Minggu, 15 September 2019

Cintai Alam Kita

Katanya mencintai alam, tapi menggunakan plastik masih seenaknya. Dasar aku.

Katanya mencintai alam, tapi penggunaan plastik masih tidak dikondisikan. Dasar aku.

Sampah plastik dimana-mana, penggunaannya memang sangat berguna. Namun, alangkah lebih bijak menggunakannya dengan lebih hemat agar berdampak baik bagi alam.

Berawal dari plastik sampah yang dibuang sembarangan, jika terkena hujan dan air menggenang timbullah jentik-jentik nyamuk yang berkembang. Penyebab penyakit demam berdarah dan tidur yang tak tenang, karena suara nyamuk terngiang-ngiang.

Kota-kota besar bahkan sampe ke pelosok desa, penggunaan kendaraan semakin membesar. Berakibat macet yang tak bisa dielakkan. Polusi mewabah dimana-mana, akibat perkembangan kendaraan yang semakin berkelindan.

Dari sekian partikel polusi yang dihasilkan, berapa pohonkah yang harus disediakan agar mampu menangkal zat-zat kimia masuk ke saluran pernapasan?
Syahdan ternyata pohon-pohon sumber oksigen saja tengah kebakaran.

Debu polusi, kemacetan, sampah-sampah plastik yang sulit diuraikan, serta kebersihan yang harus digalakkan. Alam kita membutuhkan uluran tangan kita, dimulai dari kepedulian kecil lalu semoga berkembang menjadi kepedulian besar karena dilakukan dengan kebersamaan.

Bumi yang kita tinggali, alam yang memberikan oksigen kehidupan, mari bersama kita jaga untuk kelangsungan hidup dan ketentraman anak keturunan.
Kalau bukan kita yang mencintai alam tempat tinggal manusia dan makhluk lainnya lantas siapa lagi? 😥


2 komentar:

Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)