Nyanyian merdu dari seberang kamar mengiringi gitar yang dipetik merdu. Menambah melodi pada bathin yang tengah berbahagia untuk setiap nikmat yang Allah berikan. Ah, aku sudah sangat rindu sekali untuk menuliskan tentangmu. Sudah lama yaa hehe
Siang dan malam adalah anugerah yang diberikan Tuhan untukku. Semoga aku mampu menggunakannya dengan sebaik mungkin dari waktu ke waktu.
Dan kau tahu? Seberapa sibuk pun diriku. Namamu tetap ada mengitari kepala dan ingatanku. Aku di dera rindu yang seolah tak berkesudahan.
"Rindu masih tersimpan rapi, tapi aku biarkan ia berkelana pergi."
Entah bagaimana alam pikiranmu mencerna untaian kata yang kusuguhkan. Itu hanya sebuah hiburan akan rindu yang memasung bathin. Maka aku biarkan ia berkelana pergi - pada sibuknya pekerjaan, pada senangnya kebersamaan, pada indahnya kalam pencipta, pada untaian bacaan dan macam-macam kegiatan keseharian.
Kamu adalah indah yang kutemukan. Ketenangan yang Allah hadiahkan. Mutiara yang kusyukurkan. Untuk sampai pada keberanianku menguntaikan kalimat ini, cukup tidak mudah.
Aku pernah hampir menikah dengan seseorang, namun kuputuskan dan tidak kuterima untuk dilanjutkan.
Aku pernah bertemu orang yang kuanggap ia hebat, hingga menenun kekagumanku padanya.
Aku pernah hampir saja berpaling dari kesetiaan menantimu, karena seseorang yang lebih mapan.
Tapi kau tahu? Semua itu sirna dan tumbang kalah oleh ketenangan serta kesederhanaan yang kau suguhkan padaku.
Kita tak terpaut jauh dalam usia. Aku kadang berpikir mampukah kita bersama saling mendewasa? Kita berasal dari keluarga yang berbeda. Mampukah kita saling menerima?
Aku dengan segala kelemahan dan kekurangan. Dengan apa adanya keadaan keluarga. Tak sehebat seindah keluargamu.
Maka aku pernah meragu. Bisakah kita tetap bersama melanjutkan kebersamaan berlandaskan keyakinan bahwa kamu yang terbaik untukku?
Namun, semua ragu itu kutepis jauh-jauh. Aku percaya akan kekuatan iman yang merekatkan kita kelak. Sehingga cinta dan sayang akan semakin melekat pada setiap sel yang menjadi saksi kita.
Aku percaya bahwa kita bisa saling menerima, saling belajar, saling melengkapi dan menyempurnakan satu sama lain. Seiring waktu kita akan terus belajar dan beranjak pergi dari satu tangga ke tangga lain yang lebih tinggi tingkatan derajatnya bukan?
Maafkan jika sikap dan kataku membuatmu bingung. Tidak puas dengan jawaban dari pertanyaan yang kau lontarkan. Atau ada sikapku yang membuatmu merasa aku mengejekmu.
Ah sungguh tak ada niatan sama sekali dariku untuk seperti itu. Aku senang kesederhanaan. Tak suka perdebatan. Lebih suka simple dan tak mau kita saling memamerkan kelebihan yang entah apa faedahnya?
Aku lebih suka kita berdiskusi ringan. Pun jika harus mendiskusikan hal-hal yang cukup berat. Mari sama-sama bertemu dengan kepala dingin. Wajah berbinar serta senyum yang terurai.
Kita bisa mengupasnya tuntas tanpa harus dengan urat tegang apalagi meninggalkan rasa sakit di hati.
Kita bisa saling menerima kan? Kita bisa saling menyemangati kan? Kita bisa terus belajar bersama saling melengkapi dan menyempurnakan bukan?
Ah maafkan jika ada salah ataupun keliru dari sikap dan kataku yang membuatmu tak nyaman.
Semoga kita saling mendewasa bersama menuju kemapanan pribadi dan mampu menjadi rahmat bagi sesama ya.