Sedih, iya.
Ingin menangis, iya.
Takut, iya.
Kelebihan bisa menjadi ujian, seperti halnya kekurangan bisa menjadi limpah kesempatan pahala.
Ada seseorang yang mengungkapkan kekaguman karena paras yang menurutnya cantik. Ada seseorang yang menyatakan kagum karena kecerdasannya. Sungguhlah kecantikan, ketampanan, kecerdasan, kepopuleran, kekayaan adalah ujian. Sama seperti halnya kekurangan dan kesempitan. Jika terlena sedikit saja, bisa menjadi petaka.
Paras yang cantik dan tampan membuat mata yang melihat terpukau, lalu lupa ada yang lebih penting dari itu yakni: menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan.
Apakah kecantikan dan ketampanan semata hanya untuk dipublikasikan, ada kesempatan pahala disana namun juga bisa menjadi ujian yang melenakan.
Kecerdasan sungguh mampu menarik kekaguman, namun juga bisa menjadi ujian. Ia bisa menjadi penyebab kesombongan dan rasa angkuh. Tanpa disertai keyakinan yang kokoh akan Tuhannya ia bisa menjerumuskan pada menuhankan logika. Kecerdasan sungguh mampu membuat terpukau dunia, namun ada yang lebih penting dari itu yakni: ketundukan pada pemilik kehidupan.
Siapakah kita pandai sekali berbicara logika, namun jika kecerdasan itu malah membuat kita menjadi sombong lalu apalah guna?
Kepopuleran, menyilaukan mata setiap orang. Menarik mata-mata yang memandang. Ia menjadi impian bagi banyak orang. Kepopuleran pun bisa menjadi ladang pahala bisa juga menjerumuskan. Ia bisa menjadi tabungan kebaikan namun sangat mampu melenakan.
Kecantikan, ketampanan, kecerdasan, kepopuleran, kekayaan, semuanya benar-benar gemerlap yang menarik hati. Namun apakah yang sebenarnya kita cari di dunia?
Kepada Allah kita memohon perlindungan, bimbingan, dan pertolongan agar dapat menjalani hiruk pikuk kehidupan tetap berjalan pada koridor yang diridhai-Nya.
Semoga kita tak larut dalam kesombongan.
BalasHapus