Senin, 23 Februari 2015

be careful with your heart, guys !

Hai, hati ! apa kabarmu hari ini ? sudahkah ia berdzikir kepada Tuhannya ? atau sudahkah ia memangku lembut cinta dan bersyukur pada-Nya walau hanya sedetik ?
Hai hati, rupanya aku rindu padamu … aku rindu untuk mengenalimu lebih jauh dan dalam …
Terima kasih wahai hati kau selalu ada diantara jarum-jarum kehidupan ….
Kau adalah sedih ketika kami dilanda hal yang tak disuka
Kau adalah bahagia ketika harap bertemu inginnya
Kau adalah raja bagi jiwa, raga, dan seluruh tindak kehidupan diriku ini
Wahai hati apa kabarmu hari ini ? Aku mengakui ketidaktahuanku serta kekurangan diri bahwa  masih ada bagian dari hatimu yang masih belum kutunaikan haknya sebagaimana mestinya
Sebagaimana indah jernih fitrah dari-Nya
Di dalam mu lah tersimpan segala fitrah kesucian manusia sebelum ia ternoda oleh ego dan hawa nafsu
Kasih sayang, kelembutan, Solidaritas yang indah, kesabaran, Penghambaan selalu pada Tuhannya yang hakiki, ia adalah sumber segala kebersihan dan putih suci fitrahnya hatimu …
Ketika engkau dekat dengan-Nya maka engkau akan selalu selamat wahai hati
But, ketika engkau mulai melenceng dan menjauh dari-Nya sepertinya engkau akan mengalami sakit wahai hati …
Dan itu sungguh tidak baik bagimu karena akan menyebabkan ketidaksukaan Allah terhadapmu …


Ok … it was the opening for my writing now and the next page ... on heart and everything that accompanies it ... I try to learn a little about  heart yaa ... yeah ... follow your heart, guys :D

Dalam Hadits riwayat bukhari :
“Dari ‘amir berkata ia aku mendengar nu’man ibn basyir ia berkata aku mendengar rasulullah SAW ia bersabda ingat sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal darah ketika bagus maka baguslah seluruh jasadnya dan ketika rusak maka rusaklah seluruh jasadnya. Ingat Ia adalah hati.” (HR: Bukhari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dari sahabat An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu ,

البر حسن الخلق , و الإثم ما حاك في نفسك و كرهت أن يطلع عليه الناس
“Kebaikan adalah akhlak yang baik, sedangkan dosa adalah apa saja yang meragukan jiwamu dan kamu tidak suka memperlihatkannya pada orang lain.” (HR. Muslim)

Dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain,
عن وابصة بن معبد رضي الله عنه قال : أتيت رسول الله صلى الله عليه و سلم , فقال: جئت تسأل عن البر؟ قلت: نعم. قال: استفت قلبك. البر مااطمأن إليه النفس واطمأن إليه القلب. والإثم ماحاك في النفس و تردد في الصدر وإن أفتاك الناس وأفتوك.

Dari Wabishah bin ma’bad radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Aku datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau berkata: “Kamu datang untuk bertanya tentang kebaikan?” Aku menjawab: benar. Kemudian beliau bersabda(artinya): “Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan adalah apa saja yang menenangkan hati dan jiwamu. Sedangkan dosa adalah apa yang menyebabkan hati bimbang dan cemas meski banyak orang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kebaikan.” (HR. Ahmad (4/227-228), Ath-Thabrani dalam Al-Kabir (22/147), dan Al Baihaqi dalam Dalaailun-nubuwwah (6/292))

Terkadang kita ada dalam posisi yang begitu bingung menurut diri kita. Apakah yang kita lakukan ini baik atau tidak, ataukah manakah yang harus kita lakukan ?

Hal ini mungkin sering terjadi pada setiap orang yang telah Allah karuniakan hati padanya. Karena dalam hati terdapat God Spot yang merupakan suara hati yang jernih dan berasal dari Allah. Nah, dari situ bisa kita simpulkan bahwa kita sebenarnya sudah mempunyai semacam pedoman dalam kehidupan seperti tertera dalam hadits diatas juga mintalah fatwa pada hatimu.

Akan tetapi tidak semua hati dapat dengan mudahnya mendengar suara hatinya yang benar.
Menurut riwayat dari Abi Sa’id RA, terdapat empat macam hati yang disebutkan oleh baginda Rasulullah SAW. Hadits ini bisa dijumpai juga dalam sebuah buku yang berjudul Kitab al-Kabair, karangan Syeikh Imam Abi al-Hasan Muhammad bin Abdul Wahab.

1.  Qalbun Ajrad (hati yang murni), yaitu hati laksana lentera yang memancarkan cahaya. Hati ini membuka pintu-pintunya untuk mendengar dan menerima kebenaran (alhaq).

Itulah hati orang-orang Mukmin yang menjalankan ketaatan kepada Allah dan RasulNya secara konsisten. Jenis hati ini disebut juga sebagai Qalbun Shaleh (hati yang sehat).  

2.  Qalbun Aghlaf, hati yang keras dan tertutup untuk menerima kebenaran dan petunjuk dari Allah. Ia disebut juga sebagai Qolbun Mayyit (hati yang mati) karena tidak mengenal dan mengakui Allah sebagai Tuhannya.

Ketika diseru pun ke jalanNya, maka seruan itu tidak berfaedah sama sekali disebabkan hatinya sudah tertutup. (QS. Al-An’am [6]:25). Tidak lain, jenis hati ini adalah hatinya orang-orang kafir.

3.  Qalbun Mankus (hati yang terbalik). Yaitu hati orang-orang munafik. Hati ini sebetulnya mengetahui kebenaran Islam sebagai agama samawi, akan tetapi ia berbuat inkar. Bahkan ia memusuhi dan menghalang-halangi orang lain untuk mengikuti kebenaran tersebut.

4. Qalbun Mushaffah. Yaitu, hati yang di dalamnya terdapat dua unsur sekaligus, keimanan dan kemunafikan. Kedua unsur ini saling tarik-menarik sehingga terkadang hati tersebut condong dan dekat kepada keimanan dan terkadang kepada kekufuran, tergantung kepada salah satu yang mendominasinya.
Nah, dari beberapa jenis hati itu kita bisa menentukan termasuk jenis yang manakah hati kita. Hati yang bersih/selamat kah atau hati yang sedang sakit seperti nomor 2,3, dan 4.
Kita harus berhati-hati. Hati kita diibaratkan kertas putih yang lama kelamaan diisi dengan perilaku kita jika itu baik maka hati itu akan semakin putih tapi jika perbuatan jelek yang kita lakukan maka akan banyak spot-spot hitam yang lama kelamaan membuat hati kita menjadi gelap jika tidak segera dan sering untuk dibersihkan. Kita ini manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan akan tetapi sebaik-baik orang adalah yang mampu mengakui kesalahannya dan mau selalu memperbaiki dirinya.
Dengan kita sering mendekatkan diri kepada Allah, melaksanakan kewajiban pada-Nya, rajin menuntut ilmu, berkumpul dengan orang-orang shaleh, akrab membaca surat cinta-Nya Allah, itu akan membuat hati kita sehat, jernih, dan mudah mendapat cahaya dan petunjuk Allah dalam membedakan mana yang baik dan benar.
Hati adalah raja dalam tubuh manusia. Sementara yang lainnya hanyalah pelayannya.  Jadi, yuk mari kita jaga hati kita yang telah Allah anugerahkan kepada manusia dan yang membuat manusia berbeda dan paling mulia di hadapan makhluk-Nya. Jaga hati dari segala penyakit hati yang mengotori dan mengganggu kedekatan kita, kekhusuan kita dengan Allah. Karena hanya dengan hati yang bersihlah kita bisa menghadap Allah dengan tenang.
Hanya dengan mengingat Allah hati kita menjadi tenang. Bukan dengan dekat dengan maksiat dan berharap pada manusia yaa, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.
Dan ketika hati kita sudah dekat dengan Allah, petunjuk-Nya dalam kehidupan kita pun akan terasa mudah di dapatkan. Karena Allah selalu ingin hamba-Nya berbaik sangka pada-Nya.