A : "Karena suasana sore menuju petang hari selalu mempesona ...
Ia hadir dengan sinar kuning jingga nya menyorot penuh wibawa ...
*selamat sore dari teras depan dan pemandangan langit asrama."
Sapaku, mengawali chat sore itu.
Nada dalam bahagia, selalu berirama dalam detak hati. Hmmm pesan ceklis satu, double, dan ... berwarna biru ...
Klik ...
Bunyi pesan masuk darinya
D : "Karena Indonesia negara berdaerah tropis, ia selalu turun dengan ajaib membawa rahmat-Nya.
Selamat sore dari bagian dinginnya Jawa Barat, Garut." Balasnya.
A : "Alhamdulillah, selamat menikmati hujan.
Bahasa air yang paling jujur dan penuh romansa rindu. *eh 😅."
D : "Apakah langit sampaikan pesanku? Bahwa kurindu.
A : 😊
D : 💝
A : "Lagi nulis, dan teringat Muhammad ...
Ah, lagi lagi ...
Terkadang, desiran angin pada bumi selalu mengajakku untuk menekur syukur ...
Di takdirkan berada di belahan bumi yang jauh berbeda, but ...
Aku bahagia denganmu" Tukasku padanya.
D : "Lagi nafas, mau ikutan?
Terkadang, aku bertanya, masihkah kita berpijak di bawah langit yang sama? Masihkah kita melihat bulan yang sama?
Ya, jawab-Nya.
Alhamdulillah. Pun denganku, bahagia denganmu."
A : " Ahahha ... Udahan ah ... Mau mandi wkkwkw ... "
Suara adzan maghrib pun bergema, aku yang sedari tadi bercengkrama dengan buku, keyboard hp, dan pemandangan teras asrama.
Entah, apa yang sedang ia lakukan di belahan bumi sana. Ada bahasa-bahasa sederhana yang selalu ingin aku ungkapkan, melebur takjubku.
Aku bahagia bersamanya, tentang jarak adakah ia mampu mematahkan rasa.
Ia adalah sosok yang penuh damai, lembut, rela berkorban dan selalu mampu membuatku damai nyaman di dekatnya. Seolah, ia berkata. Tetaplah hidup di bumi, aku ada disini. Untuk memastikan bahwa kamu bahagia. Karena bahagiamu adalah bagian dari bahagiaku.
Seperti bersatunya detak jantung pada tubuh. Ia adalah seperti detaknya. Ada, tersimpan rapi di dalam tubuhku mengikuti kemanapun aku pergi.
Entah, meskipun jarak dan ribuan rimba selat sedang memanja resah kami.
Kami adalah tetap dalam satu detak di bumi-Nya yang terhampar luas.
Tangan kami tetap bergenggaman satu sama lain, dalam dimensi yang bahkan kami pun menakjub gagah.
Terkadang, chat random adalah bahasa sederhana dari cara kami menebas rindu yang menyesak telak pada sumsum sel-sel tubuh kami.
Selamat pagi menjelang siang,
Sehat selalu,
Semoga Allah selalu melindungi-Mu dear ... 💝
Dari belahan bumi Tangerang kota, di sela-sela istirahat sekolah tercinta. Di iringi musik awan mendung dan menangis rindu.
Eh kok ada dilan?
BalasHapusHehe ... minjem pic nya Dilan bunda 😆
HapusJd pnasaran pngn bca dilan
BalasHapusSerrruuu Mba ... Dilannya keren ahahha
HapusDilan oh dilan
BalasHapusAhahha aku mh pinjem pic nya aja Bang, ...
HapusAyo baca novelnya Dilain Bang, *eh promosi 😁
sy blum baca dilan huhuhu
BalasHapusmb fitri tulisane masuk cerpen? diksi udah bagus, mewah
Iya Mba, cerpen.
HapusAlhamdulillah ... lagi terus belajar ini Mba. Terima kasih sudah mampir 😘
Novel Dilain keren, Mba menurutku hayu baca 😊
HapusDitunggu krisannya lagi Mba 😄