Senin, 23 September 2019

Lisan oh lisan

Lisan seringkali ingin mengucapkan banyak keburukan yang dilihat dan tak sedap dipandang mata. Meluapkannya dalam bentuk kemarahan atau bahkan gibahan di tempat yang berlainan.

Lisan seringkali ingin mengungkapkan berbagai kegondokan karena keburukan yang dilihat dan tak sedap dipandang mata. Tak hanya tak sedap dipandang tapi juga mengganggu pikiran. Kita punya ekspektasi dan idealisme sendiri-sendiri berbenturan dengan kebiasaan dan prinsip hidup orang lain yang berbeda-beda.

Lisan seringkali ingin mengucapkan keburukan-keburukan. Kebiasaan jelek orang lain, perkataan orang lain yang tidak mengenakan hati, karakter yang tidak baik menurut kita, prinsip dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda.

Lisan oh lisan ....

Karena ulahmu bisa terjadi banyak bahagia ....

Lisan oh lisan ....

Karena ulahmu pula bisa terjadi banyak bencana

"Tutupilah aib saudaramu. Maka aibmu akan ditutupi." Begitu dalam sebuah hadits.

Kita satu sama lain ibarat pakaian. Saling melindungi memperbaiki dan menjaga kehormatan mereka. Aib mereka bukan untuk diumbar ke sembarang orang memuaskan dahaga nafsu gibah belaka. Ketidakbaikkan mereka bukan untuk diumbar ke teman terdekat sekalipun berkedok curhat.

Jika sekedar membuang sampah dari jiwa, jika sekedar melegakan pikir dan resah di dada, coba dipikir-pikir lagi betulkah dengan berbicara dan mengumbar bisa menyelesaikan masalah yang berkobar?

Barangkali komunikasimu yang kurang baik. Barangkali komunikasimu yang kurang lancar, dan komunikatif. Kelola egomu, buang nafsu jahatmu untuk mengumbar ketidakbaikkan orang lain. Kamu dan mereka ibarat pakaian, saling melindungi saling menjaga kehormatan. Mengumbar aib mereka sama saja sedang mengumbar keburukanmu sendiri.

"Tutupilah aib saudaramu. Maka Allah akan tutupi aib dan keburukanmu." Begitu kata sebuah hadits.

12 komentar:

  1. Hai, Kak Nurul..
    Gampang-gampang susah menjaga lisan itu😍✌️

    BalasHapus
  2. Menjaga lisan itu gampang, yang nggak gampang itu kalau ada yang ngundang, maka lisan yang buruk akan keluar.

    BalasHapus
  3. Siip ... Terpelesetnya kaki lebih selamat dari terpelesetnya lisan

    BalasHapus
  4. Sekarang bertambah bukan hanya mulut mu harimau mu tapi bertambah jadi tulisan mu harimau mu he he

    BalasHapus
  5. karena beberapa hal inilah, saya senang menjadi pendiam.

    BalasHapus
  6. Benar sekali, Kak. Kita harus menjaga lisan. Mungkin ada tujuan baik ketika bercerita ke orang, misal demi mendapat saran. Tapi kurang paham bahwa itu seperti menyebarkan aib orang lain. Nice, Kak.

    BalasHapus
  7. Terima kasih yang sudah berkunjung dan memberikan komentar πŸ˜ŠπŸ™

    BalasHapus

Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)