Kamis, 03 Oktober 2019

Anak-anakku sayang

Anak-anak adalah keajaiban yang Tuhan berikan. Hadirnya memberikan kebahagiaan tidak terkira. Menjadi rahmat bagi seluruh alam. Senyumnya yang menggemaskan, tingkahnya yang lucu, kalimat jenakanya yang polos memberikan warna-warni ceria kehidupan. Mereka memberikan energi bagi jiwa kita.

Anak-anak menarik jiwa kita untuk mencintai dan menyayangi mereka setulus hati. Ah, melihat senyum si bayi mungil saja sudah meluluhkan hati. Padahal, beban di pundak sedang luar biasanya.

Anak-anak tidak lahir untuk kita abaikan. Mereka memiliki hak yang harus orang tuanya tunaikan sebagai tanggung jawab dan kewajiban. Di dalam jiwa dan raga mereka ada keringat dan ketulusan yang harus kita korbankan.

dr. Aisyah Dahlan, dalam tausiyahnya mengenai bahasa cinta menyebutkan, "setiap kita memiliki battery cinta yang harus diisi setiap hari."

Dengan apa mengisinya? Beliau menjelaskan lebih jauh untuk mengisi battery cinta dalam jiwa kita, bisa dilakukan beberapa hal:

1. Dengan kata-kata pujian dan dukungan.

Kata-kata yang ramah membesarkan jiwa mereka. Memuji anak-anak atas kebaikan yang mereka lakukan. Memberikan dukungan bagi apa yang sedang mereka pelajari dan cita-citakan, penting sekali  memberikan hal ini pada mereka untuk menumbuhkan semangat dan kepercayaan dirinya.

2. Sentuhan fisik

Memberikan pelukan hangat, mencium pipi atau kening sebagai bentuk syukur kita akan kehadiran mereka. Pelukan ini memberikan dampak yang luar biasa, menenangkan dan memberi energi pada jiwa dalam menjalani hari-hari anak.

3. Memberikan hadiah

Memberikan hadiah ini bisa sebagai bentuk apresiasi atas kebaikan yang sudah mereka laksanakan. Mereka akan merasa sangat senang dan diinginkan kehadirannya.

4. Pelayanan

Bagi anak-anak yang masih kecil, sudah menjadi hal biasa bagi kita memenuhi segala kebutuhan mereka. Bagi yang sudah beranjak remaja, kita bisa membantu mengingatkan atau melatih kemandirian pada diri mereka sebagai bentuk pelayanan dan kasih sayang.

5. Kebersamaan

Mereka tidak hanya butuh uang kita, mereka tidak hanya butuh banyak hadiah mainan dari kita, mereka tidak hanya butuh kata-kata baik dari kita. Lebih dari itu, mereka butuh kehadiran orang tuanya membersamai hari-harinya. Perhatian, kepedulian, kebersamaan yang mengesankan, menikmati waktu bermain dan bercanda bersama, saling curhat dan mendengarkan celoteh lucu mereka adalah hal yang sangat mereka inginkan dari orang tuanya.

Kebersamaan dengan orang tua adalah hal paling berharga yang akan mereka ingat dan kenang selalu bahkan sampai saat mereka sudah beranjak dewasa dan menua. Kebersamaan itu akan menjadi kenangan indah dalam sanubari terdalam mereka.

Bila terjadi penyimpangan pada diri anak, sebetulnya itu adalah suatu indikasi battery cinta mereka tidak terisi dengan baik atau bahkan tidak terpenuhi sama sekali dari orang tua atau keluarga terdekatnya.

Oleh sebab itu, Allah menyuruh kita memuliakan anak yatim-piatu. Mereka yang tidak memiliki ayah ataupun ibu, darimana mereka mendapatkan cinta untuk mengisi battery cinta di jiwanya. Mungkin hanya sebulan sekali, ketika ada yang mengunjungi dsb.

Sedangkan battery cinta jiwa kita harus diisi setiap hari. Jiwa mereka membutuhkan kasih sayang kita. Bagi yang memiliki orang tua, mereka mudah mendapatkan kasih sayang itu setiap hari.

Namun, bagaimanakah dengan anak-anak yang bahkan tidak memiliki ayah ibu atau berjauhan dengan ayah ibu mereka?

Mereka pun sama, setiap anak tanpa terkecuali memerlukan kasih sayang kita. Battery cinta mereka pun harus diisi setiap hari sebagai kebutuhan batin mereka.

Seperti halnya kebutuhan makan pada raga, pada jiwa pun memerlukan nutrisinya dengan siraman ruhani, kata-kata dukungan, penghargaan, penerimaan, pelukan hangat dan tulus, pendampingan, perhatian dan kasih sayang.

Anak-anakku sayang, dimanapun berada semoga Allah selalu menjaga dan menyayangimu. Anak-anakku sayang, semoga Allah kuatkan hati dan mampukan kami untuk selalu menyayangi dan memuliakan kalian dengan tulus.

3 komentar:

  1. Aaamiiiin... 😭🙏🤗mengaharu biru untuk seorang ibu yang berjuang mengikhlaskan anaknya menempuh pendidikan nun jauh di sana. 😊

    BalasHapus
  2. Mulai belajar menata hati, menyiapkan anak-anak ketika harus berjauhan demi meraih asa

    BalasHapus

Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)