Wanita. Satu kata namun mampu menggambarkan banyak takjub makna.
Ia tercipta dari rahim seorang Ibu laiknya laki-laki. Tercipta lemah lembut dan menyimpan banyak kekuatan misteri di balik halus budi pekertinya.
Laki-laki, ia dicipta gagah aktif dan penuh logika. Bekal kelak menjadi pemimpin yang harus serba berani, bijak, dan bisa.
Penuh pesona, daya memikat dari seorang wanita mampu meluluhkan orang paling keras sekalipun. Namun, segenap kelebihan yang diberikan oleh Allah kepada wanita maupun pria semoga bisa kita tempatkan pada tempatnya sesuai dengan timing yang tepat.
Wanita, adalah anak yang harus sangat di jaga, dididik dengan sebaik-baiknya, juga diberi bekal yang mumpuni untuk kelak ia mengemban amanah besar di pundaknya. Yakni menjadi istri, dan ibu.
Menjadi istri dan Ibu, diibaratkan kita sedang menggenggam dunia di tangan kita. Mau menciptakan dunia yang aman, damai, sejahtera, dan penuh kehangatan ataukah menjadikannya penuh visi materialis, gersang, nan haus kesejukan.
Pun laki-laki. Belajarlah ia menjadi laki-laki seutuhnya. Di pundakmu kelak, jutaan ummat menanti bijak bestari perangai pemimpin sejati. Mendidik ia dengan tempaan yang keras namun tidak menyiksa. Menjauhkan ia dari terlalu banyak bermanja dan pandai mencari dalih. No excuse !
Di pundakmu kelak, wahai laki-laki. Kami kaum perempuan menitipkan sejuta harapan ummat. Di pundakmu kelak, wahai laki-laki. Kami bersandar peluh dan keluh penuh hormat dan taat.
Menjadi seorang anak ...
Menjadi seorang pemimpin ...
Menjadi seorang suami ...
Menjadi seorang ayah ...
Menjadi seorang anak gadis ...
Menjadi seorang pelajar ...
Menjadi seorang istri ...
Dan menjadi seorang Ibu ...
Adalah tugas yang insyaallah niscaya kita emban. Selagi, Allah masih memberikan kepada kita usia untuk menjalankan kehidupan di dunia ini.
Tugas-tugas itu, ternyata tidaklah mudah pun ternyata tidaklah juga susah. Asalkan, kita selalu mau bersandar dan memohon pertolongan kekuatan kepada Allah Sang Maha Pemilik Segala Kekuatan.
Belajar dengan serius, sungguh-sungguh dan fokus. Memupuk ilmu dan iman agar ia mengakar kuat dalam sanubari kita. Adalah salah satu jalan memuluskan perjalanan tugas kehidupan kita. Allah, semoga kami dikuatkan dan dimampukan selalu menempuh perjalanan menuntut dan mengamalkan ilmu cahaya penerang kehidupan yang Allah wariskan bagi kami.
Dan tak lupa belajar dari yang sudah berpengalaman. Belajar dari mereka yang sudah lebih dahulu mengecap asam manis pahit asin pedihnya kehidupan. Semoga kita bisa mengambil banyak hikmahnya dari mereka.
Ah, kali ini entah apa dan kenapa saya sangat ingin sekali membahas tentang ini. Tentang laki-laki dan perempuan. Lebih tepatnya "Suara Hati Perempuan (Aku)"
Waktu berlalu begitu magic rasanya. Kini usiaku menginjak 21 Tahun 4 bulan. Entah masih terlalu muda atau sudah cukup waktunya untuk dibilang dewasa. Rasanya, banyak sekali nano-nano kehidupan yang menghampiri dan layak untuk diperbincangkan. Ehehhe
Menilik ke diri sendiri, terkadang aku suka miris dan ingin banyak-banyak beristighfar.
Di usiaku yang sekarang. Aku sudah bisa apa ? Sudah berkarya apa saja untuk bermanfaat bagi orang lain ?
Sudah belajar ilmu apa saja ?
Buku apa sajakah yang sudah aku baca yang bermanfaat untuk bekal hidupku ?
Sudah seberapa kuat kah tauhid dan aqidahku di hadapan Allah ?
Atau sudah berkontribusi apa untuk membahagiakan orang tua dan keluarga ?
Atau sudah punya keterampilan apa sajakah untuk bekal melanglangbuana di dunia ini ?
Mengingat sebaik-baik manusia adalah ia yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain.
"Lah aku." Menunjuk tajam pada diriku sendiri.
Yah mungkin, itu adalah sebuah ekspresi kegalauanku sebagai anak muda yang masih labil hehe ...
Kadang aku juga suka sedih, melihat sebagian anak muda. Gadis-gadis sekolahan. Pelajar yang baru beranjak masa remaja ataupun menuju masa dewasa. Lebih banyak sibuk membicarakan si doi, ngurusin si doi, yang pokoknya amat dicintainya. Halah haha
Hal yang wajar memang jika perempuan ataupun laki-laki memiliki ketertarikan dan menjalin hubungan satu sama lain. Tertarik kepada lawan jenis itu fitrah.
Yang harus kita syukuri. Karena dengan itu, ternyata kita dapat belajar banyak untuk menjadi seutuhnya manusia yang diberi tugas oleh Allah turun ke dunia ini.
Sebagai perempuan, tak aneh mungkin. Jika ada banyak lelaki yang berusaha mendekati dan menyatakan sukanya. Atau bahkan kalian berkomitmen dengannya dengan ikatan yang kalian buat sendiri.
Pernah nggak sih temen-temen, ngerasa ngeri dan takut ada dalam hubungan yang nggak jelas ujung pangkalnya tapi udah korban waktu, perasaan, tapi manfaatnya belum tentu ada ? Hmmm ...
Terkadang, ada ia yang datang dengan memberi sejuta bintang harapan --- . Namun, pada akhirnya, pergi menghilang tanpa permisi dan kejelasan. Kemudian, datang kembali seolah tak pernah menawarkan mutiara dan luka.
Ada juga lelaki sholih, yang berniat baik dan mengenalkan diri. Namun, lagi kupertimbangkan. Aku harus menyelesaikan studiku sampai selesai dulu, agar tak terlalu kerepotan ke depannya ketika aku sudah menikah nanti. Juga, ada kecocokan hati yang sulit aku hindari dengan pria yang telah lama aku kenal sejak masa sekolah menengah dulu.
Pun ada yang hanya sekedar ingin berbasa-basi, kenalan, chatting tak bermutu dsb. Ah, buang-buang waktu saja menurutku. *Maafkan terlalu so banget kali ya ahaha
Perempuan. Aku selalu takut menyandang gelar itu di pundakku. Aku takut tak mampu menjaga kehormatan dan rasa maluku seperti yang Allah perintahkan. Aku takut, aku tak banyak belajar dan melakukan kebaikan yang banyak faedahnya bagi ummat. Aku takut, aku menodai dan tak mampu menjaga diriku.
Aku takut, tak mampu memberi mutiara terbaik dari dalam diri untuk orang tua, keluarga, sahabat, dan kekasih yang kelak Allah takdirkan untukku.
Beranjak dari keresahanku itu, ingin sekali aku berpesan kepada kaum adam. Untuk kiranya, janganlah kau sibuk kan dirimu memberi janji-janji manis tapi ternyata itu palsu atau hanya sekedar harapan semata. Cukuplah kau sibuk kan dirimu dengan belajarmu, dengan baktimu pada Allah, Rasulullah, dan orang tua, dengan bekerjamu untuk kehormatan hidupmu.
Karena ada sebuah hadits yang sangat menarik isinya seperti ini.
"Ada dosa yang tidak dapat di hapus dengan sholat, puasa, sedekah,dsb kecuali dengan kerja keras berkorban peluh dan keringatnya seseorang yang bekerja mencari nafkah untuk keluarganya."
Mungkin teman-teman bisa mencari lagi redaksi hadits tepatnya seperti apa. Tapi, kurang lebih nya seperti itu setelah aku baca hadits tersebut dari sebuah buku. Lupa lagi buku apa namanya hehe
Cukuplah dengan usahamu memperbaiki serta meningkatkan kualitas diri untuk kelak kami bisa saling berpartner dalam kebaikan, membangun rumah syurga di dunia yang mengekal ke jannah-Nya.
Janganlah kau ajak kami, kaum hawa sibuk berpacaran. Sibuk bertelepon ria sementara Al-quran jarang kami jamah, buku-buku jarang kami baca, kajian-kajian ilmu agama yang sangat penting bagi bekal aqidah kami jarang kami kunjungi.
Bantu kami, untuk menghindari fitnah itu. Fitnah yang sering di sematkan kepada kaum perempuan. Cukuplah, aku mencintaimu dan lebih banyak kita saling meminta dan menguatkan dalam doa-doa malam syahdu kepada-Nya.
Biarkan aku mencoba memahami dan mengenalimu dengan baik. Agar, kelak kita bisa berjalan beriringan saling mendukung dan mencintai karena-Nya.
Karena terkadang aku merasa takut. Aku merasa asing dan tidak mengenalimu. Siapa dirimu. Ah, hanya pada hening genggam doa aku menjamahmu lebih banyak, berbincang dengan-Nya dalam pinta dan resah yang tiada henti.
Aku memohon yang terbaik dari Allah untukku, untuk agamaku, untuk keluargaku, untuk masa sekarang, pun masa depanku. Yang baik akibatnya tak hanya di dunia tapi juga di akhirat-Nya. Mari saling mengenal, saling menyapa sesuai cara yang dikehendaki-Nya, saling menguatkan, saling mencintai dengan terhormat, saling menjaga dan menyayangi, saling meminta, dalam lirih-lirih doa syahdu kepada-Nya di waktu malam-malam yang penuh sejuk dalam temaram ajaib sepertiga malam-Nya.
Begitu pun untuk kaum hawa, ingin sekali aku berpesan kepadamu sahabat, teman, dan saudariku.
Mari saling bergenggaman tangan denganku, kita sama-sama belajar menjadi perempuan mahal yang mampu menjaga dirinya sesuai dengan kehendak Illahi. Ah, aku bukanlah apa-apa juga bukanlah siapa-siapa. Akhlakku masih jauh dari kata baik apalagi sempurna.
Pun perilakuku masih banyak yang harus ku perbaiki. Tapi izinkanlah, aku mengeluarkan uneg-uneg di hatiku. *Ciyaa hh
Terkadang kita sebagai perempuan, harus kuat dan tegas menolak. Jangan sampai kita sudah mengorbankan waktu dan energi kita untuk hal yang sebetulnya tak seharusnya kita lakukan. Untuk seseorang yang sebetulnya belum waktu dan haknya menjadi urusan kita.
Janganlah berlebihan, karena dalih mencintainya. Dia pacarmu dan aku pacarnya. Kalian rela, menghabiskan waktu, bertengkar, berduaan kemana-mana, saling bermesraan padahal belum haknya kalian seperti itu.
Aku selalu bermohon kekuatan kepada Allah, semoga Allah selalu membantuku dan saudari sahabatku semua untuk dapat menjaga diri, menjaga Izzah dan iffah kita sebagai kaum perempuan. Janganlah terlalu berlebihan bermain perasaan sebelum waktunya, hingga kita lupa memantaskan, dan memampukan diri. Memperjuangkan untuk segera berada dalam ikatan halal itu jauh lebih penting bagi kita daripada menghabiskan waktu dalam ikatan hubungan yang belum jelas.
So, buat kaum adam ... nyok, kita pandai-pandai jaga diri dan berjuang agar bisa segera ada dalam ikatan yang Allah ridhoi bukan pandai ngegombalin dan ngasih harapan yang tak kunjung pasti yaaa
And, buat para ladies ... kuy, kita sibukkan diri kita untuk belajar banyak hal, yang bermanfaat buat kita sekarang ataupun kelak. Nggak usah terlalu meladeni tingkah cowok yang berdalih sayang padahal belum halal *eh hehe
Akhir kata, mengutip salah satu kata romantis dari salah satu rekan kerjaku.
"Hidup adalah kesusahan yang harus diatasi, rahasia yang harus digali, tragedi yang harus dialami, kegembiraan yang harus dibagikan, cinta yang harus dinikmati, dan tugas yang harus dilaksanakan."
Cihuuy kan kata-kata romantisnya, hehe ...
See uuu ...
Thanks for reading ...
Please, leave comment or suggest for me ...
#ODOP Batch 3 💚💚💚