Selasa, 13 Desember 2016

Kebahagiaan itu begitu dekat ; Ayo buka mata buka hati untuk terus bersyukur

Pagi ini, aku begitu dibahagiakan Tuhan. Dengan perhatian-perhatian sederhana, yang membuat semangatku sampai di ubun-ubun kembali.

Setengah tujuh pagi, aku sudah siap di halaman depan sekolah untuk menyambut anak-anak datang.

Duduk sebentar di kursi yang sengaja tersedia disana. Lalu, satu persatu anak-anak mulai berdatangan.

Dan seperti biasa, selayaknya saling bertemu. Aku bersalaman dengan mereka.

"Ibu ... udah sembuh ?"

"Ibu sakit ini ya, bagus minum obat ini lho bu."

"Ibu, kemana aja ? Kok lama nggak masuk ?"

"Ibu kangen ih ... Alhamdulillah Ibu udah sembuh kan ?"

Banyak sapaan dan pertanyaan yang kuterima dari mereka anak-anakku.

Bahkan, ada yang sangat antusiasnya ketika melihatku kembali.

Seorang anak kecil berlari dari arah gerbang, menujuku dan segera memelukku. Ia berkali-kali menengadahkan wajahnya padaku. Sepertinya ingin memastikan dan bahagia bisa bertatap muka kembali.

"Alhamdulillah, Ibu sudah sembuh." Kalimat singkat yang kulontarkan menjawab pertanyaan sayang dan perhatian cinta mereka untukku.

Berbincang-bincang sedikit dengan mereka. Lalu segera bergegas, karena bel sudah berbunyi.

Aku dan teman-temanku yang sedari tadi menyambut anak-anak lantas pergi ke kantor untuk melaksanakan tugas kami masing-masing.

Karena, sudah selesai musim UAS. Minggu ini kami disibukkan dengan memeriksa hasil UAS dan merekap nilai.

Di ruang guru aku dan rekan-rekanku yang lain, tengah sibuk memeriksa soal ujian anak-anak. Sambil diselingi obrolan dan diskusi ringan disertai tawa renyah canda tawa kami.

Beberapa waktu kami khusuk dengan pekerjaan kami, tapi canda tawa tetaplah refleks mewarnai kami hari itu. Karena mungkin sebagai pelampiasan otak yang sudah semakin panas dengan periksaan soal yang bejibun itu. Ahahha

Singkat cerita, kami melalui hari dengan bekerja dan menyelinginya dengan istirahat sholat dhuha sholat dzuhur dan berbincang seru sebelum pulang sekolah.

Entah apa saja yang kami ceritakan, banyak sekali rasanya yang menjadi perbincangan seru kami. Maklum yah namanya juga wanita apalagi kalo sudah pada ngumpul. Beuh, jangan tanya ramenya.

Aku pun terkesima dan berterima kasih kepada mereka, teman-teman kerjaku, yang begitu care menanyakan perihal sakitku kemarin di lanjut saran-saran mereka untukku lebih menjaga   kesehatan dan rutin meminum obat herbal.

Sepulang sekolah, aku melanjutkan sebentar memeriksa soal anak-anak. Di asrama pun tak lepas dari kebersamaan dengan teman-teman asrama ku. Mereka penuh canda tawa dan kejailannya masing-masing.

Alhamdulillah, itu semakin menambah semangatku untuk selalu semangat menjalani hari dan terus menjaga kesehatan demi memberikan manfaat yang lebih banyak untuk mereka.

Mereka menyuntikkan semangat dan energi yang luar biasa bagi sanubari dan memacu hormon endorfinku untuk lebih berbahagia dan selalu bersyukur.

Banyak sekali hal yang kadang tak kita sadari bahwa itu anugerah dari Allah yang harus kita syukuri, namun kadang kita terlupa karena terlalu sibuk dengan hal-hal yang menyita pikiran saja.

Selepas sholat ashar, aku main ke kosan temanku : mengajaknya makan bersama. Dan seperti biasa kami kalau sudah bersama. Pasti cerita banyak hal. Dari mulai yang bikin baper, bahagia, ketawa, sampai unek-unek yang mengganjal di hati dan pikiran kami pun di keluarkan.

Bukan semata untuk curcol nggak jelas sih, tapi ya itu adalah salah satu ekspresiku menyingkap rindu setelah cukup lama tidak bertemu karena aku baru sembuh dari sakit.

Banyak hal yang aku dapatkan dari sakit kemarin, diantaranya : sungguh sehat itu mahal sekali, dan kebersamaan kita denga  orang-orang terdekat kita pun sangat berharga. Karena, ternyata toh kita tidak bisa setiap waktu ada bersama mereka.

Melewati setiap hari, suka maupun duka semua cerita. Kala semua itu terhalang jarak dan kondisi pun waktu : kita akan sangat merindukannya.

Ah, aku jadi semakin mensyukuri banyak hal. Masih diberi kehidupan oleh Allah, memandang langit malam dengan cahaya bulan yang semakin benderang, memeluk dan mendapat ciuman anak-anak imutku sayang,  bercengkrama dengan teman-teman asrama.

Sampai berpuyeng-puyeng bersama mengerjakan pekerjaan kita yang dikejar deadline dan harus kami tuntaskan.

"Fitri sini sih, lama banget nggak ketemu. Gimana aja kemarin pas dirawat ?" Sapa Ibu rekan kerjaku yang sangat kami hormati.

Lalu dari pertanyaan itu, riuhlah cerita dan perbincangan kami.

Hh ... Alhamdulillah yah, ternyata kita masih diberi kesempatan berjuang, belajar banyak hal dari merantau, bersahabat, menyayangi, berkarya, dan berfamily dengan mereka saudara yang kita temukan setelah besar di perantauan meski tak sedarah.

Tapi mereka telah menjadi bagian dari kehidupan kita yang amat berarti. Teringat keluargaku yang telah sabar merawatku selama sakit. Ah, kebaikan mereka begitu tulus tak terhingga. Sayang mereka begitu jernih menyiram sungai-sungai di kedalaman hati dan pikiranku untuk mengaliri kembali perjalanan air untuk sampai ke muara dengan baik dan selamat.

Aish, malam ini setelah pulang dari mesjid melaksanakan sholat isya dan mengaji. Aku lantas mengambil HP, dan membaca keramaian bincang-bincang asyik di grup ODOP dan beberapa temanku via maya.

Huft, meskipun kita ada yang belum pernah bertatap muka atau hanya sesekali ketika libur. Tapi, silaturahim kita lewat telepon tidak menyurutkan esensi ukhuwah kita.

Kita tetap akrab, bercanda ria, berbagi banyak hal tanpa pamrih. Love dan terima kasih yah untuk kalian.

"Dear, are u okay ?"

Suara klik dari telepon menandakan ada pesan dari seseorang yang tengah jauh disana. Berjuang menggapai cita-cita dan kebahagiaannya.

"Am okay dear"

Ah, pesan manis berujung pada pesan rindunya. Yang lalu kutepis dengan sikap sok bijaksanaku.

"Setiap kali rindu, menuangkannya dalam semangat yang lebih berkali lipat untuk belajar pun bekerja. Supaya rindu, tidak hanya menjadi rasa yang menyita perasaan dan waktu. Tapi, menjadi energi yang menggandakan kebaikan bagi diri."

"Yap, menggandakan energi kebaikan dan semangat pada rindu yang dititipkan."

Ah yah, malam ini aku ditemani pengantar tidur pesan manis ia.

He said," Selagi itu bersamamu, aku akan bahagia."

"Apalah aku yang tak memiliki apa yang mungkin membuatmu bahagia."

"No, u have it. U are my happiness."

Aissshhh ... senyum mengembang dari hati. Alhamdulillah, banyak sekali hal yang harus kita syukuri.

Meski sekarang hidup kita sedang penuh perjuangan. Baik itu dalam hal menuntut ilmu, mendewasakan diri, pun mengais rezeki.

Tapi, cinta dari sekeliling kita tak pernah surut. Bahwa kasih sayang itu selalu lah sangat mahal melebihi apapun. Meski, uang banyak tapi tanpa kasih sayang yang tulus diantara kita. Pasti akan terasa hambar.

Itulah yang harus selalu kita pupuk, bahwa saling menyayangi diantara kita benar-benar menjadi kekuatan hati yang menggairahkan kehidupan kita. Bersemangat melanjutkan kehidupan meraih cita.

Malam sudah larut dan aku akan tidur.

Aisshh setelah sebelumnya membaca pesan manis lagi dari seorang sahabat.

Uhibbukum fillah, mari terus bersyukur atas segala nikmat Allah, berkhusnudzan untuk setiap rencana terbaik-Nya, dan mari kita tidur cantik dengan hati tenang dan bahagia.

Mari tidur. Semoga esok bangun, dengan hati dan jiwa yang selalu mencintai taat kepada-Nya. Aamiin yah. 😊🍃

5 komentar:

Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)