Ia tidak pandai mengungkapkan cinta lewat kata, namun fasih menunjukkannya dalam bijak berkorban nan wibawa.
Seringkali aku menumpahkan keluh kesah padanya, putus asa, dan tak tahu harus bagaimana. Ia menjawab dengan lugas sederhana, namun menenangkan dan membuka solusi persoalan.
Ia yang tidak meminta banyak dari adik-adiknya, namun memberi lebih banyak bahkan saat tidak dipinta.
Ia tidak meminta banyak, melihat adik-adiknya bisa bahagia, tercukupi kebutuhan dan pendidikannya sudah membuat ia bangga tanpa meminta imbalan apa-apa.
Ia yang bahkan berpikir lebih keras untuk perempuan-perempuan dalam keluarganya, kala aku sebagai adiknya hanya sibuk dengan urusan diri sendiri.
Pandangannya sudah jauh ke depan, terkadang ia berbagi visi. Hal yang membuatku kagum. Tidak hanya raganya yang lelah bekerja, namun pikirnya juga berkelana memikirkan kebaikan seluruh keluarga.
Laki-laki yang wibawa dalam peluh kerja, harum dalam cita visionernya, lalu menambah kagum karena pengorbanannya untuk keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)