Pada pendar bola mata yang mengerling di persimpangan jingga itu. Ada tatap yang tak kusadari menangkap jejak langkahku.
Ah, hei. Aku berusaha memutar ingatan mengingat setiap sosok yang bisa kuingat. Ia berhenti, lantas mengeluarkan suara lucu dan khasnya.
Hmm ... Beberapa detik suara itu masuk ke dalam memori otakku menyambungkannya hingga sontak membuat hatiku bersorak.
Dia ...
Sosok yang selalu kusemogakan dan kurindui dalam-dalam hingga membuat dadaku sesak bukan kepalang. Ribuan hari aku ingin bertemu dengannya bahkan ketika jarak begitu dekat beberapa waktu lampau. Kita belum dapat bertemu karena semesta belum merestui.
Dan kini, di waktu pikiranku fokus pada hal lain beserta banyak rimbun target di kepalaku. Ia hadir di depan mata tanpa disangka-sangka.
Hei, betapa begitu mudahnya bagi Allah untuk mempertemukan kita kembali ketika Dia sudah berkehendak tanpa pernah terpikirkan oleh kita barang sedikitpun.
Selamat berjumpa kembali dengan gadis imutmu, Tuan. Di tempat dan waktu yang tidak terduga, yang kunamai itu sebuah hadiah tidak terharga.
***
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Sesederhana hari yang terus bergerak maju dan berlalu tanpa menyisihkan sedikit kesempatan bagi kita untuk sekedar meminta dan bertanya. "Bisakah berhenti barang sebentar saja hei waktu?".
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, sesederhana nafas yang terjaga dari rongga paru-paru di tubuhmu.
Aku adalah angin yang ingin terus membelai lembut wajahmu, kala engkau kelelahan ataupun dalam kebahagiaan tak terkira sekalipun.
Aku adalah selimut bagi kekar tubuhmu yang membuat engkau sungguh wibawa di jiwaku. Engkau adalah jiwaku yang berada pada ragamu.
Aku senang duduk bersebelahan di sampingmu. Bahkan hanya sekedar mendengar nafasmu kala berbicara dengan lembut.
Aku senang berjalan bersama di sampingmu, membicarakan hal-hal ringan yang mampu membuat jiwaku ringan nan riang. Kita adalah sepasang jiwa yang diliputi ketenangan, kenyamanan, dan bahagia yang luar biasa.
Setiap hal tentangmu adalah memori yang selalu kurindui. Pada setiap jengkal di rona wajahmu adalah ombak kebahagiaan tidak terkira yang menyeruak memenuhi rongga di ruang bahagia dan syukurku.
Setiap hal tentangmu adalah memori yang selalu kurindui. Aku senang duduk bersebelahan di sampingmu bahkan hanya sekedar mendengar desah nafas lirihmu.
Aku senang kala kita bertemu pandang, saling merasakan ada satu sama lain. Aku senang kala kita berjalan bersama menyamakan irama langkah lalu engkau mendahuluiku menjadi pemimpin atas arah hidupku.
Untuk setiap momen kecil yang tak terharga, engkau adalah jiwaku. Membersamaimu adalah liburan dan hiburan yang paling menyenangkan bagiku.
Aku tidak pernah merasa sia-sia menghabiskan setiap detik bersamamu. Sampai bertemu kembali, Tuan. Kita adalah dua jiwa yang sedang berjuang meraih kecintaan dan kemuliaan hidup yang hakiki.
Jangan pernah merasa lelah ataupun malas saat kita mengorbankan setiap waktu untuk melaksanakan tugas dari-Nya. Merenda waktu, menenun masa depan yang kita harap adalah sebuah kecemerlangan dan kebahagiaan hidup yang hakiki.
Sampai bertemu kembali, Tuan. Saat aku kembali menungguimu di pelataran rumah yang rindang itu. Bertemankan senja dan irama sejuk pepohonan di pekarangan rumah -kita.
Tasikmalaya, 30 Juni 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar dan mari berdiskusi sehat. Terima kasih ... :)