajah imut sawo matang. Namun, akhir-akhir ini semakin menampakkan cerahnya karena keseringan dilulur lumpur lapindo. *eh

Okay, ada yang mau minta tanda tangan atau mau tanya-tanya kayak artis di instagram yang pake tag #Askme? Mana mana mana, sini! Eh, nggak ada ya, yaudah! Hehehe

Hmmm, apalagi ya perkenalannya?

Hmm... aktivitasku sekarang, kuliah, ngajar, main, makan, curhat, sholat, baca, tidur, chatting, mandi, nulis, bisnis (pengennya), dan menebar cinta pada semesta. Asyik.

Aku masih mahasiswi semester 4, Fakultas Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang, Tangerang Selatan. Semacam makhluk yang tidak betah tinggal lama di kampung halamannya. Karena, pindah-pindah terus.

Dari kecil sampai sekarang berusia mendekati 22 tahun. Berpindah-pindah dari mulai tinggal di Perancis, Singapur, Turki, dan Mekkah-Madinah Al-mukarramah. Eh, Aamiinin bareng-bareng yaaaa biar bisa keliling dunia bareng suami dan keluarga nantinya. Wkkwkwk

Percayalah, kalian! Aku ini orangnya baik kok nggak galak nggak suka makan orang, jadi nggak usah takut ataupun malu-malu kalau mau kenalan atau jadi sahabat dekat dunia akhirat yaa. Tenang, tanda tanganku masih mudah didapat kok sekarang mah. *peace ✌

Ya, intinya aku seorang perempuan muda yang tengah beranjak usia dewasa awal. Dari zaman orok, SD, SMP, dst terkenal dengan sifat sensitif dan manja. Dibanding Kakak-kakakku yang lainnya Fitri/Pipit ini adalah orang yang paling mudah ngambek dan nangis. Tapi, itu dulu. Sekarang juga masih suka sih kadang, tapi udah insyaf. Heheeee

Aku punya adik tauuuuuuuu ... Adikku manis, cantik, baik hati, rajin menabung (ehm), dan juga tidak sombong. Aku seneng sih jadi Kakak, bangga banget malah bisa jadi seorang Kakak. Tapi, tetep aja sikap kekanakan dan manjaku kalau lagi kumat nggak mau dikalahin orang lain. Hhe I want to be my father's girl forever.

"Nggak ketebak, punya dunia sendiri, nggak sembarangan cerita sama orang lain, mudah dekat, setidaknya itulah kalimat yang meluncur dari teman sekamar dan sekerjaanku. Setelah aku todong pakai pedangnya goblin. *Eh nggak ding bohong haha

Ya, intinya mungkin itulah penilaian teman paling dekat yang ketemu dari mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi.

Betul juga sih. Aku memang merasa tidak mudah berbicara banyak hal sama sebagian orang. Tapi, juga bisa dengan mudah dekat akrab sama beberapa orang. Itu sudah sifat yang aku miliki sejak kecil.

Jadi, mohon maafkan yaaa kalau ada pihak-pihak yang merasa tersinggung dengan sikap atau perilakuku. Hehe udah kayak gini sih orangnya. Intinya mah pilih-pilih orang, pilih-pilih kata, mana yang disimpan mana yang dikeluarkan.

Mungkin, teman seasrama ku ini kadang merasa aneh dan bingung. Karena, aku jarang terbuka. Tapi tetap ceria. Tapi, tak apa ya. Mohon dimaafkan. Aku memang seperti ini.

Dan satu lagi - I am a moody girl. Mood nya kadang kayak rollercoaster naik turun. Bikin jantung nggak karuan, hati tak tertahan, dan wajah tambah rupawan. *Eh

Kalau mengerjakan tugas atau sesuatu, semacam nunggu wangsit dulu alias mood yang semeriwing bagus baru deh lancar mengerjakannya. Tapi, kalau lagi kepepet mah bisa aja sih jurus saktinya keluar. *criiing

Suka baca, suka anak-anak, dunia pendidikan, english, ekonomi, psikologi, dan bla bla bla ...

Setiap orang memiliki karakter unik dan kepribadiannya masing-masing. So, tak usah risau dengan memperbandingkan. Sibuklah diri dengan perbaikan dan peningkatan. Karena, tugas kita adalah menjadi rahmat bagi semesta. Bukan semata kalah-menang dalam pertarungan.

Jika aku sedang menjadi api, maka jadilah kau air untuk memadamkan panasku.

Jika aku sedang menjadi air, maka izinkan aku menyejukkan panas apimu. Damai di hati pun akan terasa. Hidup bersama dalam bahagia. *Asyik.

Dan satu lagi, aku adalah orang yang suka merapikan rak-rak kenangan pada bait-bait romantis dalam sanubari. Memorinya kuat melekat dan suka baper kalau ingat. Jangan heran kalau mudah cemburu lalu cepat taubat.

Tersimpan rapi  di bagian otak. Alias senang flashback dan belajar dari masa lalu yang terserak.

Udah ah ya, sekian perkenalan dari Fitri. Salam sayang bukan sekedar sayang tapi mampu membuat sayap melayang hingga ke kahyangan.

Semogaaaaa ... Aku (terutama) dan kita semua bisa menjadi kebahagiaan dan kebanggaan orang tua tidak hanya di dunia tapi juga di hadapan Allah kelak. Aamiin.

Mari saling mengenal dan memahami. Bersama satu cinta - pada Illahi ... Xixi

Kamis, 16 Februari 2017

T

Terima kasih sudah memilihku, dear.
Terima kasih sudah menjadi bagian paling berharga di hidupku.

Mendengar suaramu adalah obat bagi rindu yang menyesak dada. Lekas sembuh yah, dear. May Allah bless u 💚

Rabu, 15 Februari 2017

Sarapan dan Rincik Suatu Pagi

Pagi ini, seorang diri, aku tengah terduduk di kantin sekolah menghadap barat matahari. Menikmati sarapan dan gorengan ala kadarnya demi menegakkan tubuh menunaikan tugas laksana. Menerima seringai senyum manis diantara lalu lalang murid sekolah yang semangat menerobos basahnya bumi menjemput cahaya ilmu.

Keramaian hujan dari atap langit, tengah riang berlari-lari diantara kolong langit dan bumi. Juga, di lapangan sekolah tempat aku menghadap. Ia menceritakan tentang keangkuhan, kerakusan dan tekad mulia, kasih sayang dan ketulusan, perjuangan dan masa muda, etos kerja dan seni menikmati hidup, kikir dan syukur, disiplin dan berkejaran dengan waktu, pun tanggung jawab serta rasa damai bahagia.

Semua itu terbingkai dalam masa kejayaan yang masih tertinggal diantara bangunan-bangunan tua yang masih gagah menantang langit. Menarik elemen-elemen yang masih hidup untuk meniti kembali masa-masa gemilang diantara hiruk pikuk metropolitan; persaingan dunia pendidikan masa kini.

Hujan bak orang yang jatuh cinta katamu, hadirnya selalu di suka baik oleh yang tua ataupun muda. Ya, aku sependapat denganmu. Karena ternyata aku bukan hanya suka pada hujan, tapi hujan telah mengingatkanku - kamu itu indah, aneh, dan tenang. Dan aku rindu.

Ada ketenangan luar biasa ketika aku menuliskan rangkaian kalimat dalam note ponsel kali ini. Aku merasa telah melakukan pilihan yang baik. Seorang gadis 21 tahun. Yang masih ada sisi labil dan ragu dalam jiwanya, namun berusaha meneguhkan gegap langkah. Apapun yang terjadi, aku berhak menentukan arah hidup dan menemukan bahagia berdasar yakinku. Yang semoga - tak lepas dari pertolongan dan kasih sayang-Nya.

Untuk sebuah hal yang kusebut itu cita-cita dan mimpi. Tak sekedar mimpi, aku menaruh harapan besar pada setiap desir angin lewat tetes keringat lelah yang pernah tercurah. Semoga menjadi sebab bahagia, sejahtera, dan mulianya keluargaku dalam bingkai cahaya iman. Dalam setiap inchi jalanan yang aku lalui dengan peluh dan kaki melepuh - semoga menjadi bekal rindunya syurga bagi para generasi penerusku.

Islam dan pendidikan yang baik haruslah diperjuangkan. Betapapun kita kesulitan karena harus merangkak, tersandung, dan menderita. Oh, tidak! Percayalah kita tidak harus dan sedang menderita, kita hanya sedang dikasihi oleh penghuni langit. Mari, berjalanlah kepada-Ku dengan perjuangan tekad terbaikmu. Aku yang akan menuntunmu menuju kemuliaanku.

Percayalah, sedikit demi sedikit walau secuil demi secuil tapi itu pasti - akan membuahkan hasil bagi masa yang akan datang. Saat kau tak lagi muda dan digjaya. Mereka angin, awan, dan api akan mendatangimu dengan tunduk - atas setiap syukur dan niat yang sudah direka menjelma menjadi bahasa hidup dan mati yang membahagia.

Aku disini, masih menatap cucuran air dari genting yang memberi minum pot-pot kecil tempat tinggal bunga dan dedaunan tumbuh. Dahaga dan riang yang terpuaskan. Muda, berkarya, dan kaya raya - semoga. Jangan pernah takut, dear.

Kesuksesan dan kemapanan, berasal dari setitik demi setitik jalan yang dilewati. Pegang eratlah tanganku, aku percaya, kita bersama menatap dan memandang yakin ke depan - kita pasti bisa dan luar biasa.

Ayo, kerahkan energi terbaikmu untuk menebar positif bagi setiap detik kehidupan yang masih diberi. Merangkul setiap kebaikan untuk dijadikan bekal bagi masa depan. Merajut setiap bahagia dan damai bagi aliran denyut nadi syahdu selaras seirama. Berjalan bersama meniti kehidupan.

Bersabarlah untuk setiap proses. Semakin giatlah membangun pribadi baik. Berbagilah tanpa usah kau peduli rasa takut kehilangan dan tamak. Berjuanglah. Dan bertekadlah dengan yakin dan percaya - bahwa semua bisa kita lewati dengan baik. Setiap tantangan dan aral terjal itu akan meringkuk kesakitan dan bersorak sorai karena kita adalah pemenang.

Ya, kita adalah pemenang sejati dengan kuat dan tekad membaja di hati. Allah akan membantu kita. Aku percaya. Maka, tetaplah dengan niat yang baik dan mulia di hati. Jangan pernah menyerah, tak kenal lelah, semoga kebaikan dan rahmat-Nya senantiasa mengucur dari segala penjuru langit dan bumi bagi segenap penghuni alam.

Allah Yang Maha Rahman dan Rahiim, bersama kita.

Senin, 13 Februari 2017

NGOMIK with Taqy Malik dan Ustadz @Kamalique

Aku anak rohis ...
Selalu optimis ...
Bukannya sok narsis ...
Kami memang manis ... 😎

.....
.....
.....

Masih ingat dengan lagu itu, nggak man-teman? Yang dulu waktu di SMP/SMA/SMK-nya ikutan Rohis pasti tau ... 😚

***

Jadi, pagi tadi hujan menyerbu daerah Karang Tengah secara keroyokan, aku yang berniat akan mengikuti sebuah acara bersama teman-teman Alfaris (Alumni Forum Aktifis Rohis), sempat merasa ragu untuk hadir atau tidak, melihat cuaca sedang hujan deras.

Bergegas seperti biasa di pagi hari, akhirnya dengan kekuatan tekad dan mencari obat dahaga ilmu --- karena pekan kemarin kami tidak liqa dikarenakan guru kami yang mendadak sakit --- semoga lekas disembuhkan dan disehatkan selalu. 🙇 Aku pun pergi menuju tempat acara setelah sebelumnya melewati perjalanan yang alot, karena nggak tau lokasi tepatnya.

Alhasil, setelah bertanya ke beberapa orang yang ditemui; aku diantar oleh Bapak Ojeg yang baik hati sampai pula di tempat tujuan.

Mesjid Al-Hikmah, Perum Peruri, daerah Mencong. Ahad, 12 Februari 2017. Tepat pukul 08.00 WIB. Terlihat beberapa panitia menyambut para peserta yang hadir dengan ramah.

Desir halus itu kembali menyapa, cinta pada jalan dan ukhuwah ini. Aku kembali berada diantara barisan kalian meski dengan terbata menambal segala kekurangan diri. Namun, bersama di jalan ini, aku tengah menenun mimpi kembali --- Aku ingin lebih baik.

Setelah mengisi absen dan bersalaman dengan panitia akhwat, dengan percaya diri aku berjalan memasuki tempat acara mencari sahabat yang sudah lebih dahulu sampai.

Tampak lambaian tangan tertuju padaku, diiringi senyuman damai penuh khas ia. Mba Tri, rekan satu lingkaran. Mengambil tempat duduk, bersalam sapa melepas rindu, lalu aku segera fokus pada pembawa acara yang sudah memulai acaranya.

Tak ingin rasanya kehilangan satu momen pun, karena setiap gerik dan kegiatannya adalah pembelajaran berharga untukku. Setelah, ayat-ayat cinta syahdu dilantunkan dilanjut sambutan ketua panitia juga pembina. Kami yang berjumlah sekitar 215 orang, ikhwan dan akhwat dengan tempat duduk disekat, semakin asyik mengikuti acara.

Ice breaking dari Kak Irfan, pembawa acara yang selalu kocak namun serius mampu mencairkan suasana diantara kami, para peserta acara NGOMIK (Ngobrol Muslim Inspiratif dan Kreatif). Tertawa lepas, dan hanyut dalam suasana acara.

Beberapa menit dan hampir jam berlalu, diselingi menonton video tentang program kegiatan kece dari Alfaris dan perkenalan para pengurusnya.

Akhirnya, pemateri yang sudah ditunggu-tunggu datang juga. Sambil panitia mempersiapkan beberapa hal keperluan untuk pemateri, mataku mengekor apa yang dilakukan lelaki berperawakan sedang namun tampak penuh wibawa itu.

Ia melaksanakan sholat dhuha di dalam mesjid, di tempat yang cukup jauh dari peserta acara. Karena memang kegiatan kami di mesjid jadi lebih mudah untuk melaksanakan dhuha secara langsung.

Yes, materi pertama dari inspirator muda siap dihidangkan. Master of ceremony sudah mempersilahkannya.

Terpampang jelas lelaki berbaju kotak-kotak, baju kaos, dan celana jeans rapi, setelan anak muda gaul. Memulai dengan perkenalan.

Aku sempat berfikir, siapa anak muda ini? Setelan gaul dan kekinian. Mengisi acara training dan inspirasi untuk anak-anak yang notabene aktifis Rohis.

Hmmm ...

Sang moderator pun, menyapa dan memperkenalkan terlebih dahulu, pemateri muda kita ini. Ternyata dia adalah 'Ahmad Taqiyyudin Malik'. Biasa dipanggil Kak Taqy Malik. Kalian bisa ngepoin akun instagramnya, dengan search 'Taqy Malik'. Kelahiran Banjarmasin, 17 Juni 1997. Ia adalah salah satu santri dari pesantren Darul Qurannya Ustadz Mansyur.

Hmmm ... do u know, he is younger than me two years ago. Haha. So, aku makin penasaran dong apa sih kelebihan adik muda kece ini?

Tibalah ia, mengawali sesi materi pertama dengan ucapan syukur dan salam shalawat. Caranya menyampaikan materi kok terasa mengalir dan membius banget ya. Kita benar-benar dibuat asyik mengikuti dan mendengarkan setiap kalimat hikmah yang dilontarkan oleh Kak Taqy ini.

Taqy bilang," kita bisa berkumpul disini itu atas izin Allah, kalau Allah tidak menghendaki kita tidak akan bisa berkumpul di tempat yang mulia ini."

Then, u know?
Dia keren beud ternyata. Seorang pemuda penghafal quran, yang bisa menirukan 40 suara imam mesjid di dunia. Dan tahun depan, dia akan kuliah di Universitas Islam Madinah. Sudah mengisi berbagai sharing di berbagai tempat.

Ia memiliki motto "Bersahabatlah dengan Al-quran, maka Al-quran akan bersahabat dengan kalian di akhirat."

Masya Allah, ternyata tidak hanya di akhirat bahkan di dunia pun Allah menunjukkannya. Taqy Malik ini bisa keliling indonesia, berbagi inspirasi, tentang Al-quran, naik pesawat, kereta, dan mobil mewah -- gratiss dibayarin. Ucapnya penuh yakin.

Tidak hanya itu, ia langsung menantang dan mempraktekkan sendiri kemampuannya menirukan berbagai suara dari mulai maqam bayati, jiharkah, hijaz, nahawand, soba, dsb. Beliau bilang setiap maqam memiliki sifatnya masing-masing. Ada yang bertema kebahagiaan, kesedihan, kiamat, dsb.

Suaranya, masya Allah bikin adem dan tenang di hati. Beliau juga bilang, kalau kita menguasai minimal satu maqam aja pasti bakalan lebih senang dan betah baca Al-Qurannya. Dua jam mh nggak bakalan kerasa.

"Bersama Al-quran everytime and everywhere."

Setiap satu huruf yang kita baca dari Al-quran, Allah berikan 10 kebaikan di dalamnya.
Orang yang menghafal Al-quran (hafidz) itu adalah keluarganya Allah.
Allah akan memberikan seribu malaikat kepada orang yang berbuat kebaikan.

Taqy juga menceritakan, bagaimana ia bisa sukses berbagi seperti sekarang. Karena didikan orang tua yang cukup keras di rumah. Kedua orang tuanya yang notabene ayahnya seorang mubaligh dan Ibunya seorang pendidik lulusan IAIN. Misal, ia melakukan kesalahan ketika iqamat saat akan sholat berjamaah. Orang tuanya tak segan untuk mencubitnya.

Orang tua dan anak yang saling mendoakan, akan mendatangkan pertolongan Allah. Ia menjelaskan dengan memberikan contoh nyata dari kisah inspiratif teman-temannya.

Bagaimana, kita sebagai generasi muda islam harus siap menjadi pemenang bukan pecundang. Oleh karena itu, seorang pemenang atau The winner harus memiliki sikap kritis, rasa ingin tahu yang tinggi, pemberani, optimis, dan selalu percaya akan kebesaran Allah, memiliki target dan tidak ada waktu untuk berleha-leha.

Oh iya, di akhir materi ia juga menceritakan bahwa ia bersama dua kawannya: Muzamil Hasballah dan Ibrahim membentuk 'The bros team' yang akan melakukan beberapa proyek untuk membumikan Al-quran salah satunya akan dilaksanakan di Turki bulan depan.

Pamungkas sebelum ia mengakhiri, ia menirukan suara Ustadz Yusuf Mansur, persis mirip banget. Membuat kami yang mendengarnya tak kuat menahan tawa. Ia berpesan jadikan Al-quran adalah hobi dan kecintaan kita.

Huft, aslinya masih seru berbagi dengan Taqy Malik ini. Tapi apa daya, ia juga harus segera pergi lagi ke Bali untuk shooting.

Di selingi dengan lantunan nasyid akustik dari SMAN 12 Tangerang. Materi kedua dilanjut oleh Ustadz Abdul Malik S.E.i atau nama di media sosialnya @Kamalique.

Ustadz muda yang juga seorang pendidik ini menyampaikan kita sebagai anak muda di zaman ini nggak boleh terserang yang namanya: Kudet - Mager - Baper (negatif) pastinya. Kita harus selalu up to date, melakukan perubahan, dan gaul.

"Gaul, modis, dan tetep syar'i." Motto bekennya.

Gaul, jangan ketinggalan, modis tapi tetep syar'i. Yaitu gaul yang tetap mengikuti Al-quran dan hadits: pedoman paten kita dari Allah.

Tak kalah seru, di akhir acara sebelum duhur kita melaksanakan es krim party dan sharing asyik bersama Kakak-kakak mentor kece.

Dapat bertemu, saling mengenal dan melepas rindu, bersama teman-teman yang menularkan energi positif itu ... luar biasa ... sukses ... Allahuakbar ...

Selesai sholat dhuhur, doorprize, dan sesi foto pun. Aku bersama kawan-kawanku yang searah langsung pulang.

Eittts, hari ini aku berhasil mengurangi kecanduan sama ponsel lho! Hehe

Berniat ingin mengikuti acara dengan khidmat, aku sengaja tidak membawa ponsel dan menyimpannya di asrama. Dan hasilnya, aku tidak terganggu oleh godaan selfi dan balas chat ketika acara. Hehehe

Meskipun, akhirnya ada yang menggerutu karena seharian ponsel susah dihubungi. Karena emang nggak dibawa. Haha

Itu sekelumit ceritaku tentang Rohis, dan Ngomik.

Pokoknya Rohis berkah ... ayo mentoring ... dan gabung di komunitas-komunitas bermanfaat. Keren lho, daripada hari Ahad libur nggak kemana-mana atau malah jalan-jalan nggak jelas. Mending ikutan acara bermanfaat dan berkah kayak gini.

Alhamdulillah  ... see u ...
Wassalamu'alaikum warahmatullah ...
Izinkan saya turun podium, setelah bercerita panjang kali lebar. Kwkwk

Salam Manis Dari Gadis Manis

Aku merasa mendapat pekerjaan banyak ketika mendengar suaramu; mendengarkan dan mencintaimu tanpa tergesa.

Ya, mencintaimu adalah pekerjaan teragung, yang menyenangkan. Percayalah, seluruh sendi dan sel dari tubuhku ikut bersenang ria menyambutmu syahdu.

Hei, seseorang yang kusebut manusia penuh kharisma nan misteri.

Panah itu telak menghujam bathin terdalam tanpa sempat minta ampun. Tenggelam dalam lautan merah darah yang kusebut semangat hidup dalam rona cahaya yang tak pernah redup. Hidup dalam mutiara iman. Subur dan terus tumbuh menuju cahaya mentari.

Matahari dan penghuni langit tersenyum cerah dalam birunya yang memikat. Aku setangkai bunga yang tengah mekar merekah diantara taman-taman firdaus keanggunan; damai yang sulit digambarkan.

Salam dan selamat datang wahai manusia bersuara ikhlas. Pintu hatiku sempat terbuka dan tertutup untuk beberapa tamu yang ternyata tak betah bertahan lama berkunjung. Karena, Sang Maha Pemilik hati yang selalu menjadi tumpuan dan tempatku bergantung menunjukkan kuasa-Nya.

"Ia tak baik untukmu, hambaku sayang. Memohonlah selalu pada-Ku jangan pernah jemu. Aku tahu yang terbaik untukmu." Dialog jiwa bersama-Nya diantara sujud-sujud panjang damai merendah pada bumi, mengemis pada langit.

"Aku lemah, aku jalang, aku durjana, aku takut kau murka, aku hamba yang penuh hina dan cerca, aku pengemis yang tak tahu malu, bodoh, penuh alfa, dan masih saja tak tau diri meminta tanpa pengagungan yang sesungguhnya."

"Aku tetap meronta, Tuhan. Dalam hening-hening malam, masih saja mengetuk pintu-Mu. Tanpa memiliki pengabdian terbaik yang harusnya aku baktikan pada-Mu."

Lagi-lagi, aku ditampar oleh sebuah senyuman mesra. "Selamat, Dik. Kau lulus dan kuat! Menolak atau menerima berdasarkan petunjuk-Nya yang selama ini kau pinta dalam ronta."

Yang tak baik untukmu, ia akan tak betah sendiri hingga menunjukkan wajah asli tanpa kau minta ataupun kau paksa. Yes, are u the winner or the looser?

Dinding-dinding sukmaku, dibentengi berlapis-lapis baja. Maka, tak mudah untuk jatuh, pertahananku luruh tak mudah luluh. Jika kau mampu melewatinya, maka itu berarti kau adalah panglima sesungguhnya yang dikirimkan Pemilik langit untuk membersamai setiap perjuangan untuk ummat manusia bersama menuju negeri syurga. Istana yang ingin aku bangun bersama dalam selimut taat.

Sudah ku bilang aku jalang, maka silahkan saja kau cerca tanpa direka. Itu hakmu. Tapi, hakku juga untuk menolakmu. Aku berhak bahagia dengan pilihan-Nya. Tak nyana, kau benar-benar menunjukkan rupa tanpa sempat kuterka.

Sudahlah, aku bersyukur dan bahagia. Ikhlas untuk setiap praduga tak berdasarmu yang hanya mengikuti egoisme belaka. Semoga, manusia-manusia pilihan itu tangguh untuk menerima keputusan. Bahwa melepas atau memuliakan adalah konsekuensi dari hidup. Ayolah, kau bukan manusia cengeng dan pengecut bukan? Yang berani mencerca tanpa melihat cermin diri. Dan kau tahu aku adalah perempuan? Lemah? Tidak! Aku sang kuat! Meski tetap saja dalam sepi bathin teriris tak menyangka kau makhluk yang meninggalkan luka menghina.

Hahaha ...
Bolehkah aku tertawa dalam lekat doa semoga yang terbaik segera Allah kirimkan untukmu. Salam manis dari aku bunga yang akan tetap manis meski kau kirimkan sumpah serapah pedasmu. Karena, untuk satu hal sangat penting saja kau sudah kalah telak. Prinsip dan keyakinan yang akan menjadi pondasi kebahagiaan semesta.

Manusia-manusia yang hadir, aku ngilu. Maka, bahagia itu menjadi seperti Bunda Maryam dan Bunda Fathimah. Yang terjaga dan dicintai meski dalam diam. Tapi mewujud sampai mengguncang arsy kasih-Nya.

Mari saling mengerti dan memahami. Aku adalah perempuan yang memiliki hak untuk menerima ataupun menolak. Untuk menggunakan hak itu pun aku sangat berhati-hati. Takutnya tak membuat pemilikku senang. Maka, kau adalah makhluk yang diberi hak untuk memilih siapapun.

Tapi, mari saling berintrospeksi. Bahwa kaum kami adalah kaum yang mendambakan kemuliaan tidak hanya dengan sekedar materi. Namun, dalam kesederhaan pun selama imam kami mampu membimbing kami ke jalan yang dicintai-Nya. Kami akan selalu ada. Mendamaikan dan mencintai dalam tulus pengabdian Lillah. Maka, biarkanlah cinta yang tulus karena-Nya menjalankan tugasnya sampai tuntas.

Untukmu, seseorang yang kupilih dan selalu kugenggam erat. Menjagamu dalam doa ajaib adalah pekerjaan terbaikku. Semoga kita adalah benih yang akan menyemai cinta pada pemilik hakiki kehidupan. Menebar banyak wewangian pada asri uniknya hidup.

Dalam istikharah panjang, sekarang aku menemukan jawaban. Dalam merdunya irama suaramu, aku menenun yakin tanpa ragu.

Aku sederhana, tanpa istimewa. Namun, semoga bisa menjadi kado terindah untukmu. Mari berbahagia dan mengisi setiap waktu untuk membuat-Nya senang. Mari bimbing aku ya, Tuan. Kita belajar bersama-sama. Manusia berparas ikhlas dan mata yang meneduh tajam sanubariku. Aku memandangmu lekat dalam doa dan nyanyian sunyi, sepi, dalam khusuk pengabdian. Peningkatan kualitas diri bagi mulianya kehidupan. Salam manis dari gadis manis. Sampai bertemu merajut jari manis.

Sabtu, 04 Februari 2017

Sekat Api Cemburu

Mentari menyibakkan sinarnya pada peraduanku. Seorang gadis yang tengah berdiri seorang diri. Bersama angin sejuk yang menerpa jilbab biru langit kesayangan.

Di puncak, berkelingkan pucuk-pucuk hijau diantara dedaunan dan pepohonan yang rindang. Dengan dingin yang menusuk sampai ke ulu. Disini, di sebuah ruangan vila. Aku menerawang dari balik jendela yang bersih seolah tak ada sekat antara kaca dan dunia di luar sana. Hamparan pemandangan yang menjernihkan bathin; bentangan keindahan bumi yang sejuk.

Di sudut terpencil sebuah kota, yang jauh dari hiruk pikuk bising kota metropolitan. Aku berusaha memenangkan diri.

Kala itu, tepat pukul dua belas malam waktu indonesia bagian barat. Aku terbangun dari tidur, entah karena apa. Aku merasa pusing dan linglung. Mungkin karena kekurangan cairan atau pengaruh obat yang kuminum sebelum tidur. Aku segera meraih air minum yang terletak di meja samping tempat tidur.

"Hmmm ... pesan dari siapa itu malam-malam seperti ini?" aku yang tengah sibuk menelan air minum ke kerongkongan terhenti saat melihat ponsel menyala tanda pesan masuk.

Perlahan, aku menyelesaikan minumku. Demi memastikan seluruh rongga di kerongkongan terisi air, agar tak kekeringan. Kau tahu lah, baru-baru ini aku habis diserang sakit sebulan lamanya. Hanya gara-gara hal kecil menurutku, telat makan dan kurang minum.

Untuk itu aku harus menjaga dan memastikan, tubuhku tak kurang suatu apapun. Agar ia bisa bekerja dengan prima dan sehat tanpa kalah terserang sakit lagi. Aku harus begitu konsen, menjaga setiap asupan energi pada tubuh agar ia seimbang menjalankan fungsi-fungsinya. Ya, salah satunya dengan minum air yang cukup ini.

Aku tak mau kecolongan lagi. Karena sakit, aku kehilangan momen-momen berharga bersama rekan kerja, keluarga, dan kawan-kawan kampus. Karena sakit, aku harus menghabiskan banyak biaya untuk proses pengobatan. Dan karena sakit pula, aku malah merepotkan keluarga karena harus mengurusiku sampai sembuh. Kau tahulah sakitku lumayan parah, hingga hanya terbaring di tempat tidur dan hanya mampu sedikit melakukan gerakan. Dan aku tak mau kecolongan lagi.

Meskipun, aku bersyukur dan menyadari bahwa dari sakit aku diajarkan untuk lebih bersyukur dan tidak lagi mendzolimi diri sendiri. Karena  bersyukur atas pemberian Allah, maka aku harus menjaga pemberian-Nya itu dengan sebaik mungkin saat ini. Pikirku penuh semangat kala itu.

Selesai memastikan tubuhku tak kekurangan cairan sedikitpun. Lantas, aku meraih ponsel dan membuka pesan yang diterima beberapa menit lalu.

Prrrkkk ...

Ponselku jatuh tak berdaya. Aku limbung. Menjaga keseimbangan tubuh agar tak ikut terjatuh. Aku melipir ke sisi tempat tidur. Menahan gemeretak jari, mengepal mencoba menetralkan sakit pada bathin, pilu.

Aku tak percaya terhadap apa yang barusan kulihat. Seorang teman karib pacarku, mengirimkan sebuah foto berdua; seorang gadis dan dia, ia dia pacarku.

"Hei, Ra. Nih gue kirimin foto pacar lo lagi asyik maen sama cewek barunya." Pesan singkat disertai gambar bagai petir yang menyambar atap bathinku.

Di gambar itu nampak ia tersenyum bahagia tanpa merasa dosa. Di sebuah perkumpulan acara, dan mereka hanya berfoto berdua --- dengan gadis itu.

"Hhh ... dasar gadis kecentilan, ataukah kamu yang tega, dear?" Bathinku sedih.

Bahkan ia tak menjaga jarak, begitu santai saja tersenyum manis tanpa merasa dosa bahwa ada aku perempuannya yang akan merasa sakit kala melihat kalian seperti itu.

Coba kamu jadi aku? Gimana rasanya melihat orang yang kita sayangi, lebih dekat dengan perempuan lain saat aku tak ada disampingnya. Saat aku sedang berjuang seorang diri di kota orang, menjaga perasaan dan hubungan kita, menepiskan semua pria yang datang hanya demi kamu.

Kita adalah sepasang kekasih yang berada diantara sekat jarak. Ya, aku memang jauh darinya. Ia punya kesibukan dan urusan sendiri di tempat tinggalnya sekarang.

Pun aku, berada jauh dari jangkauan bahkan untuk sekedar bertemu.

Lalu? Apakah dengan alasan itu. Kamu bisa begitu tega, membiarkan gadismu ini tersayat-sayat menahan tangis dan perih melihat perempuan lain lebih akrab dan lebih dekat denganmu.

Bahkan kamu tak bercerita apapun tentang perempuan itu. Sebuah gambar yang menceritakan banyak hal, dear!

Perempuan macam apa kau ini? Tega berdekatan dengan pacarku tanpa merasa risih.
Hei, kau! Laki-laki apa kau ini? Tega membiarkan aku tersayat cemburu, melihat kedekatanmu dengan perempuan lain. Bahkan untuk sekedar menjaga hati perempuanmu saja kau tak becus!

Aku limbung. Ingin sekali teriak memaki tingkah mereka berdua.

Ternyata, tak hanya satu gambar. Aku segera membuka media sosial si cewek kurang ajar itu. Beberapa jam yang lalu, ia baru saja mengupload foto-foto kebersamaannya dengan lelakiku.

Tak hanya satu, dan bahkan di banyak acara pun mereka sering tampil berdua. Aku semakin geram akibat rasa penasaranku menelusuri setiap jengkal gambar yang ia upload di media sosial.

"Oh, Tuhan. Tak hanya satu. Ini banyak. Lalu? Selama ini? Kamu bilang lagi banyak acara di tempat kerjamu itu, ini buktinya. Iya?! banyak acara sama cewek nggak jelas dan beraninya merebut perhatianmu dariku." Aku menggerutu sendiri dan benar-benar menahan sesak panas cemburu.

Kalau saja ini bukan tengah malam, sudah kucabik-cabik perempuan di foto itu. Akan kucari dan kucaci maki ia. Supaya dia kapok, tak lagi kegenitan mengganggu pria orang.

"Kamu tega, dear. Kamu tega. Bahkan ia lebih mengenali dan lebih membuatmu bahagia dibanding aku, perempuan yang sudah merelakan sekeping hatinya hanya untuk menjagamu. Sosok laki-laki yang meluruhkan pesona manis, hingga aku bertekuk lutut tanpa daya atas satu kata: setia hingga bertahun lamanya."

Aku menangis sejadi-jadinya. Berteriak sekuat tenaga seperti anak kecil yang kehilangan mainan. Terisak di tengah malam. Sepi. Sendiri. Menahan perih tak terperi.

***

Klik. Suara pintu terbuka dari seberang sana.

"Sayang, kamu disini toh? Aku cari-cari di rumah kok nggak ada?"

Aku tergagap. Beringsut, mengelap air mata yang menetes tak terasa. Menyembunyikan isak tangis yang spontan kulakukan kala mengingat hal itu.

"Eeeehhh ... Iya. Maafin Adek, Mas. Tadi nggak bilang, kalau lagi pengen ngadem di vila sini. Mas udah pulang? Kok nggak sms aku dulu kalau mau pulang lebih awal. Aku kan jadi belum nyiapin makan untukmu, Mas."

"Tak apa, sayang. Lagian Mas kan mau kasih surprise buat, Adek. Dengan pulang lebih awal tanpa bilang-bilang. Hee ..."

Ia berjalan ke arahku. Sesosok pria berperawakan tinggi sedang. Penuh wibawa, lembut, dan keshalihannya mampu melumpuhkan akal tertinggiku. Dengan kemeja merah hati dan jas hitamnya ia nampak begitu gagah.

Mendekat dan mencium keningku.
Aku pun mengulurkan tangan, mencium tangannya penuh takzim. Mata kami berpandangan. Dari sorot matanya yang sejuk dan tenang aku tak menemukan alasan untuk tidak hormat dan mencintainya. Ia adalah keindahan dunia yang Allah hadiahkan untuk membersamaiku hingga ke syurga-Nya.

Aku mengalihkan pandangan.

"Eh, Mas. Coba lihat deh, dari atas sini. Lewat kaca jendela, kita bisa melihat hamparan hijau perkebunan warga sekitar. Sejuk dan tenang." Ucapku manja.

"Iya, Dek. Nanti kita bikin rumah yang dekat sini aja, ya. Biar Adek dan anak-anak kita kelak bisa setiap hari menikmati keindahan pemandangan hijaunya."

Aku tersenyum tanpa kata. Ia memelukku dari belakang sambil berbisik.

"How I do love u, my dear. May Allah blessing u always."

"Terima kasih banyak, Mas. Untuk segala apapun kebaikanmu."

"Oh iya, happy first anniversary, my love. Now, 15 Jully is our anniv."

"Waaaah ... Iya, kok aku sampai lupa, Mas."

Ia mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya. Sebuah mawar merah cantik dengan rona di wajahku yang terus memerah.

"Semoga pernikahan kita berkah dan segera dikaruniai jagoan-jagoan kecil pejuang kebaikan ..."

"Aamiin ...." Aku menerima mawar merah dari tangannya lantas kupeluk erat ia.

"Terima kasih banyak, Mas."

"Sama-sama, Dek. Semoga kamu bahagia."

***
Yah. Mas Khoirul adalah lelakiku kini. Lelaki sholih yang dengan keberanian dan niat baiknya, mendatangi kedua orang tuaku satu tahun yang lalu. Meminta agar aku menjadi penyempurna agamanya.

Tak ada alasan bagi kami untuk menolaknya, ia adalah lelaki baik, penyayang, dan penuh tanggung jawab.

Hingga tak berselang lama.

Kami saling mengenal lewat orang tua kami. Dilangsungkanlah pernikahan sederhana namun semoga penuh berkah.

Jika aku teringat dahulu, tentang kisahku dengan seorang laki-laki itu. Aku ingin tertawa dengan kekonyolanku menangisinya karena api cemburu. Sekaligus juga bersedih, betapa dahulu aku begitu lemah hingga terpedaya cinta yang belum halal.

Barangkali saat itu, Allah cemburu. Hingga aku merasa terpuruk begitu kejam. Aku begitu jahat, hingga lebih mencintai makhluk-Nya dari pada Allah. Aku begitu jahat hingga lebih mendahulukan mencintai lelaki itu, dibanding sibuk mencari perhatian dan mengemis kasih sayang-Nya. Hingga aku lebih sering merasa gundah gulana karena kehilangan kabar darinya daripada gelisah karena dosa maksiat dan kurang  khusuk beribadah.

Yang harusnya, sibuk belajar, memperbaiki pun meningkatkan kualitas diri sebagai seorang perempuan muslim. Aku malah lebih sibuk berdandan ria mempercantik diri untuk seorang yang kusebut; pacar.

Alangkah baiknya Allah, yang masih memberiku hadiah pasangan seperti Mas Khairul. Semoga cinta kami sehidup sesyurga.

Senja merona dari ufuk barat, menghiasi kebersamaan kami sore ini. Di hari ulang tahun  pertama pernikahan kami.

"Semoga tak ada cemburu lagi diantara kita; karena kita sama-sama saling menjaga dan saling percaya. Semoga Allah senang terhadap kita; karena kita adalah sama-sama pengemis yang mencari keridhoan-Nya. Untuk cemburu bodoh yang pernah kita lakukan, semoga Allah mengampuni kita." Doaku dalam bathin yang menghangat dalam pelukan.