Selasa, 29 Oktober 2019
Dukungan Berharga
Senin, 28 Oktober 2019
Menyakitimu berarti menyakiti diriku sendiri
Sering Hadir Dalam Mimpi
Senin, 21 Oktober 2019
Ada yang samakah?
Dampak Perundungan Tidak Pernah Sederhana
Malaikat kita
Wisata Nusadanas, Pangandaran
Kolam renang Nusadanas asri ini terletak di sebuah pedesaan, ketika perjalanan ke lokasi sepanjang jalan kita akan dimanjakan dengan perkebunan dan hutan dengan pepohonan yang masih asri. Jalanan yang dilalui pun cukup nyaman, sedikit berkelok disertai tanjakan dan turunan.
Setiap liburan semester atau akhir pekan, kolam renang nusadanas ini sering ramai dikunjungi pengunjung dari berbagai daerah. Harganya yang terjangkau membuat kolam renang ini semakin ramai dikunjungi masyarakat.
Cukup dengan membayar parkir, menyewa pelampung dengan harga Rp. 3.000,- anda sudah bisa menikmati sejuknya air di kolam renang nusadanas ini. Kolam yang luas, alam yang masih asri, sungai-sungai yang berair jernih menambah daya tarik tempat ini. Bagi anak-anak yang masih kecil, bisa bermain di sungai-sungai kecil di pinggiran kolamnya. Riang dan senang sekali melihat pengunjung bermain ria bersama air.
Tak hanya, keindahan dan kesejukan alamnya yang menjadi daya tarik. Jajanan makanan yang disediakan di tempat wisata ini juga memiliki harga-harga yang terjangkau. Jajanannya pun masih bersifat tradisional, seperti pecel, cilok, berbagai macam buah-buahan, serta jajanan khas anak-anak lainnya. Eits tapi tidak hanya untuk anak-anak, orang dewasa pun senang menikmati jajanannya.
Selepas berenang pasti lapar kan, nah anda bisa langsung membeli beraneka ragam jajanan yang disediakan. Kolam renang wisata yang luas, alam yang asri, gemericik air jernih siap membantu anda menyegarkan kembali pikiran setelah penat beraktivitas dengan pekerjaan sehari-hari.
Tunggu apalagi, yuk berwisata ke Nusadanas asri. Dan nikmati pesona alam dan kesejukan airnya.
#Tantanganke-6
Kakak Lelakiku
Tak apa, tak bertemu
Gemerlap Ujian
Minggu, 13 Oktober 2019
Berkah dan lapang
Karena Mereka
Tanpa punya apa-apa
Tanpa bisa apa-apa
Tanpa punya kebaikan apa-apa
Lalu, malaikat-malaikat itu berdatangan
Mengepakkan sayapnya di hidupku
Melindungi dari terik pilu
Memelukku hangat dalam haru
Perlahan aku bisa tertawa
Tersenyum ketika kau ajak berbicara
Berjalan, berlari-lari kecil
Hingga sekarang sudah mendewasa
Kalau bukan karena kebaikan Ibu, apa jadinya aku
Kalau bukan karena ketulusan Ayah, apa jadinya aku
Kalau bukan karena pengorbanan malaikat-malaikat tak bersayap di hidupku
Akan jadi apa jiwaku
Cinta Ibu, menghangatkan dan menenangkan
Cinta tulus ayah, membuat jiwaku bangga dan berharga
Malaikat-malaikat tak bersayap
Yang dikirimkan Tuhan dari syurga dan semoga menuju syurga kembali
Bersama-sama
Upgrade diri!
Apa yang kau tulis akan mereka rekam dengan tulus
Apa yang kau perdengarkan akan mereka ceritakan
Apa yang kau perintahkan akan mereka percayakan
Mereka kertas putih, suci
Kau penuh arogansi
Jika penuhi hati dengan ilusi
Fokuslah! Pada perbaikan estafeta generasi
Belajarlah lebih banyak
Membacalah lebih lama
Bereksperimenlah lebih berani
Temukan kebenaran
Gali keilmiahan
Mereka butuh ilmu dari seorang guru yang mumpuni
Bukan sekedar cari gengsi
Ilmu dan didikan yang kau berikan akan membentuk generasi
Tak sekedar disini kini, tapi juga masa depan diri
Sekedar catatan untuk diri
Ilmumu masih sedikit
Pengalamanmu belum teruji
Wawasanmu perlu ditambahi
Kompetensi dan profesionalisme yang perlu di upgrade dan uji
Belajarlah, berjalanlah, membacalah, bergaullah lebih banyak, hei diriku sendiri!
Mereka tak lemah, kau tak remah!
Kau kata mereka remah
Salah!
Bukan mereka tapi dirimu yang lemah!
Kau pikir mereka tak mengerti
Kau kira mereka tak mudah memahami
Salah!
Mereka bukan tak mudah memahami
Hanya caramu yang tak mudah dimengerti
Kau kira mereka berandal
Kau kata mereka nakal
Salah!
Mereka tak nakal apalagi berandal
Mereka hanya butuh kesabaran dan kepercayaan yang lebih andal
Darimu yang tulus dan penuh sayang
Lihatlah lebih dalam
Mereka yang kurang belajar
Atau dirimu yang tak pernah belajar
Atau jangan-jangan dirimu yang sombong dan sudah merasa paling pintar
Kurang ajar!
Berhentilah menyalahkan
Kurangilah amarah yang kau luapkan!
Mulai sekarang, senyumlah lebih lapang
Tunjukkanlah ceria dan cinta tak terkira
Pada mereka yang berharga tak terkira
Berilah sabar dan ramah yang lebih banyak
Kau dan mereka tak patut dianiaya egoisme belaka
Perjuangkan! Buktikan!
Bukan sekedar kata
Bukan sekedar bicara dengan manis belaka
Ia memintamu tak sekedar bersua
Namun juga memperjuangkan asa
Cinta membutuhkan pembuktian
Dengan menjaga
Dengan memulia
Tidak hanya cinta sebatas kata dan nafsu belaka
Namun cinta juga memintamu menjaga dalam doa dan tulus rasa
Perjuangkan!
Jika niat di hatimu sudah lurus kau rasa
Bukan sekedar cinta belaka
Namun, kesiapanmu menjemput cinta Illahi bersamanya
Perjuangkan!
Batinmu resah, pikirmu lemah
Karena ternyata tak mudah
Jangan menyerah!
Cinta benci pada putus asa
Ia menolak jiwa-jiwa merana
Perjuangkan! Rasamu harus dibuktikan
Bukan sekedar rasa
Bukan sekedar kata
Bukan sekedar bualan belaka
Kau, pejuang hebat dan tangguh
Kau, pejuang cita dan penjaga yang mulia!
Jemputlah, berlarilah!
Diterpa berbagai sempit
Kalang kabut pikir berkelit
Semua terasa pelik
Hatimu gundah dan resah
Kepada siapa harus berkeluh kesah
Batin berteriak meronta berkah
Semua terasa pasrah
Hatimu sempit adalah celah bagi cahaya
Untuk masuk menyeruakkan cahya
Ia pertanda lapar nan haus
Memintamu mencari obat
Jemputlah obat itu
Jangan hanya berdiam diri
Pelik dan rumit yang jadi pemantik
Agar dirimu tak lagi berkelit
Hatimu, butuh cahaya
Pergilah, berlarilah, jemputlah cahaya itu
Ia abadi dan akan menerangimu dengan tulus
Menyelamatkanmu dengan senang
Tenang hingga keabadian
Ia bernama; hidayah.
Jemputlah, jangan hanya berdiam menanti cahaya hidayah.
Senin, 07 Oktober 2019
Mengusir Lelah
Apa yang biasa kamu lakukan ketika pulang ke rumah setelah lelah seharian bekerja bahkan sampai malam baru selesai?
Kalau aku, bersih-bersih badan lalu rebahan. Adalah senikmat-nikmatnya melepas penat.
Ternyata bahagiaku sangat sederhana, setelah seharian lelah bekerja. Lalu pulang ingin mendapatkan ketenangan dan kedamaian dengan rebahan.
Hal sederhana, tapi mampu mengusir lelah dan mengisi energi kembali.
Atau berkomunikasi dengan keluarga tercinta, ponakan-ponakanku tersayang. Sungguh bisa menjadi pelipur lara. Yang asalnya capek, lelah, lunglai bisa segera ceria kembali.
Kalau kamu, hal apa yang kamu lakukan ketika lelah untuk mengusir penat?
Sharing yuk!
Minggu, 06 Oktober 2019
Si Kabayan dan Nyi Iteung
Cerita Kabayan dan Nyi Iteung yang melegenda dari tanah Sunda. Kabayan terkenal sebagai sosok pemalas dan banyak alasan sampai membuat mertuanya marah kini sudah berubah.
***
Suatu pagi Kabayan ditugaskan mertuanya untuk memanen padi yang sudah matang di sawah.
"Kabayan, ayo segera ambil peralatanmu. Kita pergi ke sawah. Padi kita sudah matang." Ucap Abah mertua
"Kang Kabayan sedang sakit Abah. Dia masih meringkung di pembaringan meriang katanya." Jawab Nyi Iteung.
"Euleuh-euleuh si Kabayan. Ari Abah arek panen Jeung Saha atuh euweuh nu ngabantuan." Gerutu si Abah mendengar jawaban Nyi Iteung.
Kabayan menjawab dari dalam, "Abah, demi Nyi Iteung Kabayan siap bantu panen Abah meskipun sedang sakit. Tunggu, Bah. Kabayan siap-siap."
Nyi Iteung terharu sambil senyum-senyum mendengar hal itu, "Kang Kabayan bener mau ikut panen? Jangan dipaksain kalau sakit mah."
"Betul Nyi. Kasihan Nyi Iteung nanti nggak bisa makan, kalo Akang nggak ikut panen sama Abah." Sahut Kabayan yang sudah selesai bersiap dengan peralatan tempur panennya.
"Aih, si Akang mah so sweet." Nyi Iteung makin tersipu malu.
"Geus, Hayu geura ka sawah. Meungpeung isuk keneh." Abah mengajak si Kabayan cepat-cepat berangkat.
Sesampainya di sawah, Kabayan kaget melihat hamparan sawah yang luas ia kira banyak tetangganya ikut serta panen namun tidak ada satupun. Ia berteriak, "Abah yang betul saja, sawah seluas ini harus kita panen berdua?"
"Ya betul lah, Kabayan. Ini kan demi Nyi Iteung dan Ambu. Supaya hasil panennya kita sekeluarga saja yang menikmati." Sahut si Abah tersenyum bangga.
"Aih-aih si Abah, pelit sekali jadi orang. Jahat Abah, masa Kabayan harus panen padi segini banyaknya." Kabayan mau kabur pulang ke rumahnya lagi.
"Oh yasudah, apa nggak malu nanti sama Nyi Iteung kalau kamu pulang lagi ke rumah? Katanya si Akang Kabayan mah gagah ternyata Cemen." Ledek si Abah.
Kabayan pikir-pikir lagi, betul juga ia pasti akan malu sama Nyi Iteung kalau ia pulang lagi. Akhirnya ia pasrah dan sekuat tenaga membantu panen bersama Abah.
"Baiklah, Abah. Kabayan siap panen di sawah seluas ini. Sudah cukup kemarin-kemarin Kabayan mengecewakan Nyi Iteung, sekarang Kabayan mau buat Nyi Iteung bangga."
"Nah gitu dong, menantu Abah hebat." Abah merasa menang membujuk si Kabayan.
***
Nyi Iteung sangat bahagia, suaminya menjadi sangat rajin bekerja bahkan meskipun sedang sakit.
Abah dan Ambu pun ikut bahagia karena memiliki menantu yang tampan dan rajin bekerja.
Dan si Kabayan pun semakin gagah dan terhormat karena rajin bekerja dan menunjukkan sikap tanggung jawabnya sebagai suami dan pemimpin keluarga.
Jika, dalam cerita Sunda si Kabayan dikisahkan sangat pemalas bekerja banyak alasan dan sering membuat jengkel mertuanya. Kini ia sudah berubah memiliki watak yang berbeda, si Kabayan yang rajin bekerja.
Aku Percaya
Kenangan-kenangan itu masih tersimpan rapi di ruang memori. Membuat tersenyum berseri kala mengingatnya. Ia yang baik menyenangkan nan menenangkan menjadi paket lengkap hadiah akhir tahun sekolah.
Entah bagaimana hingga akhirnya kami bisa saling tertarik satu sama lain. Yang aku ingat adalah ia memiliki hal yang tak kutemukan dari orang lain. Ia teduh dan menjadi candu. Ia membahagiakan sekaligus membuatku tenang.
Perjalanan yang tidak mudah, untuk sampai di titik sekuat dan setegar sekarang. Ia bertahan dan menjaga. Dalam berjarak dan hilangnya komunikasi sekian lama. Aku tetap menjaga, percaya dan menanti, mengikuti kata hati yang menuntun pada ketenangan jiwa.
Kini, ia tengah berjuang. Aku paham, ia bukan pejuang yang main-main dengan kata-kata dan komitmennya. Ketika ia sudah mengutarakan keseriusan, ia bersedia mengayomi segala inginku agar bahagia.
Sangat bersyukur hingga perasaanku membuncah bahagia. Bukan bilangan waktu yang sebentar untuk bisa bertahan tanpa komunikasi tanpa bertemu, dengan rasa tidak berubah adanya. Ia semakin kuat, menguatkan rasa percaya juga menjadi ujian.
Ia tengah berjuang untuk tujuan mulia. Ia tidak pernah main-main untuk urusan kesungguhan. Lelah dan letih barangkali sedang ia rasa. Aku berharap kebaikan, kebahagiaan, dan penjagaan senantiasa menyertainya.
Ia terkesan cuek dan sederhana, namun kesungguhan dan komitmennya tidak pernah sederhana. Hadirnya benar-benar menjadi hadiah. Ia sosok pemimpin yang terpercaya.
Selamat berjuang, Tuan. Aku percaya kamu pejuang yang tangguh.
Selamat berjuang, Tuan. Aku bahagia menanti kedatanganmu segera.
Selamat berjuang, Tuan. Terima kasih sudah menjadi sebaik-baik teladan dalam menjaga. Aku bangga dan hormat atas kesungguhanmu memperjuangkan ikatan yang kuat.
Jumat, 04 Oktober 2019
Kasih dan persahabatan
Berkutat dengan pekerjaan seharian mungkin melelahkan, apalagi jika sampai malam hari baru pulang karena lemburan.
Berkutat dengan tugas kuliahan, mungkin melelahkan. Menguras energi karena membutuhkan fokus dan ketekunan.
Berkutat dengan pekerjaan demi tanggung jawab dan menjaga kehormatan diri, mungkin melelahkan. Cukup menguras tenaga, pikiran, bahkan perasaan.
Namun, semua lelah jadi terasa lebih ringan dan menyenangkan ketika memiliki teman-teman yang mengasyikkan.
Mereka teman-teman kerja, teman-teman kuliah, teman-teman berdekatan rumah yang saling membantu dan empati satu sama lain.
Ringan mengulurkan tangan memberikan bantuan, ringan menyedekahkan senyum memberikan tawa dan kebahagiaan. Ringan menyediakan telinga dan bahu kala membutuhkan tempat untuk didengarkan.
Ah, hari ini mungkin melelahkan. Jam sekian malam baru bisa rebahan. Namun, jadi terasa lebih ringan dan menyenangkan karena kasih yang tulus dan persahabatan. Kasih persahabatan yang menguatkan ikatan.
Kasih dan persahabatan
Berkutat dengan pekerjaan seharian mungkin melelahkan, apalagi jika sampai malam hari baru pulang karena lemburan.
Berkutat dengan tugas kuliahan, mungkin melelahkan. Menguras energi karena membutuhkan fokus dan ketekunan.
Berkutat dengan pekerjaan demi tanggung jawab dan menjaga kehormatan diri, mungkin melelahkan. Cukup menguras tenaga, pikiran, bahkan perasaan.
Namun, semua lelah jadi terasa lebih ringan dan menyenangkan ketika memiliki teman-teman yang mengasyikkan.
Mereka teman-teman kerja, teman-teman kuliah, teman-teman berdekatan rumah yang saling membantu dan empati satu sama lain.
Ringan mengulurkan tangan memberikan bantuan, ringan menyedekahkan senyum memberikan tawa dan kebahagiaan. Ringan menyediakan telinga dan bahu kala membutuhkan tempat untuk didengarkan.
Ah, hari ini mungkin melelahkan. Jam sekian malam baru bisa rebahan. Namun, jadi terasa lebih ringan dan menyenangkan karena kasih yang tulus dan persahabatan. Kasih persahabatan yang menguatkan ikatan.
Kamis, 03 Oktober 2019
Banyak-banyaklah Ingat Kebaikannya
Fluktuatif rasa. Kadang aku bahagia berbunga-bunga. Kadang cemburu luar biasa.
Kadang aku tenang saja begitu percaya. Tapi, terkadang tiba-tiba buruk sangka dan merasa terluka.
Kadang aku ingin menuntut saja, aku lelah dengan semua yang ada.
Kadang aku begitu sabar dan menerima. Sabar menjalani proses, sabar menjalani mengusahakan ikhtiar terbaik.
Kadang aku ingin putuskan saja, apa sebenarnya kita sedang memperjuangkan atau saling berpaling tanpa menyapa satu sama lain.
Pedih ...
Perih ...
Luka ...
Nestapa ....
Semua itu salah. Hanya prasangka.
Dan prasangka tanpa fakta hanya akan menjadi dosa dan khayal yang dzalim niscaya.
Semua itu salah.
Tidakkah kau tahu saat kau cemburu, ia juga cemburu?
Tidakkah kau tahu saat kau terluka, ia juga tertatih menyembuhkan luka?
Semua syak wasangka itu bahaya.
Tidakkah kau tahu saat kau ingin pergi meninggalkan sejauh-jauhnya meskipun tidak akan pernah mudah dan bisa?
Ia sedang memperjuangkan keseriusan dan kebahagiaan -dirimu?
Semua itu hanya prasangka. Apa yang dirasa dalam dada, dipikir dalam alam pikir, tidak semuanya perlu kita sepakati begitu saja.
Terkadang ia hadir karena imanmu yang lemah.
Terkadang ia hadir karena ilmumu yang sempit.
Terkadang ia hadir karena wawasanmu yang sempit.
Terkadang ia hadir karena renjana tak kunjung bersua.
Terkadang ia hadir karena kuatnya imanmu yang sedang dicoba.
Kuatkan iman, hai seorang hamba.
Semangat menuntut ilmu, hai pejuang cahaya.
Dekat-dekatlah dengan tenang kalam indah-Nya.
Dekat-dekatlah dengan para kekasih-Nya.
Hai, seorang hamba.
Banyak-banyaklah ingat kebaikannya.
Banyak-banyaklah ingat pengorbanannya.
Banyak-banyaklah tersenyum syukur dan bahagia.
Bersama-Nya ...
Bersama-Nya ...
Kau tak pernah sendirian jua ...
Banyak-banyaklah ingat kebaikannya
Banyak-banyaklah ingat senyum dan pengorbanannya
Banyak-banyaklah bertobat dan mohon ampun atas segala dosa
Banyak-banyaklah memohon ampun ridha dan segala berkah cahaya, hai seorang hamba.
Anak-anakku sayang
Anak-anak adalah keajaiban yang Tuhan berikan. Hadirnya memberikan kebahagiaan tidak terkira. Menjadi rahmat bagi seluruh alam. Senyumnya yang menggemaskan, tingkahnya yang lucu, kalimat jenakanya yang polos memberikan warna-warni ceria kehidupan. Mereka memberikan energi bagi jiwa kita.
Anak-anak menarik jiwa kita untuk mencintai dan menyayangi mereka setulus hati. Ah, melihat senyum si bayi mungil saja sudah meluluhkan hati. Padahal, beban di pundak sedang luar biasanya.
Anak-anak tidak lahir untuk kita abaikan. Mereka memiliki hak yang harus orang tuanya tunaikan sebagai tanggung jawab dan kewajiban. Di dalam jiwa dan raga mereka ada keringat dan ketulusan yang harus kita korbankan.
dr. Aisyah Dahlan, dalam tausiyahnya mengenai bahasa cinta menyebutkan, "setiap kita memiliki battery cinta yang harus diisi setiap hari."
Dengan apa mengisinya? Beliau menjelaskan lebih jauh untuk mengisi battery cinta dalam jiwa kita, bisa dilakukan beberapa hal:
1. Dengan kata-kata pujian dan dukungan.
Kata-kata yang ramah membesarkan jiwa mereka. Memuji anak-anak atas kebaikan yang mereka lakukan. Memberikan dukungan bagi apa yang sedang mereka pelajari dan cita-citakan, penting sekali memberikan hal ini pada mereka untuk menumbuhkan semangat dan kepercayaan dirinya.
2. Sentuhan fisik
Memberikan pelukan hangat, mencium pipi atau kening sebagai bentuk syukur kita akan kehadiran mereka. Pelukan ini memberikan dampak yang luar biasa, menenangkan dan memberi energi pada jiwa dalam menjalani hari-hari anak.
3. Memberikan hadiah
Memberikan hadiah ini bisa sebagai bentuk apresiasi atas kebaikan yang sudah mereka laksanakan. Mereka akan merasa sangat senang dan diinginkan kehadirannya.
4. Pelayanan
Bagi anak-anak yang masih kecil, sudah menjadi hal biasa bagi kita memenuhi segala kebutuhan mereka. Bagi yang sudah beranjak remaja, kita bisa membantu mengingatkan atau melatih kemandirian pada diri mereka sebagai bentuk pelayanan dan kasih sayang.
5. Kebersamaan
Mereka tidak hanya butuh uang kita, mereka tidak hanya butuh banyak hadiah mainan dari kita, mereka tidak hanya butuh kata-kata baik dari kita. Lebih dari itu, mereka butuh kehadiran orang tuanya membersamai hari-harinya. Perhatian, kepedulian, kebersamaan yang mengesankan, menikmati waktu bermain dan bercanda bersama, saling curhat dan mendengarkan celoteh lucu mereka adalah hal yang sangat mereka inginkan dari orang tuanya.
Kebersamaan dengan orang tua adalah hal paling berharga yang akan mereka ingat dan kenang selalu bahkan sampai saat mereka sudah beranjak dewasa dan menua. Kebersamaan itu akan menjadi kenangan indah dalam sanubari terdalam mereka.
Bila terjadi penyimpangan pada diri anak, sebetulnya itu adalah suatu indikasi battery cinta mereka tidak terisi dengan baik atau bahkan tidak terpenuhi sama sekali dari orang tua atau keluarga terdekatnya.
Oleh sebab itu, Allah menyuruh kita memuliakan anak yatim-piatu. Mereka yang tidak memiliki ayah ataupun ibu, darimana mereka mendapatkan cinta untuk mengisi battery cinta di jiwanya. Mungkin hanya sebulan sekali, ketika ada yang mengunjungi dsb.
Sedangkan battery cinta jiwa kita harus diisi setiap hari. Jiwa mereka membutuhkan kasih sayang kita. Bagi yang memiliki orang tua, mereka mudah mendapatkan kasih sayang itu setiap hari.
Namun, bagaimanakah dengan anak-anak yang bahkan tidak memiliki ayah ibu atau berjauhan dengan ayah ibu mereka?
Mereka pun sama, setiap anak tanpa terkecuali memerlukan kasih sayang kita. Battery cinta mereka pun harus diisi setiap hari sebagai kebutuhan batin mereka.
Seperti halnya kebutuhan makan pada raga, pada jiwa pun memerlukan nutrisinya dengan siraman ruhani, kata-kata dukungan, penghargaan, penerimaan, pelukan hangat dan tulus, pendampingan, perhatian dan kasih sayang.
Anak-anakku sayang, dimanapun berada semoga Allah selalu menjaga dan menyayangimu. Anak-anakku sayang, semoga Allah kuatkan hati dan mampukan kami untuk selalu menyayangi dan memuliakan kalian dengan tulus.
Selasa, 01 Oktober 2019
Apakah ini wajar dan biasa-biasa saja bagi manusia?
Terkadang merasa diabaikan, tidak diingat apalagi dipedulikan.
Terkadang, bertanya apa aku ada di hati mereka?
Betulkah kebahagiaan yang tulus itu ada? Apakah aku berhak bahagia?
Apa aku berhak dapatkan kebaikan?
Terkadang ingin teriak, "Cukup! Aku lelah."
Sanubari terdalamku meronta.
Aku tahu ini tak baik
Batinku berontak
Apakah kasih sayang yang tulus itu ada untukku?
Apa kebahagiaan itu mau menghampiriku?
Apa ketenangan dan hati yang merasa cukup itu bisa selalu ada terpatri dalam hati?
Ataukah wajar-wajar saja saat manusia merasa tidak tenang, cemas, sedih, penuh kegelisahan, dan merasa sendirian tanpa punya siapa-siapa untuk berbagi kesedihan?