Yah, itulah ia. Ia adalah diaku. Yang tidak banyak bicara, untuk menghadapi kerandoman dan kekanakanku. Tapi, sikapnya selalu mampu membuat gunung es yang tadinya begitu beku. Menghangat kembali dalam cerianya hari.
Bicaraku mungkin akan menghasilkan seratus kata untuk menimpali celotehnya. Tapi, ketika ia memenuhi pintaku. Cukup dengan aku merajuk padanya. Dan ia menjawab dengan beberapa kata. Action.
Tidak banyak kata yang ia ucapkan untukku. Katanya yang sedikit namun syarat akan makna. Meskipun kadang nyeleneh, tapi mampu membuat detak lebih dari biasanya. Membuat senyum merekah lebih spontan dari biasanya.
Meskipun, orang yang melihatku ketika tersenyum muka memerah jambu sendiri pasti akan mengira aneh. Haaa tapi ya itulah ia adanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)