Minggu, 08 September 2019

7 Ilmu Penting dalam Parenting



Assalamualaikum, pembaca setia yang budiman :D cielah ....


Akhir-akhir ini, aku senang sekali mempelajari dunia parenting selain karena sehari-hari berkutat dengan dunia pendidikan dan anak-anak. Juga sebagai persiapan keilmuan untuk membentuk generasi yang banyak menebar kebaikan. :D


Di postingan kali ini, aku ingin membagikan "7 hal penting dalam Parenting" yang dikupas oleh Professor Dedy Susanto seorang psikolog yang telah menempuh S3 nya di bidang psikologi beliau concern di bidang marriage and parenting.


Kata beliau, pembahasan ini sangat penting sekali disimak oleh orang-orang yang akan menikah maupun calon orang tua sebagai bekal sebelum menjadi orang tua yang baik bagi anak.


Nah, langsung saja kurangkumkan pembahasan beliau mengenai materi adab menjadi orang tua:


1. Berhati-hati terhadap kondisi hati seorang istri dan Ibu hamil

Janin sejak dalam kandungan sudah memiliki jiwa, berhati-hati dalam berbicara jangan sampai menyakiti hati karena keadaan batin istri akan sangat mempengaruhi keadaan batin sang bayi.

Bayi yang ketika dalam kandungannya mengalami pengalaman batin kurang menyenangkan, baik itu kesedihan kekerasan penghinaan yang dialami lewat sang Ibu, kelak ketika besar jiwanya akan mengalami kehampaan. Sedemikian pentingnya bahagia bagi sang Ibu, karena Ibu bahagia anaknya pun akan memiliki jiwa yang sehat dan bahagia.


Hindari hal-hal yang dapat mengganggu ketenangan hati. Pak Dedy Susanto, bahkan menyarankan agar ketika sudah menikah tidak tinggal dengan mertua jika dirasa tidak berdampak baik bagi kebahagiaan sang istri misal mengalami tekanan batin karena tidak betah atau mendapatkan perkataan yang kurang menyenangkan.


2. Ketika sang anak sudah lahir, beranjak besar, dan pandai memahami bahasa. Tidak boleh sampai ada dualisme dalam pengasuhan anak.


Misalkan, Ibu melarang anak memakan permen. Sedangkan sang ayah memperbolehkannya dengan terang-terangan. Atau Ibu dan ayahnya melarang memakan es krim, namun kakek dan neneknya memperbolehkan.


Dualisme pengasuhan yang seperti ini harus dihindari, ayah dan Ibu serta kakek dan nenek atau siapapun yang terlibat dalam pengasuhan sang anak harus kompak. Apabila terjadi pertentangan pun tidak boleh ditunjukkan di hadapan anak.


Hal ini, agar sang anak tidak kebingungan dalam memahami kebenaran yang harus diikuti. Kekompakan dalam mendidik akan membuat jiwa anak jadi lebih matang dalam berpikir, bersikap, dan bertindak.


3. Tidak boleh bertengkar di depan anak.


Jika ingin bertengkar harus di tempat yang tertutup dan jangan sampai kedengaran suaranya oleh sang anak.


Pak Dedy menegaskan, bahwa anak yang terbiasa melihat orang tuanya bertengkar jiwanya akan ternodai sehingga mengalami luka batin. Ia menjadi tidak percaya akan tulusnya kasih sayang yang ada dalam relationship, terkesan kasar kurang berempati dsb.


Bahkan, beliau banyak menangani adanya kekerasan / pertengkaran dalam rumah tangga karena semasa kecil anak sering melihat orang tuanya bertengkar.


Tidak bertengkar di depan anak akan menjaga citra positif sang anak tentang orang tua dan memudahkannya dalam membangun relationship.


4. *Tidak boleh memarahi anak ketika ia baru bangun tidur di subuh hari dan ketika akan tidur di malam hari.*


Luka batin akibat dimarahi pada kedua waktu itu akan sangat membekas pada hati anak sehingga ia akan kesulitan melupakan dan memaafkan orang tuanya. Serta tidak boleh mengungkit-ungkit kesalahan sang anak, hal itu bisa menyebabkan sang anak menjadi seorang yang pemarah. :(


5. Tidak boleh membanding-bandingkan anak


Dalam memuji juga harus adil tidak boleh pilih kasih serta jangan memarahi anak di depan umum, karena hal itu dapat membuat anak merasa tidak berharga dan bisa mempengaruhi alam bawah sadarnya untuk bertindak hal-hal nakal demi mencari perhatian orang tua.


Luangkan waktu agar setiap anak bisa lebih dekat dengan orang tuanya. Anak-anak akan merasa sangat senang dan diakui keberadaannya.


6. Tunjukkan kehangatan hubungan antara Ibu dan Ayah di hadapan anak.


Anak akan mempelajari cinta lewat kedua orang tuanya. Anak perempuan akan melihat bagaimana sang Ibu bersikap terhadap ayahnya. Anak laki-laki akan melihat dan mempelajari bagaimana sang Ayah menunjukkan cinta pada Ibunya.


Menurut penuturan Pak Dedy, beliau banyak menangani curhatan kalau ada istri/suami yang kaku tidak hangat tidak pandai menunjukkan rasa cinta, ungkapan terima kasih dan kasih sayang.


Rupanya karena mereka tidak melihat kehangatan hubungan itu dari Ibu dan Ayahnya di rumah.


7. Tidak boleh memarahi anak lebih dari 10 menit.


Segera peluk dan meminta maaf pada ananda. Hal itu akan membuatnya tetap merasa diinginkan oleh orang tuanya dan merasa berharga.


Betapa banyak anak-anak yang terlibat kenakalan remaja, sering melakukan bullying terhadap temannya, malas belajar, salah satunya disebabkan luka batin karena dimarahi orang tuanya sehingga anak-anak ingin balas dendam dan menumpahkannya dengan kenakalan serta berperilaku hal-hal yang merugikan diri sendiri.


Bagaimanapun menjadi orang tua adalah amanah besar. Maka, mempelajari ilmunya adalah sebuah persiapan yang sangat baik sebagai bentuk rasa syukur dan tanggung jawab terhadap amanah. :)


14 komentar:

  1. Jangan memarahi anak lebih dari 10 menit 😱 aku biasanya ngomelnya yang panjang kali lebar, diulang-ulang kata-katanya

    BalasHapus
  2. 10 minutes golden time itu diawali dengan 10 detik mengurai rasa amarah dan mengambil nafas. Tips mantap

    BalasHapus
  3. Wah.. Sebagai calon bapak aku boleh belajar juga gak nih.. Hehe..
    Tapi calon ibunya belum ada. Wkwkwk..

    BalasHapus
  4. Subhanallah... Pagi hari sudah dapat ilmu yang berguna lewat tulisan ini, pelajaran berharga bagi saya pemuda yang akan menjadi calon bapak 😁😁😁

    BalasHapus
  5. Masya Allah, makasih banget sharenya mbak. Kebetulan saya juga sedang suka dengan dunia parenting ��

    BalasHapus
  6. Berasa belajar pembahasan pranikah nih. Thnks informasi nya🤗

    BalasHapus
  7. 🤗👍sukaa dengan sesuatu yang berbau psikologis

    BalasHapus

Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)