Ciputat,
28 Februari 2016.
Langit malam di guyur hujan, hingga
pagi masih enggan untuk berhenti. Menemaniku, menyapa pagi penuh damai. Menatap
sekeliling kehidupan, meraba pada keabstrakan mantra hayati. Bertemankan
mendung awan, dan gemericik air turun menyambangi bumi riang.
Aku
kembali melanjutkan aktivitas tugas kehidupan.
Ada hal
yang mengusikku beberapa waktu ini, ia berlari-lari kecil tapi pasti memenuhi
ruang pikir dalam rongga otakku. Satu kata “Perempuan”.
Yah,
perempuan. Makhluk penuh sensitive anggun menawan nan penuh pesona anugerah
Illahi bak berlian penuh kemilau membuat cemburu bidadari.
Perempuan
memang unik. Hadirnya mampu menyempurna kehidupan seorang insan. Tak
terelakkan, tanpa hadirnya dunia akan terasa bimbang, sepi, dan tidak seimbang.
Sekiranya, begitulah pandangan saya terhadap kaum perempuan. Kaum yang begitu
mulia. Kaum yang menjadi tiang Negara dengan perannya. Dan kaum yang konon
katanya dahulu, pernah didiskreditkan keberadaannya di muka bumi ini.
Huh, sakit rasanya ya membaca kisahnya.
Anak-anak perempuan di kubur hidup-hidup. Ketika kelahirannya tiba, merah padam
pemilik rumah menyambutnya. Kaum perempuan hanya dijadikan sebagai pemuas nafsu
pada masa itu. Dan yang lebih parahnya, nyawa perempuan adalah tergantung hidup
suaminya. Ketika seorang suami telah meninggal, maka istri nya pun harus ikut
di bakar atau di kuburkan.
Sekelumit
kisah, nasib, dan perlakuan dunia terhadap kaum perempuan pada masa dahulu.
Sebelum mentari itu datang. Sebelum dunia membuka tirai kegelapannya. Sebelum
pintu-pintu kebaikan terbuka lebar bagi sesiapa saja yang menginginkannya.
Yah,
tepat pada tanggal 12 Rabi’ul Awal 571 Masehi. Telah lahir, seorang putra yang
akan membawa risalah kenabian. Dari seorang Ibu yang luar biasa. Ibunda Siti
Aminah namanya. Menghancurkan segala bentuk kebathilan. Memadamkan segala bentuk kesyirikan.
Meluluhlantahkan segala bentuk kedzaliman. Gelap berganti cahaya, remang
berganti terang benderang. Ketakutan sirna, kebaikan merajalela, benci dendam
telah tiada berganti damai dan penuh cinta.
Allah …
Pemberi Keadilan Maha Kasih sayang .
Terima
kasih telah mengirimkan pada kami hamba pilihan-Mu yang membawa petunjuk, bagi
kebahagiaan dan kebaikan dunia akhirat kami. Yakni Habibana Wa Nabiyana
Muhammad SAW.
Makhluk
Allah yang paling dicintai oleh-Nya, Allah berkata dalam salah satu hadits
qudsi-Nya. Tidak akan aku ciptakan langit dan bumi beserta seluruh isi-Nya
kalau bukan karena beliau. Subhanallah …
Dari
situlah tonggak perubahan peradaban zaman kehidupan. Tepat berapa ribu ratus
tahun yang lalu. Islam menyuarakan ajarannya yang universal. Mari memuliakan sesosok makhluk
ajaib bernama “Kaum Perempuan.”
Sebelum
saya membahas lebih jauh tentang bagaimana agama semesta ini memawarkan mutiara
bernama perempuan.
Kembali,
pada hal yang mengusik pikiranku beberapa saat ini.
Suatu
hari, di siang yang penuh cerah. Bersama rekan-rekan anak asuh lainnya. Tepat,
pada tanggal 14 Februari Yayasan Bait Al-Hasan mengadakan Pengajian Parung
Bulanan seperti biasanya.
Tapi,
kali ini ada sesuatu yang beda dan lain dari biasanya. Berbeda dengan
tahun-tahun sebelumnya. Pengajian kali ini diadakan bertepatan dengan hari yang
sebagian kaum muda menyebutnya “Hari valentine” / “Hari Kasih Sayang”.
do you know what day is it ?
Perayaan
yang tidak ada sejarahnya dalam Islam untuk di rayakan. Bahkan, jika kita mau
menilik sedikit saja sejarah tentangnya sungguh mengerikan. Karena di dalamnya,
ternyata adalah sebuah pesta kemaksiatan. Dimana pada masa itu, seorang yang
dianggap sebagai pengganti dewa kesuburan dan kasih sayang mengadakan undian
bagi kaum adam untuk berhubungan dengan
lawan jenisnya yang belum halal. Dan itu, dilakukan berulang kali.
Sungguh
mengenaskan ya dilihat dari sejarahnya.
Terlepas,
dari berbagai persepsi berbeda orang terhadap hal itu. Setiap orang memiliki
hak dengan argumennya sendiri-sendiri.
Yang
ingin saya titik beratkan disini adalah diskusiku dengan para remaja pada hari
itu. Setelah berhasil membahas sejarah valentine, dan tak terasa obrolan renyah
kami saat itu berlanjut pada pertanyaan dan curahan hati mereka *cieelaaah
curhat yaa :D
Dari
sebagian besar mereka yang mengadukan, katanya bahwa pergaulan sebagian anak muda
zaman sekarang sudah semakin parah. Meskipun tidak semuanya seperti itu. Aku
yakin banyak sekali pemuda-pemudi yang hebat menjaga pergaulannya dengan baik
dalam koridornya.
Dari
situ, ada yang bilang bahwa remaja mereka ada yang hamil sebelum menikah. Dan
itu tidak hanya satu. Lagi-lagi hatiku mengiris pedih dalam kalbu. Perempuan
kembali tak meletakkan kehormatannya pada tahta tertinggi. Sedih. Dan mereka
banyak bertanya tentang hal ini itu tentang perempuan.
Yang
pada akhirnya, aku meringkas simpul.
Perempuan
itu ibarat sebuah kaca. Ketika ia sudah pecah berkeping-keping, akankah
pecahan-pecahan tajamnya itu kembali
bersatu padu indah membentuk sebuah kaca yang utuh kembali. Saya katakan dengan
tegas,” Tidaaaaaaaaak !.”
Perempuan
… aku selalu kagum pada dirimu yang penuh gelar kewibawaan seorang putri dan
Ibu bagi pertiwi …
Aku
selalu ingin mengajak teman-teman perempuan semua, dalam kedua tanganmu ada dua
hal yang begitu penting. Ingatlah ini :
Izzah dan Iffah
adalah dua hal yang harus di genggam di setiap tarikan nafas dan hentakan kaki.
Setelah diskusi
menyenangkan dengan remaja-remaja hebatku hari itu, mereka request pertemuan
selanjutnya untuk membahas “Betapa Islam begitu memuliakan kaum perempuan”.
Senang melihat
antusias mereka terhadap materi ini, tapi ini juga tantangan bagiku akankah aku
mampu menyuguhkan materi yang bagus dan syarat hikmah sesuai tuntunan Islam
tentang materi perempuan ini mengingat kemampuan diri yang masih harus banyak
belajar.
Ah. Perempuan.
Kemilaunya memang mampu menyilaukan setiap mata yang memandang. So, hati-hati
memandang kami ini yaa hahhaha :D
Ada kalanya aku,
memadu pikir bahwa anak perempuan yang hebat dan mampu bersahabat dengan
kebaikan alam adalah seorang yang tak pernah lepas dari bidadari hebat di
belakangnya. Yups, yaitu Ibu dan keluarganya. Betapa ilmu mendidik itu sangat
luas. Tak hanya sejengkal ujung jari kita. Barangkali, inilah yang harus
menjadi fokus utama kita.
Simak yuk, sabda Rosulullah di bawah
ini :
اِسْتَوْصُوا
بِالنِّسَاءِ خَيْرًا
“Aku wasiatkan kepada kalian
untuk berbuat baik kepada para wanita.” (HR Muslim: 3729)
Sabda Rosulullah
Muhammad SAW di atas sungguh luar biasa, menyuruh kita para ummatnya untuk
senantiasa memuliakan perempuan. Mutiara yang hendaknya selalu di jaga, oleh
semua pihak. Di sayangi, sesuai dengan hak beserta kewajibannya.
Tidak peduli apapun
profesimu saat ini ataupun impianmu kelak. Perempuan tetaplah akan menjadi
seorang pendidik pertama bagi akal dan jiwa seorang anak.
Menurunkan, gen
dominan bagi kecerdasan seorang anak.
Zaman mungkin, akan
semakin edan dengan segala perkembangannya. Tapi, itu tidaklah berarti kita
harus melupa. Bahwa kita masih mempunyai mutiara itu. Mutiara pencerah
kebimbangan masa, mutiara penegak panji-panji peradaban bangsa.
Dengan mendidiknya,
berarti kita telah membantu mendirikan sebuah bangsa yang kokoh.
Seperti sabda Rasulullah,
yang artinya “ Barangsiapa yang memelihara dan mendidik seorang anak perempuan
diibaratkan ia telah memelihara kehidupan seluruh ummat manusia.”
“Barang siapa yang
mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat
bersamaku”
(Anas bin malik berkata : Nabi
menggabungkan jari-jari jemari beliau)
(HR. Muslim 2631)
Di suatu malam,
ketika aku hendak mengajar privat tetangga
rumah. Berselang beberapa rumah. Menyeberangi jalan yang cukup ramai dengan
mobil dan motor.
Bathinku menggelitik, ku coba menjelaskan pandanganku di keremangan malam yang tanpa purnama itu.
Bathinku menggelitik, ku coba menjelaskan pandanganku di keremangan malam yang tanpa purnama itu.
Ada dua orang anak perempuan, tengah
berjalan-jalan bersama. Aku menduga mereka adalah dua orang sahabat karib.
Setelah kuteliti wajahnya, ternyata ia adalah anak yang ku kenal dan akan aku
kunjungi rumahnya untuk mengajar privat. Setelah sampai, di rumahnya Ibunya menyambut
seraya berkata bahwa anaknya sedang keluar.
Entahlah, ada sedih
berdesir menerpa hatiku kala itu. Aku tidak pernah mau menyalahkan siapapun
atas kejadian itu. Hanya terkadang, aku hanya ingin bilang jangan sampai anak
kita merasa kesepian ketika di rumah sehingga lebih memilih mencari kenyamanan
di luar rumah.
Perhatikan Allah berfirman tentang
bagaimana seharusnya memperlakukan kaum wanita dalam ayat berikut:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا
وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَنْ
يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ
كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ
خَيْرًا كَثِيرًا
“Hai orang-orang yang beriman,
tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu
menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah
kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang
nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak
menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu,
padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An Nisa [4]:
19)
Terdapat ganjaran
yang besar bagi orang tua yang mengayomi anak perempuan mereka, berupa nikmat
syurga, terhalangi dari siksa api neraka, dan kedekatan bersama Nabi SAW.
Subhanallah ya, bagaimana Islam begitu
memuliakan kaum perempuan.
Mengambil sebuah quote bagus dari
status teman yang mengatakan bahwa,” hanya ada satu hal yang kurang dari
wanita, dia lupa bahwa dirinya begitu berharga.”
Wallahua’lam …
Jauh dari kata baik dan sempurna,
kritik serta saran sangat aku nantikan ya terhadap tulisan ini. Thank you …
Wassalamu’alaikum … Uhibbukum fillah J
muhammad sang revulisioner terkenal dunia akherat, saya bangga dengan islam,, makasih artikelnya berguna bangetz
BalasHapusketemu para blogger tasikmalaya yuks
klik foto saya