Kamis, 08 Desember 2016

Cerita Sekolah Part 1

Berjalan di atas lorong-lorong sekolah, menyaksikan anak-anak laki-laki bermain futsal dengan asyiknya.

Menyibakkan pada ingatan tentangmu. Sosok itu yang tengah asyik memainkan bola dan fokus hendak memasukkannya ke gawang lawan.

Aku tak sengaja menemukan tubuh tinggi dengan  perawakan yang serasi. Kulit semanis coklat, berlumur keringat itu. Tengah memanggang pandangku untuk beberapa saat. Di tengah kerumunan teman-teman kelasnya.

Ada seringai senyum halus yang malu-malu wajahku ungkapkan. Lantas aku segera duduk di kursi depan kelas yang berhadapan langsung dengan pemandangan  lapangan luas di depannya.

Aku menoleh, melanjutkan perbincangan dengan teman-teman sambil asyik makan jajanan khas sekolah.

Aku tak sengaja, menoleh kembali pada pandangan riuh di lapangan futsal. Dan menemukan, matamu yang tengah kaku memandangiku yang tak aku pahami apa artinya.

Kita bertemu pandang untuk beberapa saat, mengikuti kucuran keringat di pipi jatuh tepat bersama angin yang menyegarkan. Dan bumi seolah hanya sedang dihuni oleh sosok aku dan kamu.

Gadis berjilbab putih yang tengah duduk dan kamu berdiri mematung menangkap bola di kakimu. Lantas pandangan itu tersadar.

Malu dan salah tingkah tertangkap dari gelagatmu. Lantas berusaha segera mencari kesibukan lain agar tak ketahuan tegaku engkau sedang mencuri pandang padaku.

Entah, desir halus apa yang mencoba mengerumuni hati saat itu. Aku tertawan dan tidak mengerti rasa apa itu.

Lapangan dan keringat bercucuran itu, entah kapan akan kutemui lagi.

Ah, tak banyak yang aku ketahui tentangmu. Tapi, sosok itu mengingatnya seperti memberi sinyal ketenangan pada salah satu bagian otak yang sedang berpikir lalu menyelusup pada keyakinan di hati.

Entahlah, apakah aku dan kamu memang akan ditakdirkan bersama atau tidak nantinya.

Karena, yang jelas seluruh awan yang mengitari sekolah luas dan tangga-tangga yang beriringan menjadi saksi atas pertemuan-pertemuan tak sengaja kita. Yang memadu pandang lantas dengan segera mengalihkan pandangnya bertemu pada kata sapaan yang sederhana.

"Eh, hei ..."

Tapi mampu menjadikan kepalaku berkeliling, dengan hati berbunga-bunga sepanjang hari. Dan mulut tersenyum, yang tak mampu kuprediksi dan kendali hadirnya. Karena, mengingatmu terkadang adalah ketidaksengajaan yang menyenangkan.

Lorong sekolah, jam istirahat pertama di sekolah hari Rabu. Tentang kita.

Akankah kembali bertemu pada takdir yang sesungguhnya kita damba ?!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)