Kamis, 28 September 2017

Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik



FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESERTA DIDIK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu:

Ibu Lodya Sesriyani S.Pd., M.Pd.
NIDN: 411099101







Disusun oleh:
1. Aldy Rifa’i (2015160239)
2. Fitriani Nurul Hijati (2015160011)
3. Imam Zarkasyi (2015160355)
4. Sumiyati Ratnasari (2015160245)
5. Siti Hafsah (2015160208)
6. Venna Ayu R (2015160202)
7. Wulan Kistia (2015160088)
8. Yono (2015160233)

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2017

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam memajukan peradaban bangsa, memanusiakan manusia, dan menjadikannya memiliki kualitas pribadi yang baik baik dari segi intelektual, sosial, ataupun spiritual. Kualitas dan usaha terbaik dari lembaga pendidikan sangat berdampak bagi perkembangan peserta didik di Indonesia.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa pengertian Perkembangan (Development) itu sendiri adalah suatu proses yang pasti di alami oleh setiap individu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia.
Akhmad Sudrajat : 2008, memberikan definisi bahwa “Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.”
Untuk itu, di dalam makalah ini kami mengemukakan beberapa hal berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pendidikan peserta didik. Bagaimana pendidikan dapat berhasil menghasilkan para peserta didik yang berakhlak dan berprestasi bagi lingkungannya. Di dalam makalah ini, akan kami coba kupas tuntas penyebab intern maupun ekstern yang menghambat atau bahkan menyukseskan tujuan mulia dari pendidikan itu sendiri.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengaruh faktor nature terhadap perkembangan peserta didik?
2.      Bagaimana pengaruh faktor nurture terhadap perkembangan peserta didik?
3.      Seperti apa faktor nature dan nurture dalam perkembangan aspek psikofisik individu serta implikasinya dalam pendidikan?
C.    Tujuan
1.      Menjelaskan pengaruh faktor nature terhadap perkembangan peserta didik.
2.      Menjelaskan pengaruh faktor nurture terhadap perkembangan peserta didik.
3.      Menjelaskan bagaimana implikasi dari faktor nature dan nurture terhadap perkembangan peserta didik dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
A.  Pengaruh Faktor Nature Terhadap Perkembangan
1. Pengertian Nature
Istilah “nature” (alam, sifat dasar) dapat diartikan sebagai faktor-faktor alamiah, yang berhubungan dengan aspek bio-fisiologis terutama keturunan, genetis, hereditas. Dengan mengambil istilah ini, maka perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Sifat-sifat, karakteristik maupun kepribadian yang dimiliki oleh orang tua akan diturunkan melalui unsur gen kepada anak-anaknya. Sifat-sifat yang diturunkan bukan hanya bersifat fisiologis (berat badan, tinggi badan, warna kulit, rambut, jenis penyakit; penyakit jantung, kanker), akan tetapi juga karakteristik psikologis (tipe kepribadian, kecerdasan, bakat, kreatifitas).
Misalnya bila orang tua memiliki tinggi badan yang tinggi, maka anaknya pun memiliki tubuh yang tinggi pula. Sebaliknya jika orang tua pendek, maka anaknya pada umumnya juga pendek. Meskipun ini tidak mutlak, karena masih dapat berubah sesuai dengan pola hidup yang dilaksanakan sang anak. Apabila lebih baik maka kemungkinan untuk memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik pun akan bias dicapai sang anak begitupun sebaliknya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap perkembangan individu adalah faktor keturunan yang merupakan pembawaan sejak lahir atau berdasarkan keturunan, seperti: konstitusi dan struktur fisik, kecakapan potensial (bakat dan kecerdasan). Berbeda dengan faktor lingkungan, faktor keturunan pada umumnya cenderung bersifat kodrati yang sulit untuk dimodifikasi.
Faktor nature adalah faktor bawaan yang diwariskan orang tua kepada anaknya yang disebut juga dengan aliran ‘Nativisme’ yaitu perkembangan individu semata - mata tergantung pada faktor dasar atau pembawaan. Tokoh utama aliran ini yang terkenal adalah Schopenhauer. 
Faktor nature atau genetika (hereditas) merupakan totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.
Pada masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) seluruh bawaan heredinitas individu dibentuk dari 23 kromosom (pasangan xx) dari ibu dan 23 kromosom (pasangan xy) dari ayah. Dalam 46 kromosom tersebut terdapat beribu-ribu gen yang mengandung sifat-sifat fisik dan psikis individu atau yang menentukan potensi-potensi hereditasnya.
Masa dalam kandungan sebagai periode yang kritis dalam perkembangan kepribadian individu, sebab tidak hanya sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian, tetapi juga sebagai masa pembentukan kemampuan-kemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah kelahiran.
Pengaruh gen terhadap kepribadian sebenarnya tidak secara langsung, karena yang dipengaruhi gen secara langsung adalah:
(a) kualitas sistem syaraf.
(b) keseimbangan biokimia tubu.
(c) struktur tubuh.
Lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa fungsi hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah:
(a) sebagai sumber bahan mentah kepribadian seperti fisik, intelegensi dan tempramen.
(b) membatasi perkembangan kepribadian (meskipun kondisi lingkungan sangat kondusif).
(c) mempengaruhi keunikan kepribadian.

B. Pengertian dan Pengaruh Faktor Nurture Terhadap Perkembangan
Faktor nurture adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan /pendidikan atau disebut juga dengan aliran ‘Empirisme’ yang menjadikan faktor lingkungan/pendidikan maha kuasa dalam menentukan perkembangan seorang individu. Tokoh aliran ini adalah John Locke. Nurture mengacu pada kondisi lingkungan dan yang mendukung pengembangan. Anak-anak perlu dipupuk: mereka membutuhkan cinta dan dukungan dari orang tua, saudara, keluarga, guru, teman sebaya, dan orang lain, hal tersebut penting dalam hidup mereka. Anak-anak bisa sangat dipengaruhi oleh bagaimana orang-orang membina mereka. Faktor lingkungan yang dibahas pada paparan berikut adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, masyarakat dan media massa.

1.      Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia. Lingkungan keluarga dipandang sebagai faktor penentu utama terhadap perkembangan anak. Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan anak adalah: (a) keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, (b) keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenalkan  nilai-nilai kehidupan kepada anak, (c) orang tua dan anggota keluarga lainnya“Significant People” bagi perkembangan kepribadian anak, (d) keluarga sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan dasar insani (manusiawi), baik yang bersifat fisik-biologis, maupun sosiopsikologis, dan (e) anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.
Menurut Hammer dan Turner (Adiasri T.A., 2008:8) peranan orang tua yang sesuai dengan fase perkembangan anak adalah:
1. Pada masa bayi berperan sebagi perawat (caregiver)
2. Pada masa kanak-kanak sebagai pelindung (protector)
3. Pada usia pra-sekolah sebagai pengasuh (nurturer)                            
4. Pada masa sekolah dasar sebagai pendorong (encourager)
5. Pada masa pra-remaja dan remaja berperan sebagai konselor (counselor)

2.      Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan pelatihan dalam rangka membantu para siswa agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, sosial maupun fisik-motoriknya.
Hurlock (1986:322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik  secara berpikir, bersikap, maupun berprilaku. Sekolah berperan sebagai subtitusi keluarga, dan guru sebagai substitusi orang tua.  

3.      Kelompok Teman Sebaya (Peer Group)
            Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak mempunyai peran yang cukup penting bagi perkembangan dirinya. Melalui kelompok sebaya, anak dapat memenuhi kebutuhannya untuk belajar berinteraksi sosial (berkomunikasi dan bekerjasama), belajar menyatakan pendapat dan perasaan orang lain, belajar tentang norma-norma kelompok, dan memperoleh pengakuan dan penerimaan sosial.
Anak yang bertindak langsung atau tidak langsung sebagai pemimpin, atau yang menunjukkan ciri-ciri kepemimpinan dengan sikap-sikap menguasai anak-anak lain, akan besar pengaruhnya terhadap pola-pola sikap atau pola-pola kepribadian. Di satu pihak ia ingin mempertahankan pola-pola tingkah laku yang diperoleh di rumah, sedangkan di pihak lain lingkungan menuntut si anak untuk memperlihatkan pola yang lain, yang bertentangan dengan pola yang sudah ada, atau sebaliknya.
Makin kecil kelompoknya, di mana hubungan-hubungan erat terjadi, makin besar pengaruh kelompok itu terhadap anak, bila dibandingkan dengan kelompok yang besar yang anggota-anggota kelompoknya tidak tetap. Pengaruh kelompok teman sebaya terhadap anak bisa positif atau negatif. Berpengaruh positif apabila para anggota kelompok itu memiliki sikap dan perilaku positif atau berakhlak mulia. Sementara yang negatif apabila para anggota kelompoknya berperilaku menyimpang, kurang memiliki tata krama, atau berakhlak buruk.

4.        Masyarakat
Lingkungan masyarakat dapat berperan membentuk karakter anak. Misalnya lingkungan tempat tinggal di asrama polisi atau tentara, anak-anak yang tinggal disana cenderung lebih berani karena mereka merasakan adanya label dari orangtuanya. Mereka juga besikap lebih semena-mena kepada teman-temannya yang lain. Lingkungan yang seperti ini akan membentuk karakter anak menjadi keras, pribadi yang galak, apa yang dia inginkan harus segera terlaksana. Ataupun dengan memilih tinggal di tengah-tengah kota besar, yang mana sesama tetangga tak saling mengenal satu sama lain, lingkungan yang seperti ini dapat membentuk karakter yang tidak baik juga pada anak, anak jadi terbiasa untuk tidak peka terhadap orang lain, merasa tidak memerlukan orang lain dalam hidupnya, sikap individualismenya juga akan sangat terlihat.
Lingkungan masyarakat juga dapat berpengaruh sebaliknya yaitu berpengaruh baik bagi anak. Misalnya dengan memilih tinggal di sebuah perkampungan di pinggiran kota. Yang di lingkungan tersebut terdapat masjid, para remajanya pun aktif dan antusias dalam kegiatan-kegiatan syiar agama untuk masyarakat sekitar, baik orangtua, remaja bahkan anak-anak kecil. Suasana lingkungan menjadi hidup, dinamis, agamis, harmonis serta menyenangkan hati masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut. Anak-anakpun terbentuk memiliki karakter yang sopan santun, mudah beradaptasi, berempati, serta dapat menjadi manusia yang berjiwa sosial. Kondisi masyarakat yang kumuh dan serba kekurangan akan sangat mempengaruhi aktifitas dan semangat belajar siswa.

5.     Media Massa
Media massa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau mempengaruhi perilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa juga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan adanya media massa, seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Media massa dapat merubah prilaku seseorang ke arah positif dan negatif. Contoh media massa yang sangat berpengaruh adalah media massa saat ini berkembang semakin canggih. Semakin canggih suatu media massa maka akan semakin terasa dampaknya bagi kehidupan kita. Contoh elektronik antara lain televisi. Televisi sangat mudah mempengaruhi masyarakat, khususnya anak-anak yang dalam perkembangan melalui acara yang disiarkannya.
Salah satu media massa yang dewasa ini sangat menarik perhatian warga masyarakat khususnya anak-anak adalah televisi. Televisi sebagai media massa elektronik mempunyai misi untuk memberikan informasi, pendidikan dan hiburan kepada para pemirsanya. Dilihat dari sisi ini, televisi bisa memberikan dampak positif bagi warga masyarakat (termasuk anak-anak) karena melalui tayangan yang disajikan mereka memperoleh:
  Berbagai informasi yang dapat memperluas wawasan pengetahuan tentang berbagai aspek kehidupan.
  Hiburan, baik yang berupa film maupun musik.
  Pendidikan, baik yang bersifat umum maupun agama.

C. Determinasi  Faktor Nature Dalam Perkembangan Aspek Aspek Psikofisik Individu Serta Implikasinya Dalam Pendidikan
Dalam perkembangan individu, faktor nature dan nurture adalah penentu perkembangan aspek-aspek psikofisik individu. Aspek-aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral, dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial merupakan kebutuhan setiap individu untuk selalu berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
Perkembangan seseorang adalah hasil dari faktor bawaan dan lingkungan (nature vs nurture). Dalam hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan keluarga terhadap perkembangan awal anak sangat penting karena disinilah awal mula dari pendidikan anak, yang mana orang tua sebagai guru, anak akan mencontoh apa yang dilakukan.
Menurut Santlock ada 3 cara nature dan nurture.
1)    Interaksi genotipe dengan lingkungan secara aktif. Seperti orang tua yang mempunyai genetic rajin berpetualang maka anaknya juga sering diajak berpetualang ke tempat wisata. Sehingga tidak dipungkiri anak tersebut akan ikut senang berpetualangan.
2)    Interaksi genotipe dengan lingkungan secara evokatif. Seperti anak yang mempunyai sikap ramah akan mendapatkan banyak teman, berbeda dengan anak pendiam akan mendapatkan teman yang sedikit karena tidak mengalami interaksi yang banyak.
3)    Interaksi genotipe dan lingkungan secara pasif. Seperti anak yang mempunyai kesukaan berolahraga maka anak tersebut akan berada pada lingkungan yang suka berolahraga. Sehingga anak tersebut dapat menampilkan keterampilannya.
4)    Refleksi Aliran
a.    Aliran Nativisme
Perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.
Kaum nativisme ini berpendapat bahwa nasib anak itu sebagian besar berpusat pada pembawaannya sementara pengaruh lingkungan hidupnya hanya sedikit saja, baik-buruknya perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada pembawaannya (“Moch. Kasiram, 1983.27”).
b.         Aliran Environmentalisme
Perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman, pendidikan, pembawaan dan bakat tidak ada pengaruh. Aliran ini menimbulkan adanya optimisme dalam bidang pendidikan dan menimbulkan keyakinan yang kuat bahwa segala sesuatu yang terdapat pada jiwa manusia dapat diubah oleh pendidikan, watak, sikap, dan tingkah laku manusia dianggapnya bisa dipengaruhi seluas-luasnya oleh pendidikan yang dipandang mempunyai pengaruh yang tidak terbatas.
c.          Aliran Konvergensi
Gabungan antara aliran enviromentalisme dengan aliran nativisme. Aliran konvergensi menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Para penganut aliran konvergensi berkeyakinan bahwa baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan andilnya sama besar dalam menentukan masa depan seseorang.
Banyak bukti yang menunjukan bahwa watak dan bakan seseorang tidak sama dengan orangtuanya setelah ditelusuri ternyata watak dan bakat orang tersebut sama dengan kakek atau ayah dan ibu kakeknya. Dengan demikian tidak semua bakat dan watak seseorang dapat diturunkan secara langsung.
5)      Implikasi Faktor Nature Dan Nurture Terhadap Pendidikan.
Dalam situasi sekolah, gen-gen mungkin dapat dilihat sebagai bagian dari dunia nyata anak-anak. Meskipun demikian, bagi seseorang yang bekerja secara dekat dengan anak-anak dan remaja, kekuatan dan kelemahan dari pengaruh genetik ini adalah penting untuk dipahami.
Seorang guru misalnya, perlu memahami sifat-sifat dan perbedaan-perbedaan individual. Di samping itu, pemahaman tentang dampak faktor-faktor lingkungan terhadap perkembangan anak, akan memberi pendidik suatu pertimbangan yang optimistis tentang potensi-potensi yang penting ditumbuhkembangkan dalam diri semua peserta didik. McDevitt dan Ormrod (2002) merekomendasikan beberapa hal penting yang perlu dilakukan guru dalam menyikapi pengaruh lingkungan bagi perkembangan anak, di antaranya:
1. Memahami dan menghargai perbedaan-perbedaan individual anak. Guru yang menghargai berbagai karakteristik fisik, tipe-tipe kepribadian dan bakat-bakat mereka, dapat membuat peserta didik menjadi senang. Anak-anak yang tinggi dan pendek, gemuk dan kurus, yang serasi dan kikuk, yang sedih dan ceria, yang kalem dan pemarah, semuanya harus mendapat tempat yang benar dalam hati guru.
2. Gen-gen mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pertumbuhan fisiologis dan pengaruh yang sedang terhadap karakteristik psikologis yang kompleks. Meskipun demikian, perkembangan dan belajar harus dipandang sebagai suatu hasil pertumbuhan biasa dari aspek biologis yang sangat berpengaruh terhadap anak. Faktor-faktor lingkungan dapat mempengaruhi anak melalui banyak cara, seperti melalui layanan pengajaran dan bimbingan. Anak-anak yang secara genetik memilki kecenderungan untuk menjadi seorang yang mudah marah atau agresif, dapat dilatih dan dibimbing menjadi seorang yang  lebih adaptif dan memperlihatkan tingkah laku prososial.
3. Mendorong siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan pertumbuhan. Misalnya, untuk tumbuh menjadi lebih dewasa, anak-anak harus aktif mencari lingkungan-lingkungan dan pengalaman-pengalaman yang sesuai dengan kemampuan naturalnya, dan guru mengambil posisi kunci untuk menolong mereka menemukan aktivitas dan sumber-sumber yang memungkinkan mereka menggunakan dan mengembangkan bakat-bakat mereka.
















BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Pendidikan adalah hal yang paling utama dalam perkembangan anak untuk kedepannya. Kemudian anak-anak disekolahkan dilembaga pendidikan formal yang berfungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan kepribadian dan mengembangkan bakat serta potensi yang ada pada diri anak tersebut.
Dalam perkembangan individu anak, faktor Nature adalah penentu perkembangan aspek-aspek psikofisik individu. Karena aspek-aspek perkembangannya meliputi fisik dan inetelektual. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertembuhan setelah lahir sesuai dengan pengertian faktor  nature. Intelektual (kecerdasan) merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan yang baru.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan seseorang adalah hasil dari faktor bawaan dan lingkungan (nature vs nurture). Dalam hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan keluarga terhadap perkembangan diri anak, karena lingkungan keluarga adalah awal mula pendidikan seorang anak. Baik orang tua, guru, ataupun masyarakat di lingkungan harus memahami factor-faktor perkembangan peserta didik ini agar dapat berempati serta memberikan pendidikan terbaik bagi mereka, sebagai bekal menghadapi tantangan kehidupan yang serba modern dan global di era sekarang ini. Bijak dalam berkomunikasi, serta senantiasa mengupgrade keilmuan sehingga tidak ketinggalan zaman dalam memberikan teladan sikap maupun intelektual bagi sang anak. Dengan saling bekerja sama dengan baik antara semua pihak, Insya Allah pendidikan yang baik bagi anak-anak dapat kita wujudkan.







DAFTAR PUSTAKA
Baharudin H. 2009. Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis
Makmum, Abin Syamsudin. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung: PT  Rosdakarya.
terhadap Fenomena.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Grup.
http://kangbahauddin.blogspot.co.id/2015/10/faktor-nature-dan-nurture-pada.html
https://perkuliahanpgsd.blogspot.co.id/2015/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)