Minggu, 03 November 2019

Cerbung Part III: Paijo, Tukiem, dan Surti.

Paijo meraung menangis sendiri di rumah sewanya di Jerman. Tapi, ia berpikir tidak bisa berlama-lama seperti itu ia harus segera mencari jalan keluar. Ia sekarang sedang menempuh semester tiga. 

Akhirnya, ia berinisiatif untuk segera mencari kerja agar bisa mendapat uang tambahan demi menutupi biaya denda dan memenuhi kebutuhan kuliah dan hidupnya disana. Ia pun bekerja paruh waktu di sebuah restoran. Selama kuliah libur, maka ia menghabiskan waktunya dengan bekerja di restoran tersebut.

Lain lagi dengan Tukiem. Ia juga sudah kuliah dan sedang menempuh semester tiga seperti Paijo. Namun bedanya, Paijo di luar negeri ia di dalam negeri.

Namun, sekarang ia tengah mengambil cuti perkuliahan karena terkendala biaya. Ia sempat kebingungan mencari uang untuk biaya kuliahnya, minta sama ayahnya sesuatu yang tidak mungkin ia lakukan. Karena ayahnya akan lebih memilih keluarga barunya dibandingkan dengan anak-anaknya.

"Aku harus cari kerja kemana yah biar bisa cari uang untuk bayar kuliah?" Gumamnya dalam hati.

"Baiklah, aku akan coba melamar pekerjaan ke beberapa perusahaan siapa tahu ada rezekinya." Tukasnya lagi dengan semangat.

Tukiem, yah ia tinggal seorang diri di perantauan. Meninggalkan keluarganya di kampun dan memperjuangkan kuliahnya seorang diri tanpa bantuan keluarganya. Tukiem ingat janji dengan kedua sahabatnya Paijo dan Surti untuk bisa sama-sama sukses bagaimanapun ujiannya.

Akhirnya, setelah beberapa lamaran ia ajukan ke banyak perusahaan. Ada satu perusahaan yang memanggilnya untuk wawancara dan tidak disangka ia pun diterima untuk langsung bekerja di perusahaan tersebut sebagai tenaga administrasi.

Ia mulai mengumpulkan uang untuk biaya kuliahnya agar ia ia bisa melanjutkan kembali kuliah yang sempat tertunda karena kendala biaya itu. Di semester depannya ia pun berhasil berkuliah kembali dari uang hasil tabungannya itu.

"Tukiem .... Akhirnya Lo masuk kuliah lagi. Gue seneng banget kangen banget sama Lo." Peluk sahabat dekatnya di kuliahan Jongrang namanya.

"Gue juga kangen, Rang sama Lo sama temen-temen yang lain juga. Tapi sayangnya gue beda kelas sama kalian. Jadi, kita pisah kelas."

"Yaaahhh ..... Gue sedih. Tapi Lo harus sering-sering main kesini ya. Lo tetep temen kita meskipun beda kelas." Peluk Jongrang lagi.

"Oke, Rang. Gue janji. Kita tetap jaga pertemanan yah." Balas Tukiem dengan senang hati.

Namun, sebetulnya jauh di lubuk hatinya. Tukiem mengalami kekhawatiran dan juga merasa sedih. Ia sempat cuti dan mendapat nilai C di beberapa mata kuliah. Sehingga ia pun harus memperbaiki nilai-nilainya itu dan menempuh mata kuliah dengan jangka waktu lebih panjang karena sempat cuti.

Ia khawatir akan lulus kuliah telat dibandingkan teman-temannya. Namun, ia berusaha menjalani kuliah sambil bekerjanya dengan sabar dan tekun. Belajar dan mengerjakan tugas semampunya dengan penuh semangat. Ia ingat ia harus sukses dan mengangkat harkat keluarganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)