Minggu, 02 April 2017

Temaram Perjalanan

Hari ini, gadis mungil itu terbangun di waktu malam seperti biasa
Bergegas merapikan diri, mengenakan mukena biru muda
Lengkap beserta peralatan yang akan dibaca selepas menghamba

Melewati jalanan yang sepi
Menuju mushala di depan sana
Sambil sesekali menengadah ke atas mega
Ada bulan yang tengah memancarkan senyuman
Diantara kerumunan awan dan temaram cahaya malam

Tersenyum syukur.
Dan takjub.

"Tuhan
Jika takdir adalah ketentuan dari-Mu
Maka betapa agung ketetapan-Mu
Menguliti setiap inchi dari perjalanan hidupku."

"Hari ini, aku terbangun dengan segar dan sehat
Dengan kesegaran tekad yang terus mengajakku
Bersegera menuju-Mu
Tanpa kurang suatu apapun"

Gumam riuh sang gadis dalam bathin
Sambil lekas memercikan air pada bagian tubuh
Anggota wudhu.

Tak ada pening yang melilit di kepala
Tak ada kram yang melucuti setiap otot menyala
Tak ada lusuh dan lumpuh yang mendera kekekalan tubuh
Semua digjaya dan sempurna
Semua berjalan menebarkan rona bahagia.

Takbir berkumandang, sembahyang tanda semakin  disayang
Mendekat dan bercinta mesra dengan Sang Tuhan
Riuh redam batinnya bergemuruh
Melepaskan jutaan selulit kalut yang mendera
Meminta berganti tenang yang penuh aksara asa

"Ia sedang merafal macam-macam doa
Merayu Tuhannya."
Bisik angin pada daun yang melambai.

Ah gadis itu.
"Glekkkkk.
Pernah jatuh tak berdaya
Bahkan untuk sekedar menegakkan tubuh
Meraung menahan serangan sakit luar biasa
Meronta, benar-benar tak mampu apa-apa."

Memoriku memutar film kenangan masa lalu.

Yah, ia pernah seperti itu
Benar-benar tak mampu apa-apa
Padahal sebelumnya sehat dan riang gembira
Bersiap melaksanakan berbagai acara yang sudah di rencana
Bahkan tubuh pun sudah dijaga sedemikian rupa
Agar sehat penuh semangat senantiasa

Memiliki banyak impian dan tujuan
Terukir dengan rapi pada suatu ruang terkunci dalam bathinnya
Ia rawat dan ia jaga
Oh, ya tak hanya itu
Bahkan ia berjuang sekuat tenaga
Mengerahkan seluruh asa untuk menggapainya dengan paripurna

Hingga tiba masa.
Sakit tak dapat ditunda.
Netra berkunang-kunang tak dapat menerka
Badan limbung tak kuasa.

Apalah daya
Takdir tak dapat ditentang
Seluruh usaha sudah dikerahkan
Namun, masa itu ketetapan adalah ketetapan

Sehat sakit berjaya dan binasa
Alam dunia,akhirat, syurga dan neraka
Kehidupan beserta seluruh unik perjalanannya
Takkan pernah lepas dari yang namanya; takdir

Kita manusia, tak lebih dari sebutir debu
Yang diurus dan dicipta oleh pemilik yang penuh kuasa
Sang Maha Perkasa
Ya, kita hanya dapat berusaha
Sedangkan takdir adalah milik-Nya

Sang gadis lekas mengucap salam
Pertanda sembahyang sudah berakhir
Ia lantas membaca kalam cinta-Nya
Lalu, mengerjakan tugas kuliah dengan gembira

Ya, takdir adalah takdir
Sang gadis hanya sedang berusaha
Melompati satu takdir ke takdir yang lain
Setelah sakit ia sembuh lalu menjaga
Dan mengisi hidup dengan yang berguna

Ya, takdir adalah takdir
Sang gadis hanya sedang berusaha
Melompati satu takdir ke takdir lain
Berharap memperoleh takdir yang lebih baik.
Mengisi hidup dengan yang berguna.

Dan aku masih dengan senang hati menopang tubuhnya yang mungil
Menjadi tempat keningnya bertumpu kala sujud
Diatas badanku, kain merah yang lembut.

Hei, gadis!
Aku senang kembali melihatmu riang diatas gagah hamparanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)