Minggu, 29 Januari 2017

Selasar Makna

Aku menerima tetesan merah darah, pada gurat nadi yang berdetak setiap detik. Mengeluarkan semburat jingga, pada semarak senja yang merona; cinta.

Cinta, aku tanpamu adalah lembu yang kehilangan arah. Limbung dan hampa. Aku nanar, lunglai, tanpa daya. Tanpa asupan nutrisi bergizi dari nurani yang tak pernah ingin menang sendiri.

Berhari-hari. Ribuan detik. Ratusan jam. Aku melewati waktu, dalam balutan kain indah yang dibungkus dalam kertas suci dan merasuk jauh dalam memori sukmaku. Itu berasal dari satu ikatan yang tak ada ujungnya. Lisan dan pelukan yang menenangkan. Mendendangkan lagu penuh irama. Menampar aku dari mimpi panjangku.

Hari ini, aku bertemu kau kembali; cinta yang terpancar dalam rona tenang mata air, berdiri,  membungkukkan badan dalam kesyahduan yang tiada kira menusuk bathinku. Aku dan engkau, cinta. Tersungkur dalam sujud panjang penuh isak. Dalam.

Aku tak tau, kedalaman bathin yang kau miliki. Namun, dari rona wajahmu aku menerka; kau bukan cinta biasa. Selasar makna itu menggunung himalaya. Mencabik-cabik logikaku terhunus pedang ketajaman hati yang kau tunjukkan lewat perjalananmu yang tidak biasa. Akar-akar tajam yang merintangi jalanmu mencapai tujuan itu, kekar kau taklukan. Hingga mereka bertekuk lutut tanpa daya; tekadmu membelah samudera mutiara lebih kuat dari aral yang menghadangmu.

Cinta, kau hadir membawa mimpi baru pada musim liburanku kali ini. Menyamai benih yakin, bahwa rasa yang hadir di dalam dada itu harus diperjuangkan dengan mengikuti perjuangan terbaik mendapatkan pertolongan dari Sang Maha Pemilik langit.

Aku menggumam pilu. Kau meresah syahdu, dalam hutan matamu yang menumbuhkan berbagai macam prasangka. Aku kalut, kau begitu raja membunuh kelemahanku.

Sampaikan salamku, pada riak malam yang telah mengantarkan diri ke tempat peristirahatan disambut senyuman mesra penuh pesona.

Aku selalu menanti hari-hari dimana kita akan bertemu. Bertemu dalam balutan yang tidak biasa.

Suatu sore dalam lingkaran penuh makna. Dalam senyum dan tatapan mata perantara cahaya Illahi.

Kau adalah lautan cinta dalam sosok-sosok jiwa yang mencabik-cabik kedalaman makna tidak biasa.

Sampai bertemu kembali.
Aku selalu menunggu, hari itu akan tiba kembali.
Kita berkumpul dalam lingkaran cinta.

8 komentar:

  1. Tulisannya buat baper mbak.beneran....hehee.
    Nice post...

    BalasHapus
  2. Bahasa tulisannya puitis, diksinya keren. Siip deh. Tulisan mbak Fitri jauh lebih keren dibanding aku.

    Tetap semangat ya :)

    BalasHapus
  3. Bahasa tulisannya puitis, diksinya keren. Salut deh. Tulisan mbak Fitri keren banget.

    Tetap semangat ya :)

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah. ..

    Suwun Mbak Nova yg lebih kece. ..


    Semangat ... 😊

    BalasHapus

Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)