Mah, fifit sudah dua puluh empat tahun. Wajah ini seringkali buat keluarga mamah menangis, karena mirip sekali katanya.
Aku senang, Mah. Karena itu bisa berarti aku reinkarnasi dari jiwamu.
Kemarin tidak sengaja, aku lihat seorang anak yang sedang menuntun Ibunya berjalan. Kulihat, anak itu sangat sayang sekali dan penuh bakti pada Ibunya. Aku iri, Mah.
Karena tidak kuat, akhirnya aku segera berlari ke kamar menyeka genangan air di pelupuk mata. Tapi ternyata genangannya malah semakin deras, Mah. Hehe maaf ya, Mah.
Bahagia dalam damai ya, Mah. Nanti kita ketemu. :)
Hmm ku bayangkan ketika Mamah sembilan bulan dulu mengandungku dengan payah, lalu aku terlahir menggemaskan. Iya, menggemaskan kesabaranmu. Bahkan terkadang menguras tenaga dan emosimu.
Malam-malammu mungkin tak dihiasi tidur nyenyak, karena memastikan aku tidur dengan layak.
Mamah, Bapak sudah menikah lagi. Tapi, Mamah adalah cinta terbaikku. Terima kasih sudah rela melahirkan dan merawatku ya, Mah. Biar kuduga, pasti tak mudah merawat putri yang manja dan menggemaskan sabarmu kan?
Mamah, bolehkan fifit nangis dan bilang rindu? Hehe
Mamah sudah bahagia ya. Aku senang. Aku berdoa kok untuk Mamah. Dan supaya buat Mamah senang, aku sedang belajar lho, Mah. Sudah tingkat akhir di perguruan tinggi. Aa senang sekali sebentar lagi aku lulus.
Oh iya, Mamah punya cucu-cucu yang lucu sekali. Akan kusayangi dan kurawat mereka, Mah. Hehe aku sayang sekali pada mereka. Aku juga sayang sekali sama Aa, Teteh, dan Bapak. Aku mau buat mamah senang.
Beristirahat dengan tenang ya, Mah. Love u :)