Hari ini aku sedikit tergesa menuju mesjid, karena iqamat sudah berkumandang beberapa saat lalu ketika masih mengambil air wudhu.
Setibanya di mesjid, aku segera masuk dengan mukena yang sudah siap di badan, dan dari arah pintu mesjid lain kulihat ada seorang Bapak yang juga sama tergesa menuju shaf shalat karena tak ingin ketinggalan shalat berjamaah.
Aku tahu, Bapak itu sepertinya sedang mencari tempat mukena untuk alat sholat putrinya yang juga ikut serta.
"Itu, Nak di lemari sebelah kiri pintu. Lekas ambil, shalat sudah dimulai." Ucapnya pada gadis manis berkulit sawo matang.
Ah, meluluhkan melihat pemandangan manis itu. Seorang Ayah yang penuh sayang mengajak anaknya ikut serta mengutamakan panggilan-Nya.
Pemandangan manis itu pun tak cukup berhenti sampai disitu. Selepas sholat, ada adik kecil juga disamping sang Ayah.
Lantas ia mencium tangan sang ayah, diiringi ciuman dan pelukan sang ayah. *Too sweet ...
Sang anak pun lanjut dengan santun menyalami kakak-kakak laki-laki jamaah lain di shafnya.
Sementara, disampingku gadis kecil pemilik kulit sawo matang itu tengah tersenyum manis, menerima tatapan mata sang ayah dari barisan depan.
Ah, peristiwa sederhana. Tapi, mampu membuatku terenyuh. Entah aku yang terlalu perasa atau bagaimana. Aku selalu suka, melihat kehangatan seorang Ayah atau Ibu dengan anak-anaknya.
Bolehkah aku berharap, teman?
Semoga kelak, jika Allah masih memberiku kesempatan dan usia. Jodohku juga adalah lelaki baik yang taat pada Tuhannya. Lalu tak pernah luput sayang terhadap keluarganya. Seperti sepenggal kisah tadi, semoga ia juga adalah seorang Ayah yang dengan senang hati mendidik putra-putriku kelak untuk cinta akan taat pada Tuhannya.
Sikapnya hangat memenuhi bejana jiwaku dan anak-anak.
Semoga ya, teman. 🤗
Di sela-sela dzikir aku melirik ke pojok mesjid sebelah kiri, aku terkejut melihat kaligrafi indah bertuliskan kalimat dua syahadat. Yang satu beralaskan warna putih dan satu lagi berwarna hitam.
Seperti bendera -panji Rasulullah al-liwa dan ar-rayah yang sekarang tengah hangat diperbincangkan maupun diperjuangkan.
Teman-teman pasti sudah tahu lah ya, ada berita apa di media sekarang. Xixi
Menurut hematku, perbedaan pendapat dalam hal ini adalah wajar. Ada orang yang memang bereaksi bahwa itu adalah bendera HTI sehingga sangat dilarang penggunaannya bahkan sampai dengan tega membakar. Adapula yang dengan sigap membela kalimah tauhidnya, berjuang dengan segala cara karena merasa di dalam bendera itu ada kalimat agung sebagai harga diri dan harga mati yang harus dijaganya.
Apapun itu, semoga perbedaan adalah Rahmat ya teman. Kita pasti punya alasan baik secara keilmuan maupun secara pendapat pribadi masing-masing untuk memilih sikap apa yang hendak kita ambil menyikapi berbagai permasalahan yang hadir.
Namun, semoga kasih sayang di dalam tubuh ummat Islam tak pernah pudar. Menyayangi dan menjaga dengan setulus hati. Laiknya sesama anggota tubuh yang akan ikut merasa sakit, jika salah satu anggota badannya terkena luka.
Kita adalah saudara. Kita satu bangsa. Berbeda boleh namun semoga tak hilang bangga dalam diri untuk mempertahankan kedamaian dan kedaulatan yang sudah ada di negeri kita tersayang ini.
Seperti kisah di awal yang manis dan merenyuhkan hati. Semoga persaudaraan kita pun tetap terjaga manis sebagai sesama warga negara maupun sesama umat beragama.
Terima kasih sudah membaca.
~ Salam sayang dari Fitriani Nurul Izzati
*Penulis cerita gado-gado xixi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)