Pagi tadi, aku sarapan nasi beserta lauk cumi goreng dan sayurnya tumis keciwis yang ditambah irisan cabe rawit, yang sudah Ibu siapkan di meja. Rasanya enak sekali. Aku sangat menikmati hidangan sarapan pagiku, hingga rasanya porsi nasi makanku lebih dari biasanya. Alhamdulillaah atas nikmat Allah yang luar biasa ini, dapat menikmati makanan sehat dengan penuh rasa bahagia. Terima kasih Ya Allah atas segala nikmatu. Terima kasih Ibu yang sudah memasakan untukku.
Siangnya, aku dibelikan nasi padang oleh rekan kerjaku. Rasanya enak. Alhamdulillaah. Hidangan nasi padang, beserta ayam bakar, lengkap dengan hidangan kuah sayur dan sambal hijaunya.
Namun, dari kedua hidangan itu yang paling membuat nafsu makanku bertambah adalah selalu masakan Ibu. Meski kata orang, nasi padang itu juara soal rasa. Tapi, masakan Ibu apalagi cumi dan tumis sayur kesukaan lebih menambah rasa nikmat saat menyantapnya.
Ini mungkin bukan soal mana paling enak mana tidak. Namun, soal selera.
Beralih ke hal lain, tentang pekerjaanku di sekolah. Kurang lebih selama satu minggu ini, aku disibukkan dengan pengisian dapodik yang cukup menyita perhatian dan fokus pikiranku. Yang menyebabkan aku harus merelakan diri untuk tidak masuk kelas terlebih dahulu, dan memilih fokus di kantor dengan laptop kesayanganku. Dari pagi hingga malam, selama beberapa hari. Dan itu ternyata lumayan melelahkan juga cukup untuk membuatku penat.
Bukan, bukan berarti aku tidak bersyukur atas nikmat kemudahan pekerjaan ini. Hanya saja setiap pekerjaan pasti punya efeknya tersendiri terhadap pekerjanya.
Lalu hari ini, aku serasa baru keluar dari sebuah goa. Setelah selama beberapa hari mendekam di kantor berinteraksi dengan laptop saja. Akhirnya, bisa kembali menyapa anak didikku tersayang. Mendengarkan cerita mereka, bertanya kabar, membimbing mengaji dan hafalan Al-Quran, mengajar membaca, belajar huruf, belajar berhitung dengan permainan yang asyik, hingga aktif menari dan bergerak kesana kemari sambil bercengkrama dengan celotehan tulus mereka. Rasanya jiwaku yang tadinya suntuk dan jenuh, seketika tercerahkan dan bahagia kembali.
Masya Allah. Dari dua pekerjaan tadi. Yang satu sibuk berpikir, fokus berinteraksi dengan laptop, jemari menari mengetik dan berhadapan dengan layar dan di hari lain aku bisa berinteraksi dengan kelucuan manusia-manusia kecil, mengasah kecerdasan, mendidik etika, membahagiakan diri dalam pembelajaran yang menyenangkan. Sungguh rasanya sangat mampu membuat jiwaku berbahagia dan bersemangat kembali.
Itulah dua perbedaan. Ya, karena setiap kita pasti memiliki kesukaan dan kebahagiaannya masing-masing yang bisa membuat jiwa kita merasa lebih hidup.