Rabu, 04 September 2019

Memeluk Kekurangan

Tentang ia, yang bersedia memeluk kekuranganmu kala seribu manusia bertanya-tanya; apa prestasimu?

Tentang ia, yang menerimamu dengan penerimaan yang utuh; lebih dan kurangmu ia terima dengan lapang dada.

Barangkali tidak mudah, penyesuaian itu menyisakan tangis di sudut rumah yang seringkali membanjiri pelupuk mata kala kau merasa kaget dan tak sanggup menghadapinya.

Lancang sekali manusia menaruh luka menyesakkan dada yang sudah begitu sabar kau pupuk agar tumbuh dan hidup dalam tenang bahagia.

Namun, kamu tidak begitu. Perempuan berhati tulus, bersih, dan taat. Pahammu, ia adalah pemimpinmu. Pemimpin yang Allah anugerahkan kebijaksanaan dan kasih sayang untukmu. Meski kadang caranya menyayangi terlampau keras bagi pribadimu yang halus nan lembut.

Kamu menerima. Kamu bersabar. Kamu hadapi dengan senyum syukur dan taat. Dan memang betul, yang ia lakukan adalah bahasa cinta yang ia ungkapkan pada ketegasan menjaga aturan dari-Nya.

Aku salut. Ternyata, perjalanan awalmu lebih parah dari yang kuduga. Kini, kamu tengah menikmati hasilnya. Menikmati hasil kesabaranmu; bahwa ia berubah perlahan lebih lembut dan lebih pandai menunjukkan empatinya.

Kalian sama-sama belajar dan bertumbuh dengan saling memahami satu sama lain. Dua manusia yang diciptakan berbeda; tanpa saling belajar memahami keunikan karakter masing-masing maka entahlah bagaimana. Padahal pada keduanya, Allah titipkan kebaikan yang banyak.

***

Perempuan, makhluk yang dianugerahkan kelebihan dalam hal kepekaan perasaan. Laki-laki, makhluk yang Allah istimewakan menjadi seorang pimpinan. Allah beri ia pundak yang kuat untuk mampu memimpin, melindungi, membimbing, dan menyayangi dengan kebijaksanaan.

Keduanya memiliki perannya masing-masing. Perempuan dalam Islam sangat diistimewakan dan dilindungi oleh Allah kehormatannya melalui tanggung jawab yang diberikan kepada; ayahnya, adik atau kakak laki-lakinya, serta saudaranya yang laki-laki. Mereka bertugas melindungi, menafkahi, menjaga, membimbing, dan mendidikmu menjadi perempuan shalihah yang terhormat dan terjaga kesuciannya.

Kesetaraan gender yang digaungkan paham feminisme, sudah lebih dahulu digaungkan oleh Islam lewat pemerangan sikap jahiliyah dan mengumumkan kemuliaan perempuan pada dunia. Kesetaraan gender yang diberikan lewat kesamaan hak untuk beribadah dan mendapatkan pahala serta berkontribusi di masyarakat melalui fitrahnya masing-masing.

Fitrah perempuan yang lembut, ia akan menjadi pendidik generasi; tiang peradaban. Fitrah laki-laki yang kuat ia akan menjadi pelindung dan penjaga makhluk bernama perempuan; ia petarung dan pejuang yang tangguh untuk keluarga dan negara.

Perempuan tetap bisa berkarya, berkarir lewat memberikan manfaat bagi keluarga dan sesama. Tanpa mengesampingkan tugas utamanya, dengan kekurangan dan kelebihan yang ia miliki perempuan dan laki-laki tetaplah mulia dan terjaga dengan aturan-aturan yang sudah Allah berikan sesuai fitrahnya masing-masing.

Keduanya saling melengkapi, ia yang memeluk kekuranganmu. Menikmati setiap fase bertumbuhmu dengan sabar. Perlahan tapi pasti ia percaya; kalian akan menjadi makhluk yang sama-sama lebih berdaya dan bercahaya.

Bersabarlah, ia yang tegas menyayangi dan menjagamu adalah harta paling berharga yang melindungimu dengan iman.

Bersyukurlah, ia yang tetap setia memeluk kekuranganmu dan bersabar mendampingi setiap fase bertumbuhmu hingga sampai pada kejayaan yang semoga diiringi keberkahan dan keridhaan.

*Aku yang bersyukur sekali atas aturan yang Allah berikan dengan adanya hak-hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan dalam Islam, dengan tetap menjaga fitrah keduanya.

Biarlah feminisme dan liberalisme serta paham-paham lainnya digaungkan. Mari, memeranginya dengan lebih mengenali dan memahami betapa Islam sudah lebih dulu memuliakan makhluk bernama; perempuan. Bahwa Islam sudah lebih dulu mengistimewakan laki-laki dan perempuan dengan khas fitrah yang diberikan-Nya.

1 komentar:

Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)