Minggu, 06 Oktober 2019

Si Kabayan dan Nyi Iteung

Cerita Kabayan dan Nyi Iteung yang melegenda dari tanah Sunda. Kabayan terkenal sebagai sosok pemalas dan banyak alasan sampai membuat mertuanya marah kini sudah berubah.

***

Suatu pagi Kabayan ditugaskan mertuanya untuk memanen padi yang sudah matang di sawah.

"Kabayan, ayo segera ambil peralatanmu. Kita pergi ke sawah. Padi kita sudah matang." Ucap Abah mertua

"Kang Kabayan sedang sakit Abah. Dia masih meringkung di pembaringan meriang katanya." Jawab Nyi Iteung.

"Euleuh-euleuh si Kabayan. Ari Abah arek panen Jeung Saha atuh euweuh nu ngabantuan." Gerutu si Abah mendengar jawaban Nyi Iteung.

Kabayan menjawab dari dalam, "Abah, demi Nyi Iteung Kabayan siap bantu panen Abah meskipun sedang sakit. Tunggu, Bah. Kabayan siap-siap."

Nyi Iteung terharu sambil senyum-senyum mendengar hal itu, "Kang Kabayan bener mau ikut panen? Jangan dipaksain kalau sakit mah."

"Betul Nyi. Kasihan Nyi Iteung nanti nggak bisa makan, kalo Akang nggak ikut panen sama Abah." Sahut Kabayan yang sudah selesai bersiap dengan peralatan tempur panennya.

"Aih, si Akang mah so sweet." Nyi Iteung makin tersipu malu.

"Geus, Hayu geura ka sawah. Meungpeung isuk keneh." Abah mengajak si Kabayan cepat-cepat berangkat.

Sesampainya di sawah, Kabayan kaget melihat hamparan sawah yang luas ia kira banyak tetangganya ikut serta panen namun tidak ada satupun. Ia berteriak, "Abah yang betul saja, sawah seluas ini harus kita panen berdua?"

"Ya betul lah, Kabayan. Ini kan demi Nyi Iteung dan Ambu. Supaya hasil panennya kita sekeluarga saja yang menikmati." Sahut si Abah tersenyum bangga.

"Aih-aih si Abah, pelit sekali jadi orang. Jahat Abah, masa Kabayan harus panen padi segini banyaknya." Kabayan mau kabur pulang ke rumahnya lagi.

"Oh yasudah, apa nggak malu nanti sama Nyi Iteung kalau kamu pulang lagi ke rumah? Katanya si Akang Kabayan mah gagah ternyata Cemen." Ledek si Abah.

Kabayan pikir-pikir lagi, betul juga ia pasti akan malu sama Nyi Iteung kalau ia pulang lagi. Akhirnya ia pasrah dan sekuat tenaga membantu panen bersama Abah.

"Baiklah, Abah. Kabayan siap panen di sawah seluas ini. Sudah cukup kemarin-kemarin Kabayan mengecewakan Nyi Iteung, sekarang Kabayan mau buat Nyi Iteung bangga."

"Nah gitu dong, menantu Abah hebat." Abah merasa menang membujuk si Kabayan.

***

Nyi Iteung sangat bahagia, suaminya menjadi sangat rajin bekerja bahkan meskipun sedang sakit.

Abah dan Ambu pun ikut bahagia karena memiliki menantu yang tampan dan rajin bekerja.

Dan si Kabayan pun semakin gagah dan terhormat karena rajin bekerja dan menunjukkan sikap tanggung jawabnya sebagai suami dan pemimpin keluarga.

Jika, dalam cerita Sunda si Kabayan dikisahkan sangat pemalas bekerja banyak alasan dan sering membuat jengkel mertuanya. Kini ia sudah berubah memiliki watak yang berbeda, si Kabayan yang rajin bekerja.

2 komentar:

  1. Iya hehe

    Aku masih harus banyak belajar nih, Mbak utk buat cerpen🙈

    Thanks sudah berkunjung, Mbak 😍

    BalasHapus

Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)