Sabtu, 22 Oktober 2016

Aku benar-benar ... sepi ...

Aku benar-benar sepi ...
Sesepi nya galau kala menerpa ...
Bak batu es yang meleleh ketika terkena sengatan surya

Menyengat ...
Bak sengatan kalajengking ...
Pedih sepedih-pedihnya
Luka darah yang kau sirami air jeruk nipis

Aku, memang bukanlah matahari
Yang Allah anugerahi kemampuan menyinari

Aku bukanlah matahari
Yang akan tetap mampu menyinari
Dan berwajah berseri
Setiap tugasnya telah tiba

Aku kadang lelah
Aku sepi
Aku bosan
Aku cemburu
Aku merasa sendiri

Dan kamu dimana ?
Dan apa kabar hatimu ?
Apa kabar kedekatanmu pada Tuhan ?
Hingga aku masih begitu gundah gulana seperti ini ...

Aku benci
Aku sendiri
Aku sepi
Aku merasa tersaingi
Tanpa ada siapapun mendampingi

Aku bukanlah matahari
Yang akan tetap selalu ceria
Menyinari tanpa hirau apa kata bumi

Bagaikan perihnya menanti
Pada jarak yang tercipta
Kapan aku bertemu ?
Kapan aku membahagiamu ?
Kapan aku tidak ragu ?

Aku hanya butuh penguatan dan jawaban
Bahwa aku kuat dan bisa ...
Dear, I am here

Please, come to me
And keep beside me

1 komentar:

Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)