Sore yang semarak di pelataran mesjid kampung yang tenang. Ramai dengan riuh anak-anak bermain aneka permainan tradisional. Lompat tali, anak tangga, bercanda tawa bersama. Ada pula yang kebagian jadwal membacakan ayat-ayat Al-quran menjelang maghrib, yang kami sebut tadarusan.
Disana, di sebuah bangunan berdinding cat serta lantai putih yang lumayan luas. Kami mengukir sejarah. Menggurat tinta hitam pada kertas, lalu menyimpannya dalam-dalam pada qalbu. Ingatan kuat yang menjadi bekal kemanapun pergi kala beranjak dewasa.
Disana, kami mengenal sejarah nabi dan para sahabat. Menghafal bermacam surah pendek beserta arti. Bermacam doa beserta nyanyian dalam bahasa arab.
Tak berat kaki melangkah. Tak susah hati mengikuti titah. Dari sana kami memetik hikmah, belajar berbagai hal dari mulai aqidah sampai tata cara beribadah.
Sederhana, sesederhana ketulusan guru-guru membimbing kami tak pandang lelah. Tak pandang bulu kau anak pejabat atau anak konglomerat. Kau anak tokoh masyarakat atau warga biasa. Semua sama mendapatkan pelajaran berharga.
Di surau kecil, di mesjid yang tenang itu. Kami pernah menghabiskan masa kecil hingga remaja. Menyemarakkan sore hari selepas pulang sekolah, berkejar-kejaran, tertawa riang, bermain petak umpet, bernyanyi lafadz-lafadz suci, lalu melingkar mencuri ilmu dari guru-guru yang tulus mengabdi.
Sore itu, kini telah menjadi kenangan. Namun, tetap melekat dalam ingatan. Segala hal pelajaran yang seolah tak tau akan kami apakan, namun sekarang menjadi bekal terbaik perjalanan. Tentang keyakinan yang tertanam kuat dalam ingatan. Tentang kebaikan yang menginspirasi setiap ingatan.
#OneDayOnePost
#Bahagiadenganbersyukur :)
Tangerang, 3 Oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)