Segelas susu pagi ini.
Seluruh penghuni rumah sudah bangun, dan mulai menjalankan aktivitasnya masing-masing.
Dari mulai Mamah muda yang sibuk di dapur entah ngapain.
Kami bertiga : Aku, ponakanku, dan Kakak Iparku tengah berkumpul di ruang tengah dan sibuk ngejailin satu sama lain.
Entahlah, ponakanku satu ini emang ada aja usahanya mengganggu Bibinya. Sementara Bapaknya, sibuk pula ngebandingin kelakuanku waktu kecil sama kelakuan De Ingga sekarang : mirip katanya.
"Busyeeh, nyubitnya sakit banget kayak si Fifit wae." Katanya
"Emang, mereka mh 11 - 12." Timpal Teteh dari dapur.
"Tuh susunya udah siap, Fit."
3 gelas susu sudah tersedia di tempatnya. Dua gelas susu coklat untuk Dede dan Aa. Satu persatu mulai diambil oleh pemiliknya.
"Ambil, Fit. Minum susu dulu." Nada Teteh mulai meninggi melihatku yang masih tiduran saja
"Iyaaaa."
Udah kayak putri raja aja, mau bantuan kerjaan rumah malah dimarahin padahal udah mendingan sakitnya.
"Udah nggak usah bantuin ini itu, yang penting Fifit mh istirahat, makan, minum obat tepat waktu. Nggak usah bantuin kerjaan Teteh."
Bahkan, ketika pagi-pagi pun makanan dan segelas susu sudah ia siapkan.
*huu ini apa ya, semacam cerita tentang segelas susu penuh cinta pagi-pagi.
* Baca salah satu quot kemarin : Ketika kamu masih memiliki seorang Ibu, bersyukurlah karena kamu memiliki perbendaharaan harta berharga yang mahalnya tak ada yang mampu membayar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)