Kamis, 08 Desember 2016

Tentang seorang gadis perantau yang masih sangat berharap dan mencintai teman dekatnya waktu smk, kemudian dihadapkan pada kenyataan lelaki itu acuh tak pernah menghubunginya lagi, dan di saat ia mulai membuka hati menerima cowok lain. Cowok itu datang memberi harapan kembali, sementara orang tuanya tengah bersiap menjodohkannya dengan seseorang pilihannya.

"Ayo baris .... bel sudah berbunyi, saatnya kita olahraga" Seru seorang guru dengan riang diikuti oleh dua guru lainnya sambil merangkul dan menertibkan anak-anak ke halaman sekolah.

Ayo baris teman-teman ...

Ayo baris ...

Gerakan badan ...

Ikut irama ...

Marilah kita senam gembira ...

Ayo baris teman-teman ...

Ayo baris ...

Lirik dan nyanyian lagu menggema dari salah satu ruangan kepala sekolah dengan dinding bercat hijau dan kaca besar berhiaskan lafadz asmaul husna. Mengiringi cerianya anak-anak yang akan melakukan senam sehat ceria yang dilaksanakan setiap pagi Rabu ini.

Anak-anak berseragam olahraga merah abu beserta jilbab dan topinya. Nampak lucu dan menggemaskan sekali. Terlihat keceriaan di wajah mereka.

Mereka segera berlarian, menghambur dari beberapa sudut sekolah yang tadinya sedang asyik dengan permainannya masing-masing. Membuat barisan di depan ketiga guru mereka yang sudah lebih dulu mencontohkan beberapa gerakan senam.

Tiga senam mereka lakukan. Dilanjutkan dengan permainan loncat tepat.

Berbekalkan susunan puzzle berwarna-warni yang di atur zigzag dengan jarak sekitar satu loncatan kaki anak-anak.

"Ra, ayo bereskan puzzlenya." Sapa Nur saat permainannya telah usai.

"Eh, iya iya." Jawab Zahra yabg sedang duduk seolah tersadar dari lamunan asyiknya. Wajahnya nampak sendu.

Nuri mengamati dari tadi. Di depan anak-anak Zahra terlihat ceria dan bersemangat sekali. Tapi, ketika ia lengah dari anak-anak sebentar saja. Wajahnya kembali berawan abu. Gerakannya lunglai tak bersemangat. Seperti ada sesuatu di pikirannya yang membuatnya susah untuk tampak ceria.

Az-zahra, beserta kedua temannya Nuri dan Norma mengajar di TK Islam Al-hidayah. Menjalani hari-hari riang bersama 30 anak yang berbeda usia dan kelas. Mendidik dan berbagi keceriaan bersama mutiara-mutiara itu.

Az-zahra bertugas mengajar kelas KB yang usianya antara 3-4 Tahun.

Begitulah kesibukannya sehari-hari. Semenjak lulus dari salah satu SMK di Semarang dan mengikuti kursus PGTK selama 6 bulan.

Kini, dari senin-jumat dari pukul 07.00 - 12.00 ia mengajar di sekolah TK. Siangnya ia bekerja di salah satu toko kue di dekat asrama sekolahnya. Dan Sabtu-minggunya ia kuliah. Karena, memang ia mengambil kelas karyawan.

Dengan bekal nekad, Zahra berani merantau jauh sekali dari kampung halamannya, Palangkaraya. Demi cita-citanya dapat menuntut ilmu di perguruan tinggi.

Adzan maghrib dan isya sudah berlalu 30 menit. Saat Nuri dan Zahra merapikan mukenanya sehabis sholat isya. Dan langsung pergi ke ruang komputer untuk mengerjakan beberapa tugas.

Yah, selain mereka berdua sebetulnya masih banyak anak lain yang tinggal di asrama sekolah itu. Tapi, yang lain sepertinya tengah sibuk di dapur memasak makan malam mereka. Dan ada juga yang sedang mandi dan mencuci baju di kamar mandi lantai tiga.

Nuri dan Zahra, menyalakan komputer di ruangan kecil namun unik itu. Dengan sejuknya pendingin ruangan dan setelan lagu Rihanna.

"Nur, lu ngerjain tugas apaan ?"

"Tugas kampuslah banyak banget nih, belum lagi tugas sekolah nih. Bentar lagi kan ada acara."

"Huft, oh iya ya. Bentar lagi ada acara besar di sekolahnya."

Mereka kembali tenggelam bersama keyboard komputer dan tugas-tugas mereka yang bejibun.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)