Ada yang begitu intens, menanyakan kabar dan keadaan. Menanyakan masak apa dan makan dengan apa.
Ada yang perlu dibantu ?
Atau sekadar siap mendengar keluh ataupun gelisah.
Genggaman tanggung jawabnya begitu kuat mengikat.
Aku akan dimarahi besar, jika melakukan hal yang ceroboh dan mengganggu keselamatan diri.
Pun akan sangat dikhawatirkan luar biasa kala hendak pergi jauh dari jangkauan mata dan tangannya.
Untuk setiap uji, ia selalu berusaha menawarkan solusi meski dirinya tengah tertatih berdiri.
Karena waktu begitu berharga, kebersamaan adalah permata. Okeh, ia akan rela semalaman suntuk mendengar curhatanku. Memberikan saran dan nasihat untukku. Memberikan luang dari pengap pemikiran dangkalku.
Ia adalah sosok gagah, penuh wibawa. Di bahunya, ia kekar menantang masa demi keluarga yang terik mengiba ; aku wanita, dan membutuhkan perlindunganmu, lelaki hebat di hidupku.
Ia adalah sendu dalam kehebatan memperjuangkan. Mungkin, di malam dan sendirinya ia menangis memikirkan dan mengkhawatirkan kita - yang tengah melanjutkan kehidupan dengan mimpi dan cita yang membumbung tinggi di atas kepala demi bahagia diri dan mereka berbahagia hakiki.
Tatapan matanya memelas. Aku membaca aura. Ia berdiri di samping jalanan raya itu. Seraya mengantarkanku akan pergi menaiki bis menuju sebuah kota.
"Hati-hati jaga diri, kamu wanita. Jangan sok-sok.an kemana kemari seenaknya sendiri. Mentang-mentang berani. Kalau ada apa-apa bilang, kasih kabar. Dengerin pahamin, ini penting. Yah?"Matanya mendelik memastikan aku mendengar semua perkataan dan titahnya.
"Iiyaaa ..." Jawabku singkat dengan wajah sembab yang kuat kusembunyikan dibalik manis senyum yang coba kuhadirkan.
Ia lelaki hebat, yang darinya aku belajar memahami bahwa di pundak lelaki tersurat sebuah amanah besar yang harus kita pahami.
Ia adalah Kakak lelaki kami.
***
Ah, tak perlu baper ataupun cengeng dan merasa paling sendiri karena tak punya pacar ataupun belum memiliki pasangan halal.
Toh, kita memiliki mereka yang selalu mensupport kita dalam kebaikan.
Sudahlah, mari kita sibuk kan diri dengan perbaikan dan istiqamahkan nggak pacaran sampai halal. *eh kok jadi kesini yaaa 😁
Alhamdulillah, intinya mari kita syukuri dan belajar ikuti aturan-Nya. Sama-sama sedang belajar.
Karang Tengah, 10 Januari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)