Beliau adalah energi positif di tengah padang gersang. Kala yang lain coba mencibir -yang sesungguhnya mampu menjatuhkan mentalku, maka sungguh ia bersabar membimbing dan membersamai setiap proses perjalananku ke arah yang lebih baik.
Bagi sebagian orang mungkin menjadi pribadi yang baik dan sesuai harapan itu sangatlah mudah, namun tidak halnya bagiku. Rupa-rupanya aku harus belajar dan bekerja lebih keras dan ekstra untuk mencapai tujuan yang diharapkan itu.
Tapi, lagi-lagi ia tak bosan menjadi sinar bagi perjalanan panjang yang harus kulalui. Beliau bersabar dan menerimaku apa adanya tanpa tekanan apapun.
Meluruskan keliruku, mendengar keluh kesahku, menebar hangat dan cahaya bagi setiap sudut asa pada citaku. Membimbing dan menegur dengan halus namun sangat berbekas kesannya pada bathin.
Hingga saat ini, usiaku sudah mencapai kepala dua lebih ia tetap tak bosan menjadi tempat tumpah bahkan tempat ledak tangisku yang membuncah. Ia tahu, aku tidak sempurna bahkan kadang belum sesuai harapnya.
Namun lisannya sungguh terjaga dari membanding-bandingkanku dengan orang lain yang notabene lebih baik, lebih cerdas, lebih dan lebih ...
Tahukah? Sungguh sakitnya hati seorang anak ketika dibanding-bandingkan dengan anak lainnya?
Padahal setiap orang memiliki prosesnya masing-masing.
Sampai saat ini, aku belum menemukan tempat pulang serindang kepulangan kepadanya. Manusia langka berhati emas.
Allah ... dalam hati aku sangat bersyukur dipertemukan dengannya. Energi positif dan kesejukan di tengah gersangnya padang bumi.
Maka, biarpun jarak membentang, waktu terlentang diantara kami. Kepulangan kepadanya adalah hal yang selalu kurindui dan kusyukuri di setiap ingatku.
~ Dalam perjalanan Tangerang hari ini.
@Fitriani Nurul Izzati
beruntung sekali memilikinya ya teh. itu adalah anugerah teristimewa dariNya
BalasHapusiya bener... ga banyak yang dikasih anugerah itu.. semoga panjang umur dan sehat selalu.
BalasHapusAamiin Ya Rabbal 'alamiin, Mbak ...
BalasHapusMakasih sudah berkunjung☺