FAKTOR
– FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESERTA DIDIK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta
Didik
Dosen Pengampu:
Ibu Lodya Sesriyani S.Pd., M.Pd.
NIDN: 411099101
Disusun oleh:
1. Aldy Rifa’i (2015160239)
2. Fitriani Nurul Hijati (2015160011)
3. Imam Zarkasyi (2015160355)
4. Sumiyati Ratnasari (2015160245)
5. Siti Hafsah (2015160208)
6. Venna Ayu R (2015160202)
7. Wulan Kistia (2015160088)
8. Yono (2015160233)
PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam
memajukan peradaban bangsa,
memanusiakan manusia, dan menjadikannya memiliki kualitas pribadi yang baik
baik dari segi intelektual, sosial, ataupun spiritual. Kualitas
dan usaha terbaik dari lembaga pendidikan sangat berdampak bagi perkembangan peserta didik di Indonesia.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa pengertian Perkembangan (Development) itu sendiri adalah suatu proses
yang pasti di alami oleh setiap individu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan
berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan
yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia.
Akhmad Sudrajat : 2008, memberikan definisi bahwa “Perkembangan dapat diartikan sebagai
perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu
sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan –
perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.”
Untuk itu, di dalam makalah ini kami mengemukakan
beberapa hal berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
pendidikan peserta didik.
Bagaimana pendidikan dapat berhasil menghasilkan para peserta didik yang
berakhlak dan berprestasi bagi lingkungannya. Di dalam makalah ini, akan kami
coba kupas tuntas penyebab intern maupun ekstern yang menghambat atau bahkan
menyukseskan tujuan mulia dari pendidikan itu sendiri.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana pengaruh faktor nature terhadap perkembangan
peserta didik?
2. Bagaimana pengaruh faktor nurture terhadap
perkembangan peserta didik?
3. Seperti apa faktor nature dan nurture dalam
perkembangan aspek psikofisik individu serta implikasinya dalam pendidikan?
C.
Tujuan
1.
Menjelaskan
pengaruh faktor nature terhadap perkembangan peserta
didik.
2.
Menjelaskan
pengaruh faktor nurture terhadap perkembangan peserta
didik.
3.
Menjelaskan
bagaimana implikasi dari faktor nature dan nurture
terhadap perkembangan peserta didik dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
A. Pengaruh
Faktor Nature Terhadap Perkembangan
1.
Pengertian Nature
Istilah “nature” (alam, sifat dasar) dapat diartikan
sebagai faktor-faktor alamiah, yang berhubungan dengan aspek bio-fisiologis
terutama keturunan, genetis, hereditas. Dengan mengambil istilah ini, maka
perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Sifat-sifat,
karakteristik maupun kepribadian yang dimiliki oleh orang tua akan diturunkan
melalui unsur gen kepada anak-anaknya. Sifat-sifat yang diturunkan bukan hanya
bersifat fisiologis (berat badan, tinggi badan, warna kulit, rambut, jenis
penyakit; penyakit jantung, kanker), akan tetapi juga karakteristik psikologis
(tipe kepribadian, kecerdasan, bakat, kreatifitas).
Misalnya bila orang tua memiliki tinggi badan yang
tinggi, maka anaknya pun memiliki tubuh yang tinggi pula. Sebaliknya jika orang
tua pendek, maka anaknya pada umumnya juga pendek. Meskipun ini tidak mutlak,
karena masih dapat berubah sesuai dengan pola hidup yang dilaksanakan sang
anak. Apabila lebih baik maka kemungkinan untuk memiliki pertumbuhan dan
perkembangan yang lebih baik pun akan bias dicapai sang anak begitupun
sebaliknya.
Salah satu faktor
yang mempengaruhi terhadap perkembangan individu adalah faktor keturunan yang
merupakan pembawaan sejak lahir atau berdasarkan keturunan, seperti: konstitusi
dan struktur fisik, kecakapan potensial (bakat dan kecerdasan). Berbeda dengan
faktor lingkungan, faktor keturunan pada umumnya cenderung bersifat kodrati
yang sulit untuk dimodifikasi.
Faktor nature adalah faktor bawaan
yang diwariskan orang tua kepada anaknya yang disebut juga dengan aliran
‘Nativisme’ yaitu perkembangan individu semata - mata tergantung pada faktor
dasar atau pembawaan. Tokoh utama aliran ini yang terkenal adalah
Schopenhauer.
Faktor nature atau genetika
(hereditas) merupakan totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang
tua kepada anak atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki
individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui
gen-gen.
Pada masa konsepsi (pembuahan ovum
oleh sperma) seluruh bawaan heredinitas individu dibentuk dari 23 kromosom
(pasangan xx) dari ibu dan 23 kromosom (pasangan xy) dari ayah. Dalam 46
kromosom tersebut terdapat beribu-ribu gen yang mengandung sifat-sifat fisik
dan psikis individu atau yang menentukan potensi-potensi hereditasnya.
Masa dalam kandungan sebagai periode
yang kritis dalam perkembangan kepribadian individu, sebab tidak hanya sebagai
saat pembentukan pola-pola kepribadian, tetapi juga sebagai masa pembentukan
kemampuan-kemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu terhadap
kehidupan setelah kelahiran.
Pengaruh gen terhadap kepribadian
sebenarnya tidak secara langsung, karena yang dipengaruhi gen secara langsung
adalah:
(a) kualitas sistem syaraf.
(b) keseimbangan biokimia tubu.
(c) struktur tubuh.
Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa
fungsi hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah:
(a) sebagai sumber bahan mentah kepribadian seperti
fisik, intelegensi dan tempramen.
(b) membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi
lingkungan sangat kondusif).
(c) mempengaruhi keunikan kepribadian.
B. Pengertian dan
Pengaruh Faktor Nurture Terhadap Perkembangan
Faktor nurture adalah
faktor yang mempengaruhi perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh
faktor lingkungan /pendidikan atau disebut juga dengan aliran ‘Empirisme’ yang
menjadikan faktor lingkungan/pendidikan maha kuasa dalam menentukan perkembangan
seorang individu. Tokoh aliran ini adalah John Locke. Nurture mengacu
pada kondisi lingkungan dan yang mendukung pengembangan. Anak-anak perlu
dipupuk: mereka membutuhkan cinta dan dukungan dari orang tua, saudara,
keluarga, guru, teman sebaya, dan orang lain, hal tersebut penting dalam hidup
mereka. Anak-anak bisa sangat dipengaruhi oleh bagaimana orang-orang membina
mereka. Faktor lingkungan yang dibahas pada paparan berikut adalah lingkungan
keluarga, sekolah, teman sebaya, masyarakat dan media massa.
1.
Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga
adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia. Lingkungan keluarga
dipandang sebagai faktor penentu utama terhadap perkembangan anak. Alasan
tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan anak adalah: (a) keluarga
merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, (b)
keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenalkan nilai-nilai kehidupan kepada anak, (c) orang
tua dan anggota keluarga lainnya“Significant People” bagi
perkembangan kepribadian anak, (d) keluarga sebagai institusi yang
memfasilitasi kebutuhan dasar insani (manusiawi), baik yang bersifat
fisik-biologis, maupun sosiopsikologis, dan (e) anak banyak menghabiskan
waktunya di lingkungan keluarga.
Menurut Hammer dan
Turner (Adiasri T.A., 2008:8) peranan orang tua yang sesuai dengan fase
perkembangan anak adalah:
1. Pada masa bayi berperan sebagi
perawat (caregiver)
2. Pada masa kanak-kanak sebagai pelindung (protector)
3. Pada usia pra-sekolah sebagai pengasuh (nurturer)
4. Pada masa sekolah dasar sebagai
pendorong (encourager)
5. Pada masa pra-remaja dan remaja berperan
sebagai konselor (counselor)
2.
Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan
lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program
bimbingan, pengajaran, dan pelatihan dalam rangka membantu para siswa agar
mampu mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut aspek
moral-spiritual, intelektual, emosional, sosial maupun fisik-motoriknya.
Hurlock (1986:322) mengemukakan bahwa sekolah
merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik secara berpikir, bersikap, maupun berprilaku.
Sekolah berperan sebagai subtitusi keluarga, dan guru sebagai substitusi orang
tua.
3.
Kelompok Teman Sebaya (Peer Group)
Kelompok teman sebaya
sebagai lingkungan sosial bagi anak mempunyai peran yang cukup penting bagi
perkembangan dirinya. Melalui kelompok sebaya, anak dapat memenuhi kebutuhannya
untuk belajar berinteraksi sosial (berkomunikasi dan bekerjasama), belajar
menyatakan pendapat dan perasaan orang lain, belajar tentang norma-norma
kelompok, dan memperoleh pengakuan dan penerimaan sosial.
Anak yang bertindak
langsung atau tidak langsung sebagai pemimpin, atau yang menunjukkan ciri-ciri
kepemimpinan dengan sikap-sikap menguasai anak-anak lain, akan besar
pengaruhnya terhadap pola-pola sikap atau pola-pola kepribadian. Di satu pihak
ia ingin mempertahankan pola-pola tingkah laku yang diperoleh di rumah,
sedangkan di pihak lain lingkungan menuntut si anak untuk memperlihatkan pola
yang lain, yang bertentangan dengan pola yang sudah ada, atau sebaliknya.
Makin kecil
kelompoknya, di mana hubungan-hubungan erat terjadi, makin besar pengaruh
kelompok itu terhadap anak, bila dibandingkan dengan kelompok yang besar yang
anggota-anggota kelompoknya tidak tetap. Pengaruh kelompok
teman sebaya terhadap anak bisa positif atau negatif. Berpengaruh positif
apabila para anggota kelompok itu memiliki sikap dan perilaku positif atau
berakhlak mulia. Sementara yang negatif apabila para anggota kelompoknya
berperilaku menyimpang, kurang memiliki tata krama, atau berakhlak buruk.
4.
Masyarakat
Lingkungan masyarakat
dapat berperan membentuk karakter anak. Misalnya lingkungan tempat tinggal di
asrama polisi atau tentara, anak-anak yang tinggal disana cenderung lebih
berani karena mereka merasakan adanya label dari orangtuanya. Mereka juga
besikap lebih semena-mena kepada teman-temannya yang lain. Lingkungan yang
seperti ini akan membentuk karakter anak menjadi keras, pribadi yang galak, apa
yang dia inginkan harus segera terlaksana. Ataupun dengan memilih tinggal di
tengah-tengah kota besar, yang mana sesama tetangga tak saling mengenal satu
sama lain, lingkungan yang seperti ini dapat membentuk karakter yang tidak baik
juga pada anak, anak jadi terbiasa untuk tidak peka terhadap orang lain, merasa
tidak memerlukan orang lain dalam hidupnya, sikap individualismenya juga akan
sangat terlihat.
Lingkungan masyarakat
juga dapat berpengaruh sebaliknya yaitu berpengaruh baik bagi anak. Misalnya
dengan memilih tinggal di sebuah perkampungan di pinggiran kota. Yang di
lingkungan tersebut terdapat masjid, para remajanya pun aktif dan antusias
dalam kegiatan-kegiatan syiar agama untuk masyarakat sekitar, baik orangtua,
remaja bahkan anak-anak kecil. Suasana lingkungan menjadi hidup, dinamis,
agamis, harmonis serta menyenangkan hati masyarakat yang tinggal di lingkungan
tersebut. Anak-anakpun terbentuk memiliki karakter yang sopan santun, mudah
beradaptasi, berempati, serta dapat menjadi manusia yang berjiwa
sosial. Kondisi masyarakat yang kumuh dan serba kekurangan akan
sangat mempengaruhi aktifitas dan semangat belajar siswa.
5.
Media Massa
Media massa adalah
faktor lingkungan yang dapat merubah atau mempengaruhi perilaku masyarakat
melalui proses-proses. Media massa juga sangat besar pengaruhnya bagi
perkembangan seseorang, dengan adanya media massa, seorang anak dapat mengalami
masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Media massa dapat merubah
prilaku seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh media massa yang sangat
berpengaruh adalah media massa saat ini berkembang semakin canggih. Semakin
canggih suatu media massa maka akan semakin terasa dampaknya bagi kehidupan
kita. Contoh elektronik antara lain televisi. Televisi sangat mudah
mempengaruhi masyarakat, khususnya anak-anak yang dalam perkembangan melalui
acara yang disiarkannya.
Salah satu media massa
yang dewasa ini sangat menarik perhatian warga masyarakat khususnya anak-anak
adalah televisi. Televisi sebagai media massa elektronik mempunyai misi untuk
memberikan informasi, pendidikan dan hiburan kepada para pemirsanya. Dilihat
dari sisi ini, televisi bisa memberikan dampak positif bagi warga masyarakat
(termasuk anak-anak) karena melalui tayangan yang disajikan mereka memperoleh:
Berbagai informasi yang dapat
memperluas wawasan pengetahuan tentang berbagai aspek kehidupan.
Hiburan, baik yang berupa film
maupun musik.
Pendidikan, baik yang bersifat umum maupun agama.
C.
Determinasi Faktor Nature Dalam Perkembangan Aspek Aspek
Psikofisik Individu Serta Implikasinya Dalam Pendidikan
Dalam
perkembangan individu, faktor nature dan nurture adalah penentu perkembangan
aspek-aspek psikofisik individu. Aspek-aspek perkembangan individu meliputi
fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral, dan agama. Perkembangan fisik
meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual
(kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara
berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial merupakan
kebutuhan setiap individu untuk selalu berinteraksi dengan lingkungan dan
selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai
setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan
melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan
kepercayaan yang dianut oleh individu.
Perkembangan
seseorang adalah hasil dari faktor bawaan dan lingkungan (nature vs nurture).
Dalam hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan keluarga
terhadap perkembangan awal anak sangat penting karena disinilah awal mula dari
pendidikan anak, yang mana orang tua sebagai guru, anak akan mencontoh apa yang
dilakukan.
Menurut Santlock ada 3 cara nature
dan nurture.
1)
Interaksi genotipe dengan lingkungan
secara aktif. Seperti orang tua yang mempunyai genetic rajin berpetualang maka
anaknya juga sering diajak berpetualang ke tempat wisata. Sehingga tidak
dipungkiri anak tersebut akan ikut senang berpetualangan.
2)
Interaksi genotipe dengan lingkungan
secara evokatif. Seperti anak yang mempunyai sikap ramah akan mendapatkan
banyak teman, berbeda dengan anak pendiam akan mendapatkan teman yang sedikit
karena tidak mengalami interaksi yang banyak.
3)
Interaksi genotipe dan lingkungan secara
pasif. Seperti anak yang mempunyai kesukaan berolahraga maka anak tersebut akan
berada pada lingkungan yang suka berolahraga. Sehingga anak tersebut dapat
menampilkan keterampilannya.
4)
Refleksi Aliran
a.
Aliran Nativisme
Perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya
sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.
Kaum nativisme ini berpendapat bahwa nasib anak itu sebagian besar berpusat pada pembawaannya sementara pengaruh lingkungan hidupnya hanya sedikit saja, baik-buruknya perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada pembawaannya (“Moch. Kasiram, 1983.27”).
Kaum nativisme ini berpendapat bahwa nasib anak itu sebagian besar berpusat pada pembawaannya sementara pengaruh lingkungan hidupnya hanya sedikit saja, baik-buruknya perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada pembawaannya (“Moch. Kasiram, 1983.27”).
b.
Aliran Environmentalisme
Perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada
lingkungan dan pengalaman, pendidikan, pembawaan dan bakat tidak ada pengaruh.
Aliran ini menimbulkan adanya optimisme dalam bidang pendidikan dan menimbulkan
keyakinan yang kuat bahwa segala sesuatu yang terdapat pada jiwa manusia dapat
diubah oleh pendidikan, watak, sikap, dan tingkah laku manusia dianggapnya bisa
dipengaruhi seluas-luasnya oleh pendidikan yang dipandang mempunyai pengaruh
yang tidak terbatas.
c.
Aliran Konvergensi
Gabungan antara aliran enviromentalisme dengan
aliran nativisme. Aliran konvergensi menggabungkan arti penting hereditas
(pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam
perkembangan manusia. Para penganut aliran konvergensi berkeyakinan bahwa baik faktor
pembawaan maupun faktor lingkungan andilnya sama besar dalam menentukan masa
depan seseorang.
Banyak bukti yang menunjukan bahwa watak dan bakan
seseorang tidak sama dengan orangtuanya setelah ditelusuri ternyata watak dan
bakat orang tersebut sama dengan kakek atau ayah dan ibu kakeknya. Dengan
demikian tidak semua bakat dan watak seseorang dapat diturunkan secara
langsung.
5)
Implikasi Faktor Nature Dan Nurture
Terhadap Pendidikan.
Dalam
situasi sekolah, gen-gen mungkin dapat dilihat sebagai bagian dari dunia nyata
anak-anak. Meskipun demikian, bagi seseorang yang bekerja secara dekat dengan
anak-anak dan remaja, kekuatan dan kelemahan dari pengaruh genetik ini adalah
penting untuk dipahami.
Seorang
guru misalnya, perlu memahami sifat-sifat dan perbedaan-perbedaan individual.
Di samping itu, pemahaman tentang dampak faktor-faktor lingkungan terhadap
perkembangan anak, akan memberi pendidik suatu pertimbangan yang optimistis
tentang potensi-potensi yang penting ditumbuhkembangkan dalam diri semua peserta
didik. McDevitt dan Ormrod (2002) merekomendasikan beberapa hal penting yang
perlu dilakukan guru dalam menyikapi pengaruh lingkungan bagi perkembangan
anak, di antaranya:
1. Memahami dan menghargai
perbedaan-perbedaan individual anak. Guru yang menghargai berbagai
karakteristik fisik, tipe-tipe kepribadian dan bakat-bakat mereka, dapat
membuat peserta didik menjadi senang. Anak-anak yang tinggi dan pendek, gemuk
dan kurus, yang serasi dan kikuk, yang sedih dan ceria, yang kalem dan pemarah,
semuanya harus mendapat tempat yang benar dalam hati guru.
2. Gen-gen mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
pertumbuhan fisiologis dan pengaruh yang sedang terhadap karakteristik
psikologis yang kompleks. Meskipun demikian, perkembangan dan belajar harus
dipandang sebagai suatu hasil pertumbuhan biasa dari aspek biologis yang sangat
berpengaruh terhadap anak. Faktor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi anak
melalui banyak cara, seperti melalui layanan pengajaran dan bimbingan.
Anak-anak yang secara genetik memilki kecenderungan untuk menjadi seorang yang
mudah marah atau agresif, dapat dilatih dan dibimbing menjadi seorang yang lebih adaptif dan memperlihatkan tingkah laku
prososial.
3.
Mendorong siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan
pertumbuhan. Misalnya, untuk tumbuh menjadi lebih dewasa, anak-anak harus aktif
mencari lingkungan-lingkungan dan pengalaman-pengalaman yang sesuai dengan
kemampuan naturalnya, dan guru mengambil posisi kunci untuk menolong mereka
menemukan aktivitas dan sumber-sumber yang memungkinkan mereka menggunakan dan
mengembangkan bakat-bakat mereka.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Pendidikan adalah hal yang paling
utama dalam perkembangan anak untuk kedepannya. Kemudian anak-anak disekolahkan
dilembaga pendidikan formal yang berfungsi sebagai pusat pendidikan untuk
pembentukan kepribadian dan mengembangkan bakat serta potensi yang ada pada
diri anak tersebut.
Dalam perkembangan individu anak, faktor Nature adalah
penentu perkembangan aspek-aspek psikofisik individu. Karena aspek-aspek
perkembangannya meliputi fisik dan inetelektual. Perkembangan fisik meliputi
pertumbuhan sebelum lahir dan pertembuhan setelah lahir sesuai dengan
pengertian faktor nature. Intelektual
(kecerdasan) merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan
situasi baru atau lingkungan yang baru.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa perkembangan seseorang adalah hasil dari faktor bawaan dan
lingkungan (nature vs nurture). Dalam hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor lingkungan keluarga terhadap perkembangan diri anak, karena lingkungan
keluarga adalah awal mula pendidikan seorang anak. Baik orang tua, guru,
ataupun masyarakat di lingkungan harus memahami factor-faktor perkembangan
peserta didik ini agar dapat berempati serta memberikan pendidikan terbaik bagi
mereka, sebagai bekal menghadapi tantangan kehidupan yang serba modern dan
global di era sekarang ini. Bijak dalam berkomunikasi, serta senantiasa
mengupgrade keilmuan sehingga tidak ketinggalan zaman dalam memberikan teladan
sikap maupun intelektual bagi sang anak. Dengan saling bekerja sama dengan baik
antara semua pihak, Insya Allah pendidikan yang baik bagi anak-anak dapat kita
wujudkan.
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin H. 2009. Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis
Makmum, Abin Syamsudin. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung:
PT Rosdakarya.
terhadap Fenomena.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Grup.
http://kangbahauddin.blogspot.co.id/2015/10/faktor-nature-dan-nurture-pada.html
https://perkuliahanpgsd.blogspot.co.id/2015/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)