Sepenggal Kisah sederhana tentang perjuangan hidup
seorang gadis yang sederhana dan belum sempurna …
Tuhan pasti terdapat kisah yang luar biasa lainnya
di luar sana
Dan baru hanya sebagian yang aku ketahui dan alami
sendiri
Tuhan pasti masih banyak terdapat sepenggal kisah
perjuangan lainnya
Yang tentunya luar biasa dan patut di teladani
Pastinya masih banyak orang-orang yang lebih cerdas
dan lebih beruntung dibandingkan saya
Teman-teman sebaya yang lebih tangguh dan kuat menantang
masa menghadapi segala terjangan tantangan demi menggapai harap dan cita
kebaikan hidupnya …
Ataupun masih banyak teman-teman yang hidup dengan
curahan penuh perhatian kasih sayang orang tua untuk dapat memenuhi keindahan
perjuangan episode setiap kehidupannya …
Engkau memang adil Tuhan …
Semuanya terjadi dengan keMaha sempurnaan-Mu
Dengan rencana-Mu yang unik dan indah dan tak
tercapai oleh nalar kami yang lemah ini …
Yah, berbagai kisah berbagai cerita …
Yang mesti dilalui masing-masing orang …
Dan Tuhan aku begitu bersyukur atas setiap episode
kehidupan yang telah Engkau berikan padaku
Andai dapat kuucap syukur atas semua nikmat-Mu
Tapi aku takkan mampu Tuhan karena begitu banyaknya
nikmat yang Engkau berikan …
Setiap manusia
dilahirkan dengan memiliki keunikan dan jalan hidup masing-masing. Ada yang di
lahirkan dari orang tua polisi, dokter, guru, pejabat, negarawan, ustadz,
kayarawan, dsb masih banyak lagi.
Begitupun saya
dilahirkan di tengah keluarga petani. Ibu saya adalah ibu rumah tangga biasa
yang sangat luar biasa bagi saya. Ia adalah seorang ibu yang penyabar, kuat,
dan tegar mengahadapi tajamnya arus deras kehidupan. Pun bapak saya adalah seorang petani yang
rajin bekerja.
Saya adalah anak ke-5
dari 6 bersaudara. kakak saya hampir
semuanya perempuan, adik saya perempuan, dan hanya satu-satunya kakak
laki-laki saya. Ia adalah kakak paling ganteng diantara kami… :D
Saya sangat bersyukur
memiliki keluarga sederhana dan saudara seperti mereka. Semuanya memiliki
karakter yang berbeda-beda dan menjadikan kami begitu lengkap. Masa kecil
dilalui dengan indahnya kebersamaan bersama keluarga. Alhamdulillah, perbedaan
usia antara saya dan kakak saya tidak terpaut terlalu jauh. Jadi ketika saya tk
kakak saya baru sd kelas 2, 6, ada juga yang smp dst.
Bermain bersama,
hujan-hujanan, dan yang paling saya ingat kalau pagi-pagi atau sore hari kami
suka berkumpul di dapur demi menunggui mamah selesai memasak untuk kami.
Mungkin, namanya juga anak kecil yaa kita suka nyuruh mamah cepat-cepat
masaknya dalihnya kami sudah lapar mah. Dan jawaban mamah selalu mendamaikan
kami,” Ia nak sebentar lagi nasinya matang … sabar nak. Alhasil, kami ikut memasak bersama ada yang membantu menyiapkan nasinya,
menunggui tungku nya agar apinya tetap menyala dengan baik. Terkadang karena
sudah lapar kita makan nasinya panas-panas.
Tuhan, entah dimanakah
lagi saya menemukan sesosok wanita sesabar mamah. Merawat anak-anaknya dengan
penuh cinta. Kami semua begitu mencintai mamah. Sering kita membuat getuk kalo dalam istilah sunda nya. Jadi
nasi di campur kerupuk khas sunda dan dikasih ulekan bawang, kencur, dan garam.
Dan itu begitu nikmat kami makan.
Kemana-mana saya suka
ikut mamah, mamah pergi kemana pasti tak pernah terlewat dengan saya. Pernah
suatu ketika, shubuh-shubuh mamah dan bapak sudah berangkat ke sawah sedangkan
saya tidak ikut karena belum bangun. Dan ketika terbangun melihat tidak ada
mamah di rumah. Saya menangis kata kakak mamah sudah berangkat, saya langsung berlari
pagi-pagi menelusuri jalan-jalan di hutan, tanjakan dan turunan berbatu menuju
sawah yang di tuju seorang diri. Dan alangkah bahagianya saya ketika sudah
sampai melihat mamah sedang menunggui padi agar tidak dimakan burung-burung
nakal.
Ada kerinduan mendalam
pada hati …
Mamah adalah sosok
luar biasa bagi kami, ia mengajarkan
arti kesabaran, keshalehahan seorang wanita, dan ketaatan terhadap bapak
sebagai suaminya.
Ketika mamah ataupun
bapak sedang sholat, saya suka memandanginya dan ketika selesai saya
mendatanginya disambut uluran tangan kasih mereka untuk duduk di pangkuannya
bersama dzikir-dzikir syahdu, doa-doa qalbu setelah sholat. Dan itu begitu
damai terasa hingga sekarang saya begitu
merindukan kembali suasana seperti itu.
Sebelum shubuh, adalah
waktu dimana mamah sudah terbangun untuk sholat dan mengerjakan pekerjaan rumah
lainnya. Sedangkan yang lainnya masih tertidur pulas. Saya masih ingat waktu
kecil, saya bangun di sepertiga malam dan turun dari tempat tidur mencari mamah
dan beliau muncul dari dapur menyambut saya dengan pelukan hangat kasih
sayangnya.
Takdir tak bisa
dipungkiri, kebersamaan kami begitu singkat. Sampai Allah memanggil mamah lebih
dulu ke pangkuan-Nya. Waktu itu, usia saya 5 tahun dan adik baru 14 hari.
Anak kecil itu dulu tak
mengerti apa-apa. Ia masih suci dan mungil ketika beliau dipanggil. Mungkin
itulah cara Allah menyayangi beliau. Allah lebih sayang pada mamah dengan
mengambilnya lebih cepat dari kami.
Sewaktu kecil saya sering ikut bapak
mengantarkan mamah untuk berobat. Waktu itu saya belum mengerti, entah apa
penyakitnya. Yang jelas sampai detik-detik beliau dipanggil ia lebih sering
terbaring karena sakit dan saya paling sering di dekat beliau karena kakak yang
lainnya sudah bersekolah.
Banyak kisah yang
terkenang sampai sekarang, meskipun kebersamaan saya dengannya tak lama.
Ya Rabb … tidak ada
kebahagiaan terindah selain mamah berbahagia di syurga-Mu dan kami anak-anaknya
bisa menjadi anak-anak yang sholeh-sholehah berbakti serta membahagiakannya di
dunia dan akhirat. Jaga ia dalam cahaya
ampunan dan pangkuan damai-Mu.. Ya Rabb …
Mohon maaf yaa pembaca sekalian, jika tulisan saya kali
ini lebih ke cerita pribadi. Tapi, saya
merasa harus mengungkapkan bahwa saya begitu bersyukur pernah hidup bersama
mamah walau hanya sebentar.
Setelah mamah
meninggal, kami berenam tercerai berai bapak menikah lagi dan membawa adik
bersama istri barunya. Saya ikut bibi saya dan disekolahkan disana, serta kakak
yang lainnya satu sudah berkeluarga, dan yang 3 nya ikut ua di tempat dan
daerah yang berbeda-beda.
Dan itu menjadikan kami
sangat sulit untuk berkumpul bersama lagi. Ketika ada liburan sekolah itu waktu
emas bagi kami untuk berkumpul dan markasnya di rumah kakak saya yang sudah
berkeluarga … Alhamdulillah, kebersamaan yang begitu mahal bagi kami.
Cita-cita mungkin itu
hal yang terbersit dalam dada ketika saya sekolah. Sedari SD semangat saya
untuk selalu belajar begitu baik. Dari
kelas satu SD sampai kelas 3 SMP Alhamdulillah
saya selalu meraih peringkat pertama.
Terbersit pemikiran,
aku ingin menjadi seorang psikolog, menjadi seorang guru, menjadi seorang
penulis hebat, pengusaha, dan menjadi seorang perempuan, istri, dan ibu yang
hebat untuk keluarga serta memberikan sebanyak-banyaknya kebaikan dan manfaat bagi sesama.
Melihat keadaan di
lingkungan sekitar saya sangat ingin sekali menjadi seorang guru yang mampu
menginspirasi anak didiknya, memberikan ilmu dan semangat, dan memberi bekal
cerah bagi masa depan anak didiknya juga
masyarakat sekitar.
Saya suka guru dan
ingin menjadi seorang guru. Saya juga senang mengamati karakter orang yang unik
dan berbeda-beda.
Selalu ada cara Allah
untuk mengasihi hamba-hamba-Nya. Waktu itu tahun 2011, pas tahun kelulusan saya
dari SMP. Bisa dibayangkan bagaimana kebingungan saya, antara ingin melanjutkan
sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan melihat keadaan keluarga. Apalagi di lingkungan
saya dulu yang masih pedesaan belum terlalu banyak yang melanjutkan ke SMA/SMK
ada yang memutuskan untuk menikah setelah keluar SMP ada juga yang memutuskan
untuk bekerja.
Tapi hati saya selalu
menangis ketika melihat realita kalau saya harus seperti itu. Karena saya ingin
sekolah ingin melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Saya merasa
masih banyak sekali yang harus saya pelajari, dalami, dan alami untuk bekal
kehidupan yang lebih baik.
Waktu itu,
Alhamdulillah kakak saya yang ke-4 sudah bersekolah di Madrasah Aliyah (MA)
dengan beasiswa dari sekolahnya.
Lagi-lagi karunia Allah
selalu menghampiriku. Lewat ibu guru idolaku di SMP saya dipertemukan dengan kepala sekolah baru di SMP
ku dan ia bersedia menyekolahkan saya asalkan bersedia tinggal bersama beliau
di Tasik.
Dari situ, saya belajar
banyak hal. Mengenal keluarga baru, ada
ibu yang cerdas dan begitu profesionalnya menjadi seorang guru. Ada bapak yang
penyayang dan kepala sekolah yang hebat dan selalu berprestasi. Ada teteh yang
rajin dan gigih belajar demi menggapai cita-citanya. Ada adik laki-laki yang gagah
lagi lucu-lucunya masa remaja.
Tinggal bersama mereka
di lingkungan baru dan melanjutkan sekolah di SMK.
Adalah nikmat Allah
yang tak terhingga saya tinggal bersama keluarga yang penuh kasih sayang, pun
di sekolah bertemu teman-teman yang luar biasa. Ada kelas Akuntansi 4, Pelangiku
“Rohis Al-Jadid”, dan keluarga besar SMK N RAJAPOLAH.
Dari sana dan dari
mereka saya belajar banyak hal tentang kehidupan, kebersamaan, kekeluargaan,
dan keindahan ukhuwah.
Sampai ketika kami mau
lulus. Itu adalah perjuangan dan sepenggal kisah terindah bersama mereka
menggapai harapan diri. Kami berjanji ketika kami bertemu lagi nanti, kami akan
membawa warna indah pelangi masing-masing serta memancarkan sinar dan cahyanya
untuk alam sekitar.
Dan ketika saya ingin
melanjutkan kuliah, tercontreng lagi dari deretan mimpi bahwa saya di
pertemukan dengan Yayasan Bait Al-Hasan lewat tetangga saya di Tasik A Hafidz namanya,
bertemu ayah bunda dan teman-teman yang baik serta unik.
Hijrah kembali dari
tempat tinggal asal demi menuntut ilmu meskipun itu sangat jauh dari keluarga. Bersama ayah bunda dan teman-teman adalah
mutiara kehidupan.
Ingin sekali
kusampaikan terima kasih yang begitu mendalam untuk mamah dan bapak, keluarga,
saudara, Adik dan kakak-kakak saya,
semua Guru-guru saya yang hebat-hebat, Ibu dan Bapak sekeluarga yang telah mau
menerima saya menjadi keluarganya, Ayah bunda yang tak kenal lelah mendidik,
membimbing, dan menyekolahkan kami hingga sukses, teman-teman SMK, Rohis
Al-Jadid, dan masih banyak lagi …
Terima kasih kalian
adalah pelangi terindah …
Titipan Allah yang
begitu berharga
Tak terbalas kebaikan
dengan apapun
Tak ternilai keindahan
mutiara dan berlian semahal apapun …
Kalian adalah keluarga
Bersama alam kalian
adalah karunia Allah yang luar biasa bagi saya
Terima kasih yaa atas
segala kebaikannya
Dan mohon maaf atas
segala kekurangan dan ketidaktahuan diri …
Hanya doa-doa, iringan
kagum, dan mutiara-mutiara syukur dan terima kasih
Semoga rahmat Allah
senantiasa mengiringi kita dimanapun berada …
Alhamdulillah Ya Rabb …
Kini saya sedang
melanjutkan pendidikan S1 saya di Universitas Pamulang Fakultas Pendidikan
Ekonomi, melanjutkan kembali merajut mimpi di Yayasan Bait Al-Hasan …
Dari sebuah desa kecil
yang jauh dari kota di Ciamis, merantau ke Tasik kota santri, dan sekarang
Hijrah ke negeri Tangerang …
It’s all always have
fun …
Terima kasih Ya Rabb …
Terima kasih Ibu dan
Bapak …
Terima kasih Ayah bunda
…
Terima kasih untuk inspirator-inspirator kehidupan saya
yang mungkin tak diketahui orang tapi selalu ada dalam hati …
Kalian adalah idola
bagi kebaikan …
Kalian adalah pelangi
bagi indah kehidupan …
Satu yang pasti “ Menuntut Ilmu itu wajib bagi mukmin
laki-laki dan perempuan dari dalam kandungan hingga liang lahat”
And There is a will,
there is a way ..
You must need to
believe …
Bersama jarak yang
tercipta berharap kita saling mendoakan selalu ‘agar jalan-jalan setapak yang
dilalui dimudahkan menuju tujuan cita dan cahyanya.
Wassalamu’alaikum WR.WB
;)